Foto Ilustrasi
Dream - Ramadan sering dijadikan sebagai momentum introspeksi sekaligus ajang silaturahmi untuk mempererat tali persaudaraan. Khususnya bila jarang berjumpa.
Momen buka puasa biasanya menjadi waktu yang paling tepat untuk bertegur sapa dengan kerabat, keluarga bahkan kawan lama. Aktivitas bukber atau buber alias buka puasa bersama umumnya dijalani oleh sejumlah muda-mudi.
Biasanya tradisi buka bersama mengundang teman-teman sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Alih-alih dijadikan ajang reuni, namun tahukah Anda ada banyak kerugian bila terlalu sering menghadiri acara buka bersama di luar bersama teman-teman. Berikut ulasannya:
1. Meninggalkan sholat, acara buka bersama biasanya dilakukan di sebuah restoran atau rumah makan yang berada di pusat perbelanjaan.
Banyak di antaranya yang keasyikan mengobrol sehingga melupakan sholat maghrib dan tarawih yang menjadi ibadah lanjutan usai berbuka puasa.
2. Boros, buka bersama akan mengeluarkan lebih banyak uang hanya untuk membayar satu menu makanan dan minuman. Padahal, seharusnya bisa disimpan atau diberikan pada ibu untuk buka keesokan harinya.
3. Berkurangnya kebersamaan keluarga. intensitas bertemu yang kurang seharusnya dapat dimaksimalkan di bulan penuh berkah ini. Obrolan ringan saat berbuka justru menjadi momen berharga saat bersama ayah, ibu, kakak dan adik.
© Dream
Dream - Siapa yang tidak mengenal manisnya kolak yang identik dengan tradisi berbuka puasa bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Tahukan anda asal usul kolak hingga bisa menjadi makanan yang kerap identik dengan bulan Ramadan?
Kolak sebenarnya berasal dari kata Khalik, yang berarti Sang Pencipta Langit dan Bumi, Allah SWT. Kolak diartikan dengan maksud mendekatkan diri kepada Sang Kuasa, Allah SWT.
Pada awal penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, para ulama biasanya menggunakan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat setempat. Kolak sebagai makanan yang memiliki citarasa manis kerap digunakan sebagai media untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kolak seperti pisang dan ubi, ternyata juga menyimpan makna dan memiliki pengaruh dalam penyebaran Islam kala itu. Pisang kepok yang kemudian diplesetkan menjadi kapok memiliki makna agar yang memakan bisa kapok sehingga harus bertaubat dan kembali ke jalan yang diridhoi Allah.
Sedangkan ubi yang oleh masyarakat Jawa Tengah disebut 'ketelo pendem' atau ketela yang terpendam. Itu memiliki makna setiap individu harus mengubur kesalahan yang pernah diperbuat dalam hidupnya.
Sebenarnya di masa lalu, kolak selalu disajikan mulai dari bulan Sya'ban atau satu bulan sebelum memasuki Ramadan. Namun kemudian kebisaan tersebut berlanjut hingga memasuki bulan puasa dan dijadikan sebagai menu takjil yang populer hingga saat ini.
Selain menggunakan pisang dan ubi, saat ini modifikasi kolak juga telah banyak ditemui. Mulai dari gabungan penggunaan pacar cina, tapai singkong dan kolang kaling, hingga ubi yang diolah menjadi biji salak (ubi dicampur tepung tapioka dan dibentuk hingga menyerupai biji buah salak) kemudian dihidangkan dengan campuran kuah santan.
(Ism, Dari berbagai sumber)
© Dream
Dream - Berpuasa kerap menyisakan pengaruh bau mulut yang kurang sedap saat tercium oleh orang lain. Hal itulah yang mendorong orang untuk menggosok gigi, meski aroma mulut orang yang berpuasa dianggap harum di sisi Allah.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda " sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di siis Allah daripada bau minyak kasturi" .
Namun untuk meminimalisir bau mulut, umat muslim seringkali menyikat gigi menggunakan pasta gigi. Syaikh Shalih al-Fauzan memaparkan " Bersiwak merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW dan dianjurkan untuk bersiwak" .
Waktu-waktu yang diutamakan untuk bersiwak seperti saat sebelum berwudhu, ketika akan sholat, ketika hendak tadarus Alquran, bangun tidur, dan ketika ingin menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Bersiwak juga disunnahkan dilakukan setiap waktu. Orang yang berpuasa juga dianjurkan untuk bersiwak, terlebih pada pagi hari. Dengan tetap menjaga agar tidak terlalu kasar hingga menyebabkan mulut terluka dan mengeluarkan darah.
Banyak ulama yang memakruhkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Hal ini karena bersiwak dapat menyebabkan bau mulut yang di sisi Allah bagaikan wangi misk.
Para ulama meneliti lebih jauh dan menganjurkan bersiwak di pagi dan sore hari. Namun jika siwak memiliki rasa, maka orang tersebut harus membuat ludahnya ke tanah atau menyekanya dengan sapu tangan.
Sikat Gigi Saat Berpuasa
Sedangkan untuk menyikat gigi menggunakan pasta gigi, Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz mengatakan diperbolehkan bagi orang yang berpuasa menyikat gigi, dengan syarat tidak tertelan ke kerongkongan. Ketentuan memperbolehkan menyikat gigi sama halnya dengan memperbolehkan bersiwak di pagi atau sore hari.
Membersihkan mulut dianjurkan dilakukan pada pagi hingga sore hari. Alasannya karena mumumnya saat berpuasa aroma mulut yang kurang sedap kerap muncul setelah siang hari. Setelah memasuki waktu dzuhur hingga maghrib makrum hukumnya menyikat gigi.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin juga memperbolehkan penggunaan pasta gigi bagi orang yang berpuasa, selama pasta gigi tersebut tidak masuk ke dalam tubuh (tidak sampai tertelan) dan memilki rasa yang sangat kuat hingga tanpa sadar masuk ke dalam perut.
Meski diperbolehkan, ada baiknya saat berpuasa menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi. Hal ini dikhawatirkan rasa pasta gigi masuk ke dalam mulut dan kerongkongan hingga hukumnya menjadi makruh. Makruh adalah bila ditinggalkan mendapatkan pahala, namun jika dilakukan tidak mendapat dosa.
(Ism, Dari berbagai sumber)
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?
