Dream - Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Inggris berhasil mengungkapkan tiga tempat di Bumi yang dipercaya menjadi pintu masuk spesies alien.
Tiga lokasi yang paling mungkin menjadi tempat awal mula spesies alien masuk dan menyebar ke seluruh dunia itu adalah Kepulauan Hawaii, North Island di Selandia Baru, dan Kepulauan Sunda Kecil (Bali) di Indonesia.
Spesies alien yang dimaksud di sini adalah binatang dan tanaman yang tumbuh di tiga lokasi tersebut.
Binatang dan tanaman yang dikelompokkan sebagai spesies alien oleh para peneliti itu di antaranya parkit cincin merah yang banyak ditemukan di London, tupai abu-abu, laba-laba widow, serta balsam Himalaya yang di Indonesia lebih dikenal sebagai bunga pacar air.
Pemimpin penelitian, Dr Wayne Dawson dari University of Durham, mengatakan penelitian di kepulauan serta wilayah pantai di tiga tempat itu menunjukkan, jumlah tanaman dan binatang asing yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya di Bumi.
Menurut Dr Wayne, hal itu disebabkan karena ketiga wilayah tadi merupakan pintu masuk utama, layaknya sebuah pelabuhan.
© Dream
Dream - " Umumnya, wilayah yang lebih beragam dan populasi manusianya lebih padat memiliki jumlah spesies alien yang lebih banyak. Namun masih kalah dari ketiga wilayah tadi," kata Dr Wayne.
Salah satu contoh dari spesies alien yang mampu 'menguasai' satu wilayah lainnya adalah ular piton Burma.
Ular tersebut sekarang telah beradaptasi dengan baik di Florida, Amerika Serikat, yang merupakan tempat teratas di antara wilayah daratan pesisir.
Kepulauan Hawaii memiliki jumlah spesies alien yang tinggi dalam setiap delapan kelompok binatang yang dipelajari.
© Dream
Draem - Sementara di Selandia Baru, sekitar setengah dari kehidupan tanaman yang ditanam di North Island berasal dari tempat lain.
Dr Wayne menambahkan meski spesies tertentu dibawa ke seluruh dunia sepanjang sejarah. Namun semakin banyak saja spesies alien akan terus diperkenalkan saat dunia semakin terhubung, dan populasi manusia terus bertambah.
" Banyak dari pendatang ini yang berguna dan tidak menyebar lagi. Namun beberapa menimbulkan dampak negatif pada spesies dan ekosistem lokal," katanya.
Penelitian Dr Wayne dan timnya itu dilaporkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.
(ism, Sumber: Metro.co.uk)
Advertisement

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Viral Penampakan Pantai Kelingking Bali, Konstruksinya Bikin Rusak Pemandangan
