Tak Perlu Ragu Jadikan Santan Bahan MPASI, Dokter Anak Beri Penjelasan

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 2 Februari 2023 14:46
Tak Perlu Ragu Jadikan Santan Bahan MPASI, Dokter Anak Beri Penjelasan
Menu bersantan bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas.

Dream - Menyiapkan menu untuk bayi di bawah 1 tahun, memang cukup menantang. Level gizi, tekstur, rasa dan aroma, benar-benar harus diperhatikan agar kebutuhan asupan anak terpenuhi dengan maksimal demi tumbuh kembangnya.

Banyak orangtua yang tak tahu kalau sebenarnya hidangan rumah yang bersantan sangat bisa untuk dijadikan menu pendamping ASI (MPASI). Menu bersantan bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Hal ini dijelaskan oleh dr. Ratih Ayu Wulandari, seorang spesialis anak dalam akun Instagram @menjadiibu.

" Santan boleh dikonsumsi oleh bayi sejak hari pertama makan, bayi itu boleh makan gulai ikan, opor ayam dan lain sebagainya," ujar dr. Ratih.

Untuk menu opor ayam atau gulai ikan, nasi serta sumber protein bisa dihaluskan, kemudian campur dengan kuah santan. Santan sangat kaya akan nutrisi, terutama lemak dan mineral, sert protein, dan karbohidrat. Kandungan tersebut sangat dibutuhkan jika ingin mengejar berat badan bayi agar naik signifikan.

1 dari 5 halaman

Untuk jenis santan, bisa menggunakan santan yang diperas sendiri atau membelinya di pasar. Sesekali, tak masalah juga jika ingin menggunakan santan instan.

" Santan yang digunakan boleh santan peras alami langsung dari kelapa parut atau kita beli di pasar, kan ada tuh tukang santan/ tukang parut kelapa ya, yang udah jadi boleh banget disimpan di freezer untuk stok, boleh sekali pakai santan instan," ungkap dr. Ratih.

Tips Menu Makan Siang MPASI

Ia juga menjelaskan banyak sekali sumber lemak sehat untuk bayi yang bisa diolah jadi menu MPASI sehari-hari. Selain santan, ada kuah kaldu, minyak mentega, dan margarin.

Biar si kecil tak bosan, kombinasikan menu MPASI sehari-hari dengan sumber lemak tersebut. Lemak ini sangat penting untuk pertumbuhan otot dan otak bayi.

2 dari 5 halaman

Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Makanan Organik untuk MPASI

Dream - Label organik pada bahan makanan dianggap sebagai jaminan lebih sehat. Biasanya, para orangtua saat akan membuat makanan pendamping ASI (MPASI), lebih memilih bahan organik meskipun harganya jauh lebih mahal.

Lalu apakah sayur dan sumber protein organik pasti lebih sehat untuk anak? Dokter Meta Hanindita, spesialis anak memberikan penjelasan dalam akun Instagramnya @metahanindita.

" Makanan organik dihasilkan pertanian organik, menggunakan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan kimia seperti pestisida, penyubur dll. Penelitian menunjukkan produk makanan organik tidak lebih unggul secara signifikan dibanding konvensional dalam hal pemenuhan zat gizi makro dan mikro," ujarnya dalam video yang diunggahnya.

 

3 dari 5 halaman

Kandungan Gizinya Sama

Menurutnya pemberikan MPASi tidak harus berasal dari bahan organik. Kita bisa mendapatkannya dari penjual sayur yang lewat dan tak perlu repot mencari yang organik. Kunci MPASI bergizi dan sehat justru pada kebutuhan anak yang terpenuhi sesuai usia.

" Tidak harus organik. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia yang bervariasi. Belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki keuntungan terhadap kesehatan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu dibanding dengan yang tidak organik," ungkap dr. Meta.

Ia juga menjelaskan dalam hal kandungan nutrisi, bahan makanan organik dan non organik tak memiliki perbedaan signifikan. Apapun bahan makanan yang diberikan pada anak, pastikan saja kandungan gizinya seimbang.

" Jika buibu pakbapak memiliki budget lebih untuk membeli makanan organik, silakan saja. Tapi jika tidak, tak perlu dipaksakan. Yang penting, terlepas dari organik tidaknya, pastikan menyajikan makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia dan bervariasi," pesan dr. Meta.

4 dari 5 halaman

Bolehkah MPASI Diberikan Sebelum Bayi 6 Bulan? Simak Penjelasan Dokter Anak

Dream - Unggahan Shandy Aulia di Instagram soal aktivitasnya memberikan makanan pada putrinya yang berusia 4 bulan memicu kritikan keras. Shandy memberi buah avokad yang dihaluskan dengan campuran sedikit madu dan ASI.

Komentar pun bermunculan karena menurut panduan WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia, bayi baru boleh diberi makanan pendamping ASI (MPASI) setelah berusia 6 bulan. Bayi yang berusia di bawah 6 bulan, sistem pencernaannya belum tumbuh sempurna.

Unggahan Shandy

Air susu ibu (ASI) adalah yang terbaik karena kaya gizi dan aman bagi pencernaan bayi. Shandy mengungkap alasannya memberikan MPASI pada putrinya yang masih 4 bulan karena sudah berkonsultasi dengan dokter anak dan dokter gizi.

Lalu apakah diberbolehkan bayi mengonsumsi makanan di bawah 6 bulan? 

5 dari 5 halaman

Penjelasan Dokter Anak

dr. Meta Hanindita, Sp.A.(K) menjelaskan MPASI memang ada kondisi yang membuat bayi diperbolehkan mendapat MPASI lebih awal. Hanya atas indikasi, dan harus persetujuan dokter.

" Misalnya saja berat badan tidak naik, itu pun dilihat anak sudah siap makan atau belum. Atau berat badan turun terus, lagi-lagi harus diperiksa dulu sama dokter. Jadi semuanya atas izin dokter," ujar dr. Meta dikutip dari Fimela.com.

Ia juga mengingatkan, setelah diberikan makanan pendamping, pemberian ASI eksklusif jadi tidak optimal. Pasalnya, pemberiannya hanya ASI saja selama usia 0 hingga 6 bulan, terbukti membawa dampak jangka panjang pada kesehatan anak.

" Penelitian menyebutkan ASI eksklusif enam bulan lebih banyak manfaatnya jangka panjang dibanding 4 bulan. Kalau memang ASI masih mencukupi kebutuhan nutrisi sampai enam bulan, ya enam bulan saja," kata dr. Meta.

Jadi, jika memang ingin memberi makanan pendamping untuk bayi, tunggu hingga usianya 6 bulan. Bila ada indikasi berat badan bayi tak naik atau terus turun, segera konsultasi dengan dokter anak. Ingat, MPASI untuk bayi di bawah 6 bulan hanya boleh diberikan jika ada rekomendasi dari dokter.

Laporan Anisha Saktian/ Sumber: Fimela

Beri Komentar