VMD House/ Foto: VMD House
Dream - Kebutuhan akan rumah dalam memang jadi hal yang mendasar. Salah satu material yang sering dimanfaatkan untuk membuat rumah adalah kontainer bekas. Sebuah ide dikembangkan dengan apik oleh Perusahaan Meksiko Studioroca yang menciptakan VMD (Vivienda Minima de Descanso).
Sistem perumahan prefabrikasi yang bisa dimanfaatkan untuk rumah akhir pekan yang simpel dan ramah lingkungan. Dikutip dari HouseBeautiful, setiap unit dibangun dari kontainer dan dilengkapi dengan teknologi rumah pintar dan perabot berkualitas.
Unit-unit tersebut dibangun di pabrik-pabrik yang dikendalikan iklim dan dikemas menggunakan Viroc, membuat pengiriman tahan terhadap kerusakan air dan kebakaran.
Rumah kontainer dapat disesuaikan dengan kebutuhan juga. Misalnya, pelanggan dapat memilih unit satu kamar tidur atau dua kamar tidur, serta memilih gaya hunian, dan fasilitas apa yang akan ditawarkan.
VMD House/ Foto: VMD House
Bagi mereka yang ingin rumah lebih ramah lingkungan, dapat memilih panel surya, sistem pemanen air hujan, dan toilet dengan insinerasi. Rumah-rumah ini perlu dipesan setidaknya 99 hari sebelumnya untuk memberikan waktu konstruksi di pabrik.
VMD House/ Foto: VMD House
Setelah itu, dibutuhkan waktu seminggu bagi para pekerja untuk memasang rumah di lokasi. Rumah dapat ditempatkan di hampir semua lokasi yang dapat diakses dengan trailer dan derek besar, tanpa perlu fondasi yang rumit dan izin bangunan yang minimal.
Menarik, bukan? Harga rumah kontainer mewah ini sebesar US $50.000 atau Rp701 juta.
Dream - Siapa yang tak mau memiliki rumah sendiri. Masalah lahan dan biaya biasanya jadi penghambat utama. Sebuah terobosan agar makin banyak orang memiliki rumah dilakukan oleh Cubo Modular, perusahaan properti modular yang berbasis di Filipina.
Cubo mengembangkan rumah modular atau rumah prefabrikasi yang terdiri dari beberapa bagian. Rumah itu terbuat dari komponen prefabrikasi yang dikirim ke lokasi perakitan, misalnya di lahan kosong. Ini membuatnya mudah untuk merakit rumah, jika ditotal hanya memakan waktu 4 jam untuk membuat rumah dan bisa langsung pindah.
“ Kami menggunakan sistem bangunan panel dengan mengirimkan panel lantai, panel dinding, panel atap - di lokasi dengan semua komponen listrik, pipa ledeng, dan mekanik yang sudah terpasang sebelumnya," ujar Earl Forlales, CEO dan salah satu pendiri Cubo Modular, dikutip dari SmartParenting.
Ia menambahkan, hal ini secara drastis mengurangi waktu karena pembangunan rumah dan pondasi dilakukan pada waktu yang bersamaan. Rumah juga ramah lingkungan karena terbuat dari bambu artifisial yang tahan rayap dan kelembapan.
Dok: Cubo Modular
“ Kami menyiapkan lokasi bangunan dengan bantuan salah satu mitra pembangun Cubo kami. Sementara mereka mempersiapkan pondasi, tangki septik, saluran air [dan] listrik, kami sudah membuat rumah di dalam pabrik kami, ujar Earl.
Cubo saat ini memiliki tiga model yang hadir dalam berbagai harga dan ukuran. Tipe yang paling terjangkau adalah Batanes Origin, rumah compact yang memiliki ruang terbuka 6,5 ??meter persegi dan dengan opsi yang dapat disesuaikan. Harganya Php89.000 atau Rp26,2 juta.
Model terbesarnya adalah Sarangani, dengan luasnya 29 meter persegi. Hadir dalam pilihan Standar dan Loteng. Ini adalah rumah loteng ganda dengan 2 kamar tidur yang dapat memuat tempat tidur queen dan single, ditambah tiga sampai 4 tempat tidur single di loteng.
Tertarik memilikinya?
Dream - Hunian yang ramah lingkungan kini sedang banyak dikembangkan. Mengandalkan material daur ulang yang berkualitas dan mencipatkan rumah yang tetap nyaman ditinggali dan tampak megah.
Seperti yang dilakukan biro arsitek asal Australia, LCA Architetti. Dengan memanfaatkan gabus, jerami, dan kayu bekas, tim arsitek membangun rumah sederhana menghadap ke hutan di kota kecil Magnago, Italia.
Foto: LCA Architetti
Rumah ini dinamani The House of Wood, Straw and Cork. Pemiliknya merupakan seorang pasangan muda yang ingin hidup lebih ramah lingkungan dan hangat dengan alam sekitarnya.
LCA Architetti sengaja membuat desain rumah yang mempertahankan fokus pada lingkungan pedesaan sambil meminimalkan dampak lingkungannya. Digunakan bahan konstruksi alami yang dapat didaur ulang, termasuk struktur kayu prefabrikasi, jerami insulasi dan penutup yang terbuat dari gabus - bahan yang dapat diperbarui, tahan, dan dipanen dari kulit pohon ek gabus.
" Klien menginginkan rumah yang bersentuhan langsung dengan alam, bangunan yang sehat dan ramah lingkungan, di mana mereka dapat menikmati hal-hal kecil," kata salah satu arsitek, Luca Compri.
Ukuran dan bentuk menyerupai lumbung pertanian tua. Klasik tak banyak detail tapi tetap berkesan modern dan megah. Penggunaan gabus pada rumah memberikan lapisan yang efisien untuk fungsi termasl dan jerami membantu meminimalkan kebutuhan energi bangunan.
Jerami yang selama ini digunakan untuk mengisolasi bangunan semuanya diperoleh dari tanaman padi yang dibuang oleh petani setempat. Berbagai panel surya di atap dan pompa panas sumber udara membantu mengurangi konsumsi energi rumah lebih lanjut.
Sumber: Dezeen
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi