Sering Pakai Pompa ASI Elektrik, Ternyata Ada Efek Sampingnya

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 9 Februari 2023 10:47
Sering Pakai Pompa ASI Elektrik, Ternyata Ada Efek Sampingnya
Ketahui beberapa penyebab pompa ASI elektrik tak direkomendasikan untuk digunakan setiap hari.

Dream - Bagi ibu bekerja, menyetok air susu ibu perah (ASIP) jadi hal wajib jika ingin memberikan ASI eksklusif. Untuk memudahkan dan mempercepat proses memompa, kini banyak sekali breast pump elektrik, bahkan ada yang jenisnya free hand.

Mesin pompa ASI tinggal dipasang di payudara, ibu pun bisa melakukan berbagai aktivitas, termasuk bekerja depan laptop. Sangat praktis dan irit waktu. Ternyata, penggunaan pompa ASI elektrik ini tak dianjurkan untuk dipakai terlalu sering.

Ketahui beberapa penyebab pompa ASI elektrik tak direkomendasikan digunakan setiap hari, dikutip dari KlikDokter.com.

Nyeri dan Sulit Menentukan Gerakan yang Nyaman
Pompa ASI manual bisa mengandalkan kekuatan tangan, namun, mesin pompa ASI elektrik harus diatur terlebih dahulu sebelum dipakai. Untuk menemukan pola gerakan yang tepat kadang harus dilakukan berulang dan memicu rasa nyeri pada payudara. Pengaturan pompa ASI elektrik ini harus dilakukan individual.

“ Pompa itu cocok-cocokkan. Pengaturannya wajib disesuaikan individual dengan kondisi ibu. Bila tekanannya terlalu keras, payudara dan puting akan bermasalah. Tapi, kalau pengaturannya terlalu rendah, ASI justru hanya keluar sedikit,” ujar dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter.

 

1 dari 5 halaman

Memompa secara Berlebihan

Pompa elektrik juga jadi pilihan karena membuat tangan tidak pegal saat memerah ASI. Terkadang hal itu jadi bumerang, karena ibu tidak merasakan apa pun. Hal itu membuat pompa elektrik akhirnya menyedot ASI secara berlebihan.

“ Produksi ASI itu prinsipnya supply dan demand. Produksi ASI akan mengikuti seberapa sering payudara dikosongkan. Jika sudah kosong tapi masih dipompa terus, produktivitas ASI malah bertambah dan berlebih buat bayi,” kata dr. Sara.

Pompa ASI

Risiko Kerusakan Jaringan Payudara
Efek samping pompa ASI elektrik yang juga harus diwaspadai adalah risiko kerusakan jaringan payudara. Pengaturan mode mesin pengisapan yang salah dan tekanan besar pada payudara bisa meningkatkan risiko kerusakan jaringan. Infeksi juga rentan terjadi.

Selengkapnya baca di sini.

2 dari 5 halaman

Tenang, Tak Perlu Hindari Air Es Saat Menyusui

Dream - Bagi ibu menyusui, rasa dahaga seakan tak ada habisnya. Terutama saat menyusui dan setelahnya. Keringat mengucur dan terasa sangat haus. Biasany, kita ingin langsung meneguk minuman dingin.

Hal ini rupanya bagi beberapa orang dilarang. Ada yang beranggapan kalau minum air dingin bagi ibu menyusui akan membahayakan dirinya sendiri dan bayinya.
Sebenarnya hal tersebut kurang tepat dan hanya mitos.

Ibu tak perlu pantang minuman dingin saat menyusui. Pada kenyataannya, dikutip dari KlikDokter, tidak ada hubungan antara ibu menyusui yang minum air es dengan kondisi kesehatan bayi yang menerima ASI.

Jika seorang ibu menyusui minum es, ia tidak akan membuat bayinya terkena flu atau pilek karena infeksi virus tidak ditularkan melalui ASI. Selain itu, tidak ada hubungan antara konsumsi cairan dingin dengan perubahan komposisi ASI.

 

3 dari 5 halaman

Aman Bagi Ibu Menyusui Minum Es

Setiap air es yang diminum oleh ibu tetap akan keluar dalam bentuk ASI dengan suhu tubuh yang hangat. Jadi, tidak mungkin air es membuat ASI menjadi dingin dan menyebabkan bayi terkena flu atau pilek.

Apabila bayi terkena flu atau pilek, umumnya disebabkan oleh virus lain yang bukan berasal dari ASI. Bisa jadi, air es yang Anda minum tidak steril atau mengandung bakteri. Jadi, tak ada larangan dan tak masalah jika ibu menyusui minum minuman dingin dengan es.

Pastikan saja es batu dan air yang diminum dalam keadaan bersih. Akan lebih baik jika membuat sendiri karena pastikan kebersihannya lebih terjamin. Penjelasan selengkapnya baca di sini.

4 dari 5 halaman

Menyusui Bisa Bikin Langsing? Yuk, Cari Tahu Faktanya

Dream – Saat menyusui, sebagian besar ibu merasa begitu gerah dan keringat pun bercucuran. Terutama ketika suhu juga sedang panas. Ibu menyusui bahkan kerap merasa kepanasan saat menyusui di ruangan ber-AC.

Menyusui memang membuat tubuh membakar cukup banyak kalori. Saat bayi masih berusia 0-6 bulan dan mendapat ASI eksklusif, kalori ibu saat menyusui cenderung banyak terbakar. Tentunya hal ini merupakan berita baik bagi ibu yang ingin menurunkan berat badan.

" Pembakaran kalori tersebut tergantung dengan frekuensi menyusui. Semakin sering, maka tenaga yang diperlukan akan lebih banyak, dan kalori yang dibakar akan bertambah pula. Secara eksklusif, menyusui dapat membakar 500-700 kalori perharinya, namun bisa lebih sedikit," ujar Kecia Gaither, seorang dokter obstetri ginekologi, dikutip dari Parents.

Ia juga mengatakan, bentuk tubuh wanita, dan berapa lemak yang sudah ada di tubuh juga akan mempengaruhi seberapa banyak lemak yang akan terbakar. Untuk jumlah kalori tidak bisa disamaratakan pada semua orang, karena bergantung pada aktivitas dan kondisi tubuh.

" Kalori yang dikeluarkan ibu menyusui sekitar, 1500-1800 per harinya, tergantung pergerakan dan keaktifan ibu," kata dr. Kecia.

 

5 dari 5 halaman

Tetap Perhatikan Asupan Nutrisi

Hal yang menurut Kecia harus selalu diingat ibu menyusui yang ingin cepat langsing adalah tetap lakukan olahraga. Untuk asupan makanan, tetap konsumsi makanan bergizi, tinggi vitamin dan protein karena masih menyusui.

" Pada tahap nifas tubuh ibu menyusui akan memerlukan banyak nutrisi. Semakin baik nutrisi yang kamu konsumsi, maka ASI-mu akan semakin sehat untuk pertumbuhan bayi," ujar Kecia.

Menyusui memang pada beberapa ibu seperti olahraga ringan bagi tubuh. Orang yang menyusui lebih sering, kalorinya akan lebih banyak terbakar daripada yang lebih sedikit menyusui.

Bentuk tubuh juga akan mempengaruhi itu semua, dan menyusui sangat memungkinkan untuk membuat berat badan turun dan tubuh pun jadi lebih langsing. Ingat, hindari berdiet ketat karena bisa memicu produksi ASI menurun.

" Tidak peduli berapa pun berat badanmu, yang terpenting adalah kesehatan tubuh dan bayi,” ujar dr. Kecia.

 

Beri Komentar