Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi? Begini Penjelasan Gus Baha dan Buya Yahya

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 21 Desember 2023 06:01
Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi? Begini Penjelasan Gus Baha dan Buya Yahya
Tahun baru Masehi biasanya diisi dengan berbagai perayaan, seperti menghitung mundur dan menghidupkan kembang api.

Tahun baru Masehi biasanya diisi dengan berbagai perayaan, seperti menghitung mundur dan menghidupkan kembang api.

1 dari 10 halaman

Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi? Begini Penjelasan Gus Baha dan Buya Yahya

Bagaimana Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi? Begini Penjelasan Gus Baha dan Buya Yahya © Hukum merayakan tahun baru Masehi menurut para ulama. Unsplash.com

Tahun baru Masehi biasanya diisi dengan berbagai perayaan, seperti menghitung mundur dan menghidupkan kembang api.

2 dari 10 halaman

Dream - Penghujung tahun telah di depan mata dan pergantian tahun akan segera datang. Apa yang biasanya sahabat Dream lakukan di saat tahun baru tiba?

Umumnya, orang-orang akan merayakan tahun baru dengan sangat meriah. Lebih tepatnya pada malam tahun baru dengan menghitung mundur hingga akhirnya tiba di tanggal 1 Januari serta menghidupkan kembang api untuk menunjukkan kemeriahan pergantian tahun.

Lalu, bagaimana hukum merayakan tahun baru Masehi dalam Islam? Hal ini masih menjadi perdebatan di tengah masyarakat, terutama umat Islam.

3 dari 10 halaman

© Hukum merayakan tahun baru Masehi menurut para ulama. Unsplash.com

Untuk mengetahui penjelasan terkait hukum merayakan tahun baru Masehi dalam Islam, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

4 dari 10 halaman

Asal Mula Tahun Masehi dan Hijriah

Asal Mula Tahun Masehi dan Hijriah © Hukum merayakan tahun baru Masehi menurut para ulama. Pexels.com

Selama ini kita mengenal dua jenis penanggalan, yakni tahun Masehi dan Hijriah. Terutama bagi umat Islam yang sering menggunakan kalender Hijriah untuk menentukan hari besar keagamaan.

5 dari 10 halaman

Lalu, bagaimana sebenarnya asal mula dari tahun Masehi dan Hijriah ini?

Dijelaskan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Baha, di dalam Al-Quran, penghitungan tahun adalah dengan menggunakan syamsiah (matahari) dan qomariah (bulan).

Beliau mengatakan, bahwa syamsiah (matahari) bisa dihitung menjadi tahun Syamsiah, yang dalam bahasa milenial disebut dengan Masehiah.

6 dari 10 halaman

Hal itu membuat Umar bin Khattab tersinggung karena penanggalan yang berdasar pada Syamsiah sudah lebih dulu digunakan oleh kelompok di luar Islam yang diberi nama Masehiah.

Gus Baha menegaskan, dalam penghitungan tahun tidak ada hubungannya dengan Masehi ataupun Hijriah. Namun merujuk kepada Syamsiah dan Qomariah.

Akan tetapi, Syamsiah ini sudah dibuat dengan bahasa internasional yang menyebut dengan istilah Masehiah.

7 dari 10 halaman

© Hukum merayakan tahun baru Masehi menurut para ulama. Pexels.com

Oleh karena itu, Sayyidina Umar marah dan mengatakan, " Ya sudah kalau gitu Qomariah bikin Hijriah. Dan itu sebenarnya politik" .

8 dari 10 halaman

© Hukum merayakan tahun baru Masehi menurut para ulama. Unsplash.com

9 dari 10 halaman

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi © Penjelasan hadis dan ulama terkait niat berbuat buruk bisa datangkan dosa atau tidak. Unsplash.com

Merayakan tahun baru Masehi masih kerap menjadi pertanyaan bagi sebagian besar umat Islam. Mengingat bahwa kalender Masehi sendiri bukanlah milik umat Islam. Lalu, bagaimana hukum merayakannya?

10 dari 10 halaman

Secara umum, para ulama menyarankan untuk tidak merayakan tahun baru Masehi.

Salah satunya disampaikan oleh Buya Yahya dengan alasan hal-hal yang dilakukan dalam perayaan itu bisa menjerumuskan pada maksiat. Misalnya saja berfoya-foya.

Selain itu, Buya Yahya juga mengatakan bahwa mengikuti budaya kafir tidaklah diperkenankan.

Mengikuti budaya nonmuslim disebabkan oleh lemahnya pendirian yang dimiliki oleh seorang muslim.

Beri Komentar