Dream - Meninggalnya putra semata wayang pesinetron Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas karena tenggelam, sangat mengagetkan. Saat kejadian sang anak yang masih berusia 6 tahun berenang di kolam renang umum.
Saat itu anaknya sedang tak didampingi ayah dan ibunya, tapi oleh orang kepercayaan Tamara. Hingga kini Tamara dan mantan suaminya, Angger Dimas belum melihat CCTV saat kejadian.
Insiden tersebut mungkin memicu kekhawatiran orangtua yang putra putrinya suka berenang, terutama di kolam renang umum.
Risiko tenggelam selalu ada dan keamanan jadi hal utama yang harus diperhatikan saat anak berenang. Sebelum membawa anak ke kolam renang, penting untuk memberitahu soal keamanan, terutama pada anak belum lancar berenang.
" Hampir 70% kasus tenggelam terjadi ketika anak-anak sedang tidak berenang. Mereka mungkin sedang bermain di pinggir kolam atau menyelinap. Kita harus mengajari anak-anak bahwa air bisa berbahaya, seperti halnya mobil,” kata Tina Dessart, direktur program Make a Splash dari USA Swimming Foundationd, yang berfokus pada pentingnya belajar berenang.
Menurut Dessart, tanamkan pada anak jangan mendekati kolam tanpa pengawasan orang dewasa. Bukan hanya ketika dalam kolam, bahkan duduk saja di pinggir kolam atau ketika berdiri, tetap harus diawasi, karena apapun bisa terjadi.
" Orangtua harus terus menanamkan hal ini pada anak," ujarnya.
Pengawasan intensif juga harus dilakukan ketika anak berada di sekitar kolam dan ketika sedang berenang. Jangan mengandalkan pengawas saja, karena kadang jangkauan penglihatannya terlalu jauh.
Hal yang juga sangat krusial dan sering dianggap remeh, yaitu hindari mengawasi anak yang berenang sambil bermain HP. Terutama jika anak belum bisa berenang, baik ketika di kolam kecil atau pun area permainan.
Dalam hitungan detik apapun bisa terjadi. Efeknya bisa sangat fatal, untuk itu jangan lengah sedikit pun ketika mengawasi anak di kawasan kolam renag, terutama yang belum bisa berenang.
Penting untuk mengetahui seperti apa anak yang sedang kesulitan di dalam air. Anak tenggelam biasanya terjadi tanpa suara dan sangat cepat, sering kali ketika mereka berada dalam posisi vertikal di dalam air dengan kepala menghadap ke belakang.
Berbeda dengan apa yang sering dilihat film, seorang anak jarang memercik, mengayun-ayunkan lengannya, atau berteriak minta tolong. Anak bisa tenggelamn bukan hanya ketika tak bisa berenang, tapi juga ketika pernapasannya terhalang air.
Pernapasan yang tertutup cairan membuat anak sulit mengendalikan diri, tak mampun bernapas dan tenggelam. Bukan hanya berada di air, anak juga bisa mengalamai dry drowning atau komplikasi yang bisa dialami anak setelah tenggelam.
Anak memang tidak tenggelam di air, tapi ketika naik ke permukaan terdapat masalah pada pernapasannya. Gejala yang muncul biasanya pernapasan pendek atau sesak, batuk, muntah, kelelahan atau kantuk berlebihan, dan perubahan perilaku.
Bila memang terdapat gejala demikian, segera bawa anak ke IGD terdekat untuk mendapat pertolongan.
Sumber: Parents
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik