Penyakit Campak/ Foto: Shutterstock
Dream - Kasus campak saat ini tengah jadi perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pasalnya sejumlah daerah mengalami peningkatan pasien campak yang sangat signifikan.
Kondisi tersebut sampai membuat Kemenkes menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 31 provinsi di Indonesia. Laporan ini tercatat hingga Desember 2022.
" Jumlah kejadiannya sampai dengan Desember 2022 dilaporkan dari 31 provinsi. Pasiennya hampir di semua umur," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Merdeka.com, 19 Januari 2023.
Dari data Kemenkes, kasus campak yang dilaporkan dari daerah berjumlah 3.341 kasus di 223 kabupaten dan kota. Untuk itu penting mengetahui gejala campak yang seringkali dianggap keluhan biasa.
Campak, banyak menyerang anak-anak, dan keluhan yang muncul awalnya seperti flu lalu muncul kemerahan pada kulit. Beberapa pasien juga mengalami mata merah, batuk, pilek, demam, diare, bahkan meningitis.
Menurut Nadia jumlah kasus campak di Indonesia saat ini memang meningkat sebesar 32 kali lipat. Hal tersebut karena cakupan imunisasi sepanjang kurun 2020 hingga 2022 tidak sesuai target.
Dalam kurun waktu tersebut, memang layanan kesehatan sepanjang pandemi Covid-19 fokus pada upaya pengendalian SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mengalami penurunan. Dari target imunisasi campak 92 persen hanya tercapai 84 persen.
Imunisasi campak diberikan bersamaan dengan vaksin Rubella dalam satu paket vaksin Campak-Rubella sebanyak tiga kali suntikan, yaitu pada umur 9 bulan, 18 bulan dan pada anak setara kelas 1 SD/MI/sederajat. Bila memang si kecil belum mendapat vaksin campak, segera lengkapi di fasilitas kesehatan.
Dream - Salah satu penyakit yang sangat mudah menular ada anak adalah campak. Penyakit ini penularannya melalui percikan ludah yang keluar dari batuk, bersin, atau pilek. Berhati- hatilah jika membawa anak ke dalam ruangan yang terdapat pasien campak atau membawanya ke area publik yang padat.
Virus tersebut bisa terpapar dengan mudah, apalagi jika anak belum divaksin. Komplikasi dari penyakit campak bisa menjadi masalah yang serius, meskipun pada umumnya campak bukan penyakit berbahaya.
Pasalnya, satu dari tiga anak yang terinfeksi campak akan mengalami komplikasi seperti infeksi telinga, diare, pneumonia, atau radang otak. Cara terbaik mencegah campak melakukanvaksin campak secara lengkap yang biasanya diberikan pada saat anak berusia satu tahun dan empat tahun.
Untuk gejalanya sendiri, tak selalu muncul merah-merah. Kadang ruam pada campak tidak keluar. Gejala yang sangat kentara yaitu anak demam, hidungnya berair, matanya memerah, batuk kering dan terdapat bercak dalam mulut.
Segera periksakan ke dokter jika anak mengalami demam selama lebih dari tiga hari. Jika memang anak terkena campak biasanya akan diberikan obat antivirus dan pereda gatal.
Pengobatannya tidak membutuhkan antibiotik, karena campak disebabkan virus bukan bakteri.
Pastikan juga ia beristirahat di rumah dan tak melakukan banyak kontak dengan orang lain. Ummumnya penyakit campak ini berlangsung hingga 10 hari. Perbanyak juga minum air putih atau jus buah segar agar anak tak dehidrasi.
Laporan Gemma Fitri Purbaya/ Sumber: KidSpot
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025



Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya