Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Dream- Makanan yang kita konsumsi sehari-hari menjadi sumber utama energi dan berpengaruh pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sudah sepatutnya kita memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Meski mengenyangkan, tak semua makanan yang masuk ke dalam tubuh baik dan bermanfaat buat kesehatan. Beberapa jenis makanan bahkan dituding menjadi pemicu berbagai penyakit serius, seperti kanker dan aristhritis.
Tentu saja, penyakit itu bisa muncul jika kamu tak mengontrol konsumsi makanan-makanan tersebut. Apapun menu makanan yang disantap berlebihan pasti takkan baik untuk kesehatan.
Seperti diketahui, kanker adalah penyakit paling ditakuti di dunia. Penyebab kanker adalah berkembangnya sel tidak normal di dalam tubuh. Sel kenker ini bisa dipicu dengan konsumsi makanan yang kurang tepat. Begitu pula dengan arthritis, penyakit sendi kornis yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Untuk mencegah penyakit tersebut, hindari tujuh makanan berikut ini.
Tanpa kita sadari banyak sekali menu makanan yang terbuat dari daging olahan, seperti burger, hotdog, dan olahan daging lainnya. Terlalu banyak mengonsumsi daging olahan akan membuat bahan kimia karsinogenik yang ada di dalam daging olahan, memicu berkembangnya sel kanker dalam tubuh.
Tidak hanya daging olahannya, cara memasak daging yang salah juga dapat meningkatkan risiko kanker dan aristhritis. Misalnya memasak daging sampai gosong akan membuat zat karsinogenik di dalamnya semakin berbahaya untuk tubuh.
Selain itu, kandungan Akrilamide di dalam daging juga dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan di beberapa bagian tubuh, salah satunya sendi. Peradangan yang semakin parah akan memicu munculnya arthritis, terlebih pada lansia.
Konsumsi karbo yang terlalu banyak ternyata dapat memicu berkembangnya sel kanker dan memperparah kondisi arthritis. Jenis makanan yang diolah dari biji-bijian seperti roti tawar, tortilla, tepung dan makanan yang dipanggang, akan menghasilkan banyak karbohidrat atau Karbo.
Karbo yang berasal dari makanan olahan tersebut akan diuraikan tubuh menjadi gula di dalam tubuh. Gula yang terurai ini akan meningkatkan sitokinin dan senyawa proinflamasi di sepanjang aliran darah dan menyebabkan peradangan hebat.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan sel kanker berkembang dengan pesat, karena gula adalah makanan favorit bagi kanker. Selain itu, peradangan hebat yang dipicu oleh makanan dari karbo olahan dapat menyebabkan arthritis dan membuatnya bertambah parah.
Kue, roti dan biskuit tentu sangat menggoda. Apalagi kalau diberi tambahan berbagai rasa yang manis. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun tak bisa menahan godaan kue yang berwarna-warni. Tapi, tahukah kalau terlalu banyak mengonsumsi kue dan roti ini dapat memicu kanker dan arthritis?
Kue, roti dan biskuit biasanya mengandung minyak terhidrogenasi berasal dari minyak atau margarin yang digunakan sebagai bahan utama pembuat kue. Tubuh memang membutuhkan asal lemak, seperti omega-3 yang sehat, tapi kalau asam lemak tidak seimbang, akan memicu berbagai masalah kesehatan.
Untuk menghindari minyak terhidrogenasi, kita bisa mengganti margarin dengan minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, kedelai, atau minyak canola. Kadar omega-6 yang lebih tinggi akan meningkatkan risiko kanker dan arthritis.
Garam merupakan bahan dapur yang paling dasar dan tidak bisa dihindari sepenuhnya. Tubuh juga memerlukan nutrisi yang ada di dalamnya, seperti kalium untuk kesehatan tulang dan gigi. Kalium juga berperan dalam mengatur fungsi ginjal dan tekanan darah dalam tubuh.
Manfaat tersebut bisa diperoleh apabila konsumsi garam tidak berlebihan. Apabila berlebihan, justru akan menyebabkan masalah baru bagi tubuh, seperti risiko kanker lambung, tekanan darah yang meninggi dan memicu nyeri arthritis.
Cara mencegah konsumsi garam berlebihan, mengganti garam dengan kaldu jamur yang lebih sehat, bisa jadi solusi. Kaldu jamur tidak akan mengurangi kelezatan makanan, justru membuat masakan menjadi lebih gurih dan khas.
Tembakau adalah bahan baku utama pembuatan rokok. Seperti yang kita tahu, rokok sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh, karena kandungan nikotin di dalam tembakau. Apabila tembakau masuk dalam tubuh, akan menyebabkan arthritis dan memicu sel kanker berkembang dengan pesat.
Tembakau juga diketahui dapat merusak sendi, tulang, dan jaringan otot tubuh. Kondisi tersebut tentu akan memperburuk arthritis dan kondisi kesehatan tulang sendi. Inilah sebabnya perokok lebih berisiko terkena berbagai jenis kanker, dan arthritis.
Walau sudah diketahui memiliki dampak buruk pada tubuh, tembakau masih kerap digunakan. Sebisa mungkin hindari tembakau ya, Sahabat Dream.
Susu dan berbagai produk olahannya seperti keju dan yogurt memang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Tapi, tidak semua orang bisa memperoleh manfaat produk olahan susu, dikarenakan kandungan protein dalam produk olahan susu tidak cocok dengan kondisi tubuhnya.
Kondisi ini biasanya disebut dengan alergi protein. Apabila tetap dipaksakan mengonsumsi produk olahan susu, akan menyebabkan iritasi pada jaringan sendi, dan memicu radang. Kondisi ini tentu tak baik untuk arthritis.
Untuk bisa mendapatkan manfaat protein sehat seperti dalam produk olahan susu tanpa perlu takut alergi, kita bisa mengonsumsi kacang-kacangan, kedelai, dan quinoa. Bayam dan sayuran berdaun gelap juga memiliki manfaat yang tak kalah dengan produk olahan susu.
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian minyak terhidrogenasi, makanan dengan gula tambahan dapat memicu perkembangan sel kanker dan arthritis. Tidak hanya itu saja, terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan gula tambahan juga akan menyebabkan masalah kesehatan lain seperti diabetes, penyakit jantung, dan penuaan dini.
Buruknya lagi, makanan dengan gula tambahan dapat menyebabkan penyakit komplikasi dan memperparah peradangan. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka akan menyebabkan peradangan semakin parah. Hindari makanan yang terlalu manis seperti permen, jus dengan gula tambahan dan kue manis.
Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi adalah cara terbaik untuk mencegah kanker dan arthritis.
(Sah, Sumber: Nutrition Explained)