Ilustrasi
Dream - Perayaan tahun baru Hijriah 1433 jatuh pada 10 Agustus besok. Kita biasanya menyebutnya dengan sebutan bulannya anak yatim, artinya sebisa mungkin saat Muharram kita membagikan kasih sayang pada anak-anak yang kurang beruntung karena kehilangan kedua orangtuanya.
Bulan Muharram ini memang memiliki fadhilah atau keistimewaan bagi anak yatim seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dikutip dari DalamIslam.com, dalam Alquran ada banyak sekali perintah untuk menyantuni anak yatim terutama di bulan Muharram.
“ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS An-Nisa : 36)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah melarang untuk takabur, sombong, atau membanggakan diri atas harta yang dimiliki. Untuk itu, menghindari kesombongan dan berbangga diri terhadap harta salah satunya kita memberikannya dan berbuat baik kepada mereka yang perlu disantuni salah satunya anak yatim yaitu anak yang sudah kehilangan ayahnya namun masih membutuhkan nafkah dan sosok ayah.
Dalam hadist pun terdapat informasi mengenai keutamaan menyantuni anak yatim. Ada beberapa keutamaan anak yatim sehingga bagi kita yang menyantuninya akan mendapatkan pahala yang besar.
“ Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Artinya : “ Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya (HR Bukhari)
Dari hadist di atas, dijelaskan bahwa dengan menyantuni anak yatim, kita bisa mendapatkan balasan di surga. Hal ini tentu diinginkan oleh semua orang dan balasan di surga adalah sebaik-baiknya kebahagiaan atau kebahagiaan sejati. Libatkan buah hati untuk berbagi dengan anak yatim, misalnya membuat bingkisan atau menyiapkan amplop yang akan dibagikan.
“ Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa menyantuni anak yatim, apalagi sampai memberikan tempat tinggal, memberikan jaminan dan kehidupannya akan sama dengan pahala orang yang berjihad. Tentu pahala berjihad di jalan Allah atau berjuang di jalan Allah adalah pahala yang terbaik karena dengannya kita dengan harta, jiwa, dan kesungguhan untuk menggapai ridho dan balasan Allah kelak di akhirat.
“ Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (HR. AT – Thabrani)
Tidak semua orang akan selamat di hari kiamat atau akhirat nanti. Orang-orang yang menyantuni anak yatim lah yang akan mendapatkan balasan di akhirat dengan dipermudahnya atau dillindunginya ia saat hari kiamat.
Menyantuni anak yatim sebenarnya bisa dilakukan kapan pun. Bukan hanya saat bulan Muharram. Akan lebih baik jika setiap bulan menyisihkan harta untuk dibagikan pada anak-anak yatim di sekitar. Hal ini juga bisa melatih buah hati untuk berbagi.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Doa anak yang saleh dan saleha menjadi amalan yang tidak akan putus meskipun orangtua telah meninggal dunia. Sahabat Dream pasti sudah sering mendengar hadist tersebut.
Kehadiran anak dalam keluarga memang begitu bermakna, bisa jadi penolong orangtuanya di akhirat. Sebaliknya, anak juga bisa memicu penyesalan bagi orangtua karena salah dalam mendidik dan mengasuh. Anak bisa menjadi musuh bahkan petaka bagi orangtua.
Allah mengingatkan kepada orang-orang yang beriman dalam firman-Nya, di surah At-Taghabun ayat 14-15:
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara isteri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar" .
Dikutip dari NU Online, Islam memerintahkan pemeluknya untuk menjaga tak hanya dirinya sendiri tapi juga keluarganya dari berbagai hal buruk yang dapat menjerumuskan pada kerugian di dunia, lebih-lebih kerugian di akhirat. Hal ini tertulis di Al Qur’an surah At Tahrim ayat 6:
Artinya: " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" .
Salah satu instrumen penting dalam menjaga anak dari mudarat-mudarat tersebut adalah melalui pendidikan. Prosesnya dilakukan bisa sejak anak masih bayi. Secara garis besar, pendidikan untuk sang buah hati meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pendidikan aqidah
Pendidikan aqidah pertama kali melalui lantunan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri ketika anak dilahirkan. Jika dirinci setidaknya terdapat 26 kalimat sebagai bentuk pendidikan aqidah, yaitu:
a. 10 kalimat takbir
b. 3 kalimat syahadat tauhid
c. 3 kalimat syahadat rasul
d. 3 seruan shalat
e. 3 seruan meraih kebahagiaan yang haqiqi
f. 2 pernyataan ditegakkannya solat
g. 2 kalimat tahlil
Pendidikan Ibadah
Sebagaimana masuk dalam 26 kalimat tersebut di atas terdapat 3 kalimat seruan untuk melaksanakan shalat. Ini menunjukkan pentingnya solat sebagai bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT. Sebagai muslim minimal 5 kali sehari semalam menjalankan solat
Pendidikan akhlak
Pendidikan akhlak pertama kali dikenalkan orang tua melalui ibadah sunnah aqiqah. Sesuai dengan hadits Rasulullah: “ Bahwa setiap anak tergadai dengan akikah yang disembelih pada hari ke tujuh kelahiran anak.” (HR. Ahmad). Dengan akikah diharapkan seorang anak akan memberikan pertolongan kepada orangtuanya kelak di hari kiamat.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN