Jangan Asal Pakai, Ketahui Hukum Islam Orangtua Menggunakan Uang THR Anak

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 29 April 2023 14:01
Jangan Asal Pakai, Ketahui Hukum Islam Orangtua Menggunakan Uang THR Anak
Dalam Islam harta seorang muslim terjaga dan tidak boleh diambil tanpa hak.

Dream - Idul Fitri baru saja usai, anak-anak biasanya sangat girang karena mendapat banyak uang dari kerabat dan saudara-saudaranya yang sudah bekerja. Uang tersebut biasanya digunakan untuk membeli mainan atau barang yang sudah lama jadi incaran anak.

Lalu bagaimana dengan anak yang masih kecil? Uang mereka tentu saja disimpan oleh para orangtua. Hati-hati dengan uang Lebaran atau THR anak ini, jangan asal memakainya karena dikutip dari Muslimah.or.id, dalam Islam harta seorang muslim terjaga dan tidak boleh diambil tanpa hak.

Hukumnya haram mengambil harta milik orang lain tanpa hak. Allah Ta’ala berfirman:

Albaqarah 188

Artinya: “ Janganlah kalian makan harta sesama kalian secara batil” (QS. Al Baqarah: 188).

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:

Al Bukhari 1742


Artinya: “ Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian (untuk ditumpakan) dan harta kalian (untuk dirampas) dan kehormatan (untuk dirusak). Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini” (HR. Bukhari no. 1742).

Boleh mengambil harta orang lain jika melalui muamalah yang benar dan sah seperti: jual beli, hadiah, hibah, waris, wasiat, sedekah, nafkah dan akad-akad yang lainnya. Allah ta’ala juga berfirman:

Annisa 29

Artinya: “ Wahai orang-orang berfirman janganlah kalian makan harta sesama kalian secara batil, kecuali dengan jual-beli yang disertai keridaan dari kalian” (QS. An Nisa: 29).

 

1 dari 5 halaman

Apakah Harta Anak Adalah Harta Orangtua?

Jawabnya, harta anak adalah hak anak dan milik anak, bukan milik orang tua sama sekali. Sebagaimana hukum asal harta seorang muslim. Buktinya, jika seorang anak meninggal, maka ayah dan ibunya mendapatkan harta waris dari anaknya sebesar 1/3 atau 1/6. Ayah dan ibunya tidak mendapatkan seluruh hartanya. Allah ta’ala berfirman:

Annisa ayat 11

Artinya: “ Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam” (QS. An Nisa: 11).

Ini menunjukkan bahwa harta anak tidak otomatis menjadi harta orang tua. Sehingga uang THR anak atau uang lebaran mereka adalah milik mereka, tidak boleh diambil oleh orang tua dengan cara batil.

 

2 dari 5 halaman

Anak Kecil Termasuk Mahjur

Harta anak kecil yang belum baligh itu statusnya mahjur, yaitu harta tersebut harus ditahan oleh walinya. Tidak boleh dibiarkan untuk dibelanjakan oleh mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Annisa ayat 5


Artinya: “ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik” (QS. An Nisaa’: 5)

Ath Thabari dalam Tafsir-nya menjelaskan:

Ath Thabari


Artinya: “ Dari Al Hasan, ketika menafsirkan [Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta mereka], beliau mengatakan: maksudnya jangan berikan harta anak-anak kecil dan wanita (yang tidak bisa mengatur harta) kepada mereka”.

Ini juga tafsiran dari As Suddi, Adh Dhahhak, Mujahid, dan lainnya. Harta anak kecil yang belum baligh mahjur (ditahan) karena dikhawatirkan akan dihabiskan dan disia-siakan jika diberikan kepadanya. Sebab akalnya belum sempurna, dan belum tahu bagaimana membelanjakan harta dengan benar. Ibnu Balban rahimahullah dalam Al Akhshar Al Mukhtasharat mengatakan:

Ibnu Balban

Artinya: Pasal: wajib ditahannya harta anak kecil, orang gila, orang dungu karena ketidak-sempurnaan akal mereka”.

Batasan menahan harta mereka adalah sampai mereka baligh atau sampai mereka dianggap mampu untuk mengatur harta dengan baik. Barulah ketika itu boleh diserahkan harta mereka kepada mereka. Ibnu Balban rahimahullah dalam Al Akhshar Al Mukhtasharat mengatakan:

 

Ibnu Balban

Artinya: Anak yang sudah baligh dan matang akalnya, atau orang gila yang sudah waras dan sehat akalnya, maka ketika itu dihentikan penahanan hartanya”.

Dengan demikian uang THR atau uang lebaran anak-anak yang masih kecil, semestinya disimpan oleh orang tuanya, tidak boleh diberikan kepada mereka kecuali jika mereka sudah baligh atau bisa mengatur hartanya dengan baik. Penjelasan selengkapnya baca di sini.



3 dari 5 halaman

Sebelum Bekerja Berilah Kecupan Hangat untuk Anak, Ikuti Sunnah Rasulullah

Dream - Tak semua orangtua terbiasa mengungkapkan rasa sayang dengan kecupan dan pelukan. Biasanya, para ayah begitu kaku saat ingin memeluk dan mencium anak-anaknya.

Ungkapan cinta biasanya dilakukan dengan cara lain, seperti membelikan barang kesukaan anak, menurutinya atau mengantarkannya ke mana pun. Mulai sekarang, cobalah untuk selalu mengecup kening, pipi atau tangannya.

Ikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam mengungkapkan rasa sayang pada anak kecil. Dikutip dari NU Online, Sahabat Abu Hurairah RA mendokumentasikan cinta kasih Rasulullah saw terhadap anak-anak dan cucunya. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 156).

Abu Hurairah

Artinya, " Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia bercerita, Rasulullah saw mencium cucunya, Hasan bin Ali ra. Di dekatnya ada Aqra‘ bin Habis At-Tamimi. Aqra‘ merespons, ‘Aku memiliki 10 anak. Tidak satupun pernah kucium.’ Rasulullah saw mengalihkan pandangan kepadanya, ‘Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang,'" (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi).

Jadi, jangan ragu untuk terus menerus memberi kecupan pada anak-anak. Terutama ketika mereka pergi ke sekolah/kampus. Kecup keningnya dan bacakan sholawat serta mohonlah kepada Allah SWT agar terus melindungi buah hati tercinta.

Lantunan doa dan sholawat untuk anak anak sambil mengecup keningnya, Insyaallah akan dirasakan anak hingga ke hatinya. Penjelasan selengkapnya baca di sini.

 

4 dari 5 halaman

Rasulullah Ingatkan Orangtua Hati-hati Berucap Pada Anak, Bisa Jadi Doa

Dream - Kesabaran jadi modal penting dalam mengasuh anak. Ada kalanya anak-anak menurut dengan aturan dan perintah orangtua. Sementara, ketika mereka sudah mulai pintar dan dewasa, seringkali sudah memiliki argumennya sendiri dan tak mau menurut.

Orangtua memang harus lebih bijak saat menghadapi anak yang berargumen. Hindari menghadapinya dengan emosi meletup dan dianjurkan untuk memperbanyak istigfar. Islam mengingatkan untuk tetap menjaga lisan dan hati-hati berucap saat menghadapi anak.

Terkadang ketika sedang marah, ada ucapan buruk yang tak sengaja terlontar. Pastikan saat marah dengan anak, jangan sampai keluar ucapan penuh sumpah buruk apalagi sampai melaknat.

 

5 dari 5 halaman

Pesan Rasulullah SAW

Seperti hadist berikut yang dikutip dari BincangMuslimah.

 

HR Muslim

Artinya: dari Jabir berkata,……”Kami pernah berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dalam peperangan Buwath, beliau mencari Al Majdi bin Amru al Juhani. Unta yang diberi minum dijaga oleh lima, enam dan tujuh orang, kemudian salah seorang penunggu unta dari Anshar mengelilingi unta miliknya, setelah itu unta diderumkan kemudian ia naik. Ia menggusah untanya tapi tetap saja diam, lalu ia berkata pada untanya: Hus, semoga Allah melaknatmu. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya: “ Siapa yang melaknat untanya itu?” ia menjawab: Saya, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “ Turunlah, jangan menyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian, janganlah kalian menepati saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Ia akan mengabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim)

Terdengar mudah, tapi sebenarnya butuh pengendalian diri yang sangat besar. Terutama saat menghadapi tingkah laku anak-anak yang sangat menguras emosi, sementara orangtua dalam kondisi lelah. Rasulullah SAW mengingatkan agar harus berhati-hati saat mengungkapkan rasa kecewa pada buah hati. Selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar