Amalan Untuk Wanita Haid Agar Pahalanya Tetap Mengalir Di Bulan Ramadhan. Sumber (foto/Zakiyah Ebrahim)
Dream- Kehadiran bulan Ramadhan adalah hal yang paling ditunggu-tunggu bagi setiap umat islam yang beriman. Kehadiran bulan Ramadhan bukan saja menjadi ajang untuk mempersiapkan lebaran, melainkan menunggu bulan spesial yang didalamnya Allah melipatgandakan pahala.
Sayangnya, tidak semua orang bisa merasakan nikmatnya berpuasa selama bulan Ramadan serta melakukan segala amalan baik yang diganjar berlipat ganda daripada bulan lainnya.
Ada beberapa golongan yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa seperti uzur (sudah tua) dan musafir. Apa pula yang haram hukumnya untuk menjalankan puasa, yakni wanita yang sedang nifas dan haid di bulan Ramadhan.
Beberapa wanita seringkali merasa menyesal tidak dapat ikut melaksanakan ibadah bersama dengan teman-teman sesama muslim. Banyak yang galau dan bersedih karena tidak dapat menunaikan rukun islam ketiga ini.
Namun bukan berarti wanita haid tak bisa menjalankan amalan lainnya, ya. Masih banyak ibadah sunnah lainnya yang dapat dilakukan oleh wanita yang sedang haid di bulan Ramadhan.
Tentunya amalan-amalan tersebut akan mendapat ganjaran yang tak kalah besar dengan ganjaran ketika berpuasa.
Berikut dirangkum dari berbagai sumber amalan-amalan untuk wanita haid agar pahalanya tetap mengalir di bulan Ramadhan.
Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh wanita yang sedang haid/nifas dan tidak dapat melaksanakan kewajiban puasa Ramadan adalah membuat hidangan berbuka puasa. Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (H.R. At-Tirmidzi)
Saat ramadhan walaupun tidak berpuasa, mencari amalan dan pahala kebaikan bisa kita lakukan apapun. Salah satunya adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah di atas yaitu dengan memberikan buka puasa bagi yang membutuhkan.
Selain itu menyiapkan sahur untuk keluarga dan juga memberikan berbuka puasa pada keluarga bisa merupakan amalan yang baik.
Bersedekah adalah amalan yang baik dan memberikan manfaat banyak pada orang lain. Dengan sedekah tentu juga bisa mengurangi beban dan penderitaan orang lain. Tentu saja kebahagiaan akan muncul dari kita yang suka bersedekah dan berbagi kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda, “ Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim)
Tidak ada alasan bagi kita yang tidak berpuasa untuk tidak melakukan amalan. Sedekah dihadapan Allah tidak dinilai dari seberapa besar atau kecilnya tapi dari pengorbanan dan keikhlasan kita.
Sedekah orang kecil dengan sedekah orang yang besar tentu jumlahnya bisa berbeda. Tapi nilainya bisa jauh lebih melampaui yang kecil jika memang sudah menghadirkan niat dan hati yang ikhlas karena Allah Ta’alla.
Amalan lain yang dapat dilakukan adalah memperbanyak zikir dan doa. Para Fuqoha sepakat bahwa tiga poin ibadah, yaitu istighfar, dzikir, dan doa tidak disyaratkan yang melakukannya harus dalam keadaan suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.
Artinya seorang wanita yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, dzikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu.
Walaupun tidak boleh melaksanakan shalat wajib, tetapi dzikir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya tentu tidak dilarang. Karena berdzikir dan berdoa adalah hal yang Allah perintahkan setiap saat dan dilakukan kapanpun.
Ritual dzikir tentu tidak sama dengan shalat. Untuk itu, dzikir bisa dilakukan saat aktivitas kapanpun. Bahkan sebelum tidur, bangun tidur, saat waktu luang kita melakukan dzikir mengingat Allah dengan bacaan yang sederhana.
Keutamaan amalan ini adalah meringankan pekerjaan atau kesusahan orang lain. Seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kisah berikut.
Anas radliallahu ‘anhu berkata,”Dulu kami pernah bepergian bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di antara kami ada yang melaksanakan puasa dan ada pula yang tidak berpuasa. Kemudian di hari yang sangat terik itu kami berhenti di suatu tempat dan orang yang bisa berteduh hanyalah orang yang mempunyai pakaian, bahkan di antara kami ada orang berlindung dari sinar matahari hanya dengan tangannya saja. Maka orang-orang yang berpuasa pun berjatuhan. Maka orang yang tidak berpuasa bangkit, kemudian mendirikan tenda dan memberi minum hewan tunggangan mereka. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “ Hari ini mereka yang berbuka telah menuai pahala.” (H.R. Muslim)
Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu.
Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.
“ Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)
Ada beberapa riyawat yang tidak membolehkan wanita yang sedang haid untuk membaca kitab suci Alquran. Akan tetapi, mempelajari atau sekadar mendengarkan bacaannya insyaallah adalah sesuatu yang diperbolehkan.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik