Fakta Keselamatan Bermain Trampolin, Penting Diketahui Orangtua

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 25 Desember 2019 10:24
Fakta Keselamatan Bermain Trampolin, Penting Diketahui Orangtua
Jika dilihat sekilas, permainan ini cukup aman, padahal fakta justru sebaliknya.

Dream - Liburan semester yang bersamaan dengan libur akhir tahun, para orangtua biasanya membawa anak-anak mereka bermain di playground. Salah satu mainan favorit anak-anak adalah trampolin.

Mainan satu ini memang sangat seru dan menyenangkan. Si kecil bisa melompat sesuka hati hingga tubuhnya ke udara berkali-kali. Jika dilihat sekilas, permainan ini cukup aman, padahal fakta justru sebaliknya.

Trampolin termasuk mainan yang berbahaya dan butuh pengawasan ekstra saat anak memainkannya. Pasalnya, risiko kecelakaan saat bermain trampolin sangat tinggi.

" Anak di bawah 6 tahun sebaiknya tak bermain trampolin untuk meminimalisir risiko fatal seperti retak tulang, dislokasi, atau lebam. Dalam usia tersebut kemampuan anak mengontrol koordinasi otot dan gerak belum sempurna, jadi sangat berbahaya," kata Nicole Haynes, seorang dokter fisioterapi asal Australia.

 

1 dari 6 halaman

Panduan Aman Main Trampolin

Panduan Aman Main Trampolin © Dream

Ada panduan penting untuk keselamatan anak yang penting diketahui orangtua. Haynes memperingatkan, jika anak ingin bermain trampolin, sebaiknya hanya ada satu anak di area trampolin.

Hal ini untuk menghindari tubuh anak saling berbenturan yang bisa menyebabkan benturan keras.

Anak di bawah usia 6 tahun tidak diperbolehkan bermain trampolin. Untuk anak di atas 6 tahun boleh bermain trampolin tapi pastikan kondisinya sehat dan tak ada kerusakan pada trampolin.

Saat melompat, pastikan anak ada di posisi tengah untuk menghindari keluar dari trampolin. Ayah ibu, selalu dampingi anak saat bermain.

2 dari 6 halaman

Bersiap untuk Liburan Panjang? Selalu Bawa Mainan untuk Si Kecil

Bersiap untuk Liburan Panjang? Selalu Bawa Mainan untuk Si Kecil © Dream

Dream - Traveling bersama keluarga menjadi pilihan menyenangkan untuk menyambut libur akhir tahun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Sahabat Dream yang memiliki anak, terutama di usia balita.

Perjalanan panjang bisa membuat si kecil bosan dan cepat rewel. Apalagi jika anak dihadapkan dengan suasana baru serta kumpulan orang asing. Untuk mengatasinya, ayah ayah dan ibu bisa mengandalkani mainan untuk dibawa saat traveling.

" Dengan membawa mainan, anak akan punya sesuatu yang bikin dia merasa nyaman dan aman. Apalagi jika pergi ke tempat baru dan bertemu orang baru," papar Febiana Pratomo, M.Psi, Psikolog Klinis Anak dari Rumah Dandelion di Jakarta, Selasa 12 November 2019.

Ketika anak merasa risih dan mulai rewel, ajak si kecil ke tempat lebih tenang dan keluarkan mainan yang telah dibawa. Jika perlu, luangkan sedikit waktu untuk bermain bersama anak hingga ia merasa tenang.

 

3 dari 6 halaman

Pilih Mainan Favorit atau Mainan Baru

Pilih Mainan Favorit atau Mainan Baru © Dream

Jangan terlalu banyak membawa mainan. Pilih mainan favorit si kecil yang biasa dimainkan untuk membuatnya lebih rileks.

Pastikan mainan berbobot ringan dan praktis serta tidak terdiri dari beberapa bagian. Tujuannya agar mainan tidak tercecer dan tertinggal di tempat liburan.

" Selain mainan lama, bisa juga berikan surprise memakai mainan baru. Itu biasanya untuk menyiasati kalau dia bosan, misalkan di perjalanan yang memakan waktu lama," jelasnya.

 

4 dari 6 halaman

5 Jenis Permainan yang Penting Dimainkan Buah Hati

5 Jenis Permainan yang Penting Dimainkan Buah Hati © Dream

Dream - Bagi anak-anak, bermain adalah belajar. Setiap hal baru yang membuatnya penasaran dan memunculkan pengalaman, pastinya jadi pelajaran yang berharga.

Pada anak usia balita, mereka akan lebih mengerti suatu hal baru jika dikenalkan dengan cara yang menyenangkan yaitu bermain.

Menurut sosiolog Mildred Parten Newhall, adabeberapa tahap permainan yang berbeda sejak bayi hingga prasekolah.

Masing-masing tahapan memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari diri dan lingkungannnya. Berikut 5 permainan tersebut.

5 dari 6 halaman

Unoccupied Play

Unoccupied Play © Dream

Ingat ketika si kecil berusia 4 bulan duduk dan bermain dengan kakinya? Meskipun sepertinya dia tidak melakukan banyak hal, tapi sebenarnya sedang bermain.

Mengamati jari kaki dan menjadikannya mainan yang menarik. Ini pertanda kalau ia penasaran dengan anggota tubuhnya.

Solitary Play

Ketika anak begitu suka bermain sehingga dia tidak memperhatikan orang lain, berarti sudah memasuki tahap bermain sendiri atau mandiri. Biasanya muncul sekitar usia dua atau tiga tahun.

Jenis permainan ini sangat bervariasi tergantung pada anak. Bisa dengan bermain boneka, puzzle, mobil-mobilan atau benda kesukaannya. Solitary play memicu anak menghibur diri sendiri dan menjadi mandiri.

6 dari 6 halaman

Onlooker Play

Onlooker Play © Dream

Jika si kecil hanya melihat anak-anak lain melompat atau berseluncur berkali-kali tetapi tidak mau ikut, jangan khawatir. Ia baru saja memasuki tahapan onlooker play.

Dalam tahap ini anak baru belajar memperhatikan, muncul penasaran tapi masih takut. Ajaklah ke tempat bermain yang lebih ramai atau bersama sepupu-sepupu dekatnya.

Parrarel Play

Fase ini biasanya saat si kecil berusia 2 atau 3,5 tahun. Yaitu ketika ia dan teman-temannya bermain dengan mainan yang sama, tapi tidak terlibat satu sama lain.

Biasanya karena anak masih memiliki kepemilikan yang tinggi dan belum tahu cara bermain dengan orang lain. Nantinya anak akan belajar cara bergiliran, memperhatikan teman, dan meniru perilaku yang tampaknya berguna atau menyenangkan.

Cooperative Play

Masuk usia 4 atau 5, anak akan mulai bisa bermain bersama. Melibatkan anak pada aktivitas kelompok akan sangat baik. Seperti ikut dalam tim bola, marching band atau permainan kelompok. Anak akan belajar bersosialisasi, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berinteraksi dengan orang lain.

Sumber: Pure Wow

 

 

Beri Komentar