TikTok
Dream - Banyak sekali tantangan atau challenge di media sosial yang membuat penasaran anak-anak. Salah satunya Blackout Challenge di TikTok. Tantangan tersebut memang sangat berbahaya dan berakibat fatal.
Tantangan tersebut membuat seseorang mendokumentasikan saat menahan napas atau mencekik diri sendiri menggunakan tangan, sampai mereka pingsan atau kehilangan kesadaran. Korbannya sudah cukup banyak, salah satunya bocah 9 tahun asal Wisconsin, Amerika Serikat.
Bocah tersebut ditemukan keluarganya meninggal dunia setelah ikut Blackout Challenge di TikTok pada Februari 2021 lalu. Pihak keluarga rupanya tak mau hal ini terjadi lagi pada anak lainnya dan mengambil langkah hukum.
Mereka secara hukum pada 6 Juli 2022 kemarin menuntut TikTok, sebagai platform yang menyediakan tantangan tersebut. Keluarga anak tersebut baru saja mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Los Angeles County bersama dengan tim dari Social Media Victims Law Center.
“ TikTok harus bertanggung jawab karena mendorong konten mematikan ke dua gadis muda ini,” ujar Matthew P. Bergman, pengacara dari Social Media Victims Law Center, dikutip dari Cafemom.
" TikTok telah secara khusus mengkurasi dan menentukan bahwa video Blackout Challenge ini - video yang menampilkan pengguna yang sengaja mencekik diri mereka sendiri hingga kehilangan kesadaran - pantas dan cocok untuk anak-anak kecil," isi gugatan tersebut.
Sumber: Cafemom
Dream - Membuat tantangan di media sosial jadi hal yang cukup umum. Biasanya berupa tantangan dance, makan makanan tertentu atau hal lain yang biasanya untuk senang-senang dan seru-seruan.
Salah satu tantangan yang kini sedang tren adalah " BlackOutChallenge" . Tantangan tersebut begitu populer di TikTok, media sosial yang kini sangat diminati para remaja.
Challenge ini mengharuskan mereka yang mencobanya untuk menahan napas cukup lama hingga pingsan. Seorang ibu di Australia mengungkap tentang bahanya tren ini dengan harapan orang tua lain juga melakukan yang sama.
" Saya berlari menaiki tangga, dan ketika saya menaiki tangga, saya bisa mendengarnya seperti kesakitan," katanya dikutip dari Parents.
Dalam sebuah wawancara, dia menggambarkan bagaimana jendela kamar tidur putranya hanya berjarak beberapa kaki dan dia beruntung dia tidak jatuh melalui jendela itu setelah pingsan.
" Saya telah mengetahui betapa berbahayanya ini, dan anak-anak di seluruh dunia telah kehilangan nyawa. Ini sebenarnya cukup menakutkan, dan cukup serius. Sejak saat itu, saya memiliki kecemasan yang sangat besar atas video ini dan lainnya yang beredar di TikTok," ungkap ibu tersebut.
Pihak TikTok sendiri berusaha menghapuskan tagar-tagar " BlackOutChallenge" . Itu karena muncul laporan banyaknya anak remaja yang pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan tantangan ini.
Pada 2021 lalu, bocah berusia 12 tahun asal Colorado meninggal dunia setelah melakukan tantangan ini. Para orangtua diharapkan lebih melek tekologi dan tren di media sosial.
Beberapa tren memang bisa sangat membahayakan anak-anak. Untuk mencegahnya, bukalah diskusi dengan buah hati terutama yang sudah aktif bermain media sosial.
" Orang tua perlu berbicara dengan anak-anak tentang media sosial, sama seperti tekanan teman sebaya, tv, dan hal apa pun," kata Samantha Rodman Whiten, psikolog klinis dan pendiri Dr. Psych Mom.
Menurutnya tak perlu langsung melarang anak menggunakan media sosial. Kuncinya adalah membuat anak memiliki pemikiran kritis dengan apa yang ada di media sosial.
Weisner mengatakan, untuk membuka diskusi bisa dengan mengajukan pertanyaan dan kemudian mendengarkan. Dia menawarkan beberapa pertanyaan untuk digunakan orangtua untuk memulai beberapa percakapan dengan anak-anak soal media sosial.
Ayah bunda bisa mengajukan pertanyaan berikut pada anak untuk membuat diskusi lebih mendalam soal media sosial.
- Pernahkah Anda mendengar tentang tantangan media sosial?
- Apakah ada tantangan yang pernah kamu dengar ternyata berbahaya atau tidak aman?
- Tanpa menyebut nama, apakah kamu secara pribadi mengenal siapa saja yang pernah mengikuti tantangan media sosial?
- Menurut kamu mengapa kegiatan ini disebut sebagai 'tantangan'?
" Fokusnya adalah untuk berbicara dengan anak-anak dalam spektrum yang lebih besar tentang bagaimana pengaruh luar dapat berbahaya atau membantu, dan ajari mereka untuk mengenali hal positif dan negatifnya," kata Dr. Weisner.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan