Bagaimana Hukumnya jika Menunda Pembayaran Zakat? Begini Penjelasannya

Bagaimana Hukumnya jika Menunda Pembayaran Zakat? Begini Penjelasannya

© Hukum menunda membayar zakat. Shutterstock.com

Dream - Dalam menunaikan zakat, baik itu zakat mal maupun zakat fitrah, umat Islam diajurkan agar segera melakukannya. Apalagi jika syarat-syarat yang ditetapkan sudah terpenuhi. Maka, janganlah ditunda-tunda lagi.

Namun, beberapa orang masih ada yang menunda untuk mengeluarkan zakatnya. Ada yang beranggapan bahwa zakat mal atau zakat harta ditunaikan pada bulan Ramadan.

Padahal zakat sebaiknya dikeluarkan saat sudah mencapai haul (masa satu tahun). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat Al-An'am ayat 141:

" Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin."

© Hukum menunda membayar zakat. Shutterstock.com

Lalu, bagaimana hukumnya menunda zakat mal dan zakat fitrah? Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

Hukum Menunda Zakat Mal dan Zakat Fitrah

© Hukum zakat fitrah diwakilkan orang lain. Shutterstock.com

Dikutip dari rumaysho.com, Imam Nawawi mengatakan bahwa wajib mengeluarkan zakat dengan segera ketika telah datang waktu wajibnya dan telah mampu menunaikannya.

Dan zakat itu tidak boleh diakhirkan dari waktu wajibnya.

Bahkan Allah SWT pun telah memerintahkannya langsung dalam Al-Quran, 'Tunaikanlah zakat...'. Di mana perintah tersebut secara tidak langsung menunjukkan agar zakat dilakukan dengan segera.

Selain itu, dalam kitab Al Iqna' dengan Syarh-ya Kasyaful Qana' menjelaskan:

" Tidak boleh menunda penunaian zakat harta dari waktu wajibnya padahal mungkin dilakukan. Wajib menunaikan sesegera mungkin."

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dalam buku 'Fatawa Al-Zakah' mengatakan jika waktu tersebutpendek tidak lama, maka tidak mengapa menyimpan zakat tersebut hingga dapat diberikan kepada sebagian orang fakir dari kaum kerabatnya atau orang yang sangat fakir dan membutuhkan.

Dalam hal ini, maksud dari 'jangka waktu tersebut tidak lama, hanya beberapa hari saja', diperuntukkan bagi zakat mal.

Sedangkan zakat fitrah tidaklah boleh ditunda karena ini adalah kewajiban yang harus diserahkan sebelum sholat Id seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.

© Hukum zakat fitrah diwakilkan orang lain. Shutterstock.com

Sahabat Dream bisa menunaikan zakat fitrah sehari, dua hari, atau tiga hari sebelum hari raya tidaklah masalah. Asalkan tidak boleh ditunda sampai setelah sholat Id dilaksanakan.

Hikmah Berzakat

© Dream

Ada beberapa hikmah yang bisa didapatkan dengan menunaikan zakat, baik itu zakat mal maupun zakat fitrah. Berikut adalah beberapa hikmahnya:

1. Membersihkan dan Menyucikan Diri

Melalui zakat, hal ini akan menghindarkan seseorang dari sifat kikir. Karena Islam sendiri mengajarkan agar umatnya selalu dermawan kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.

Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya melalui surat At-Taubah ayat 103:

" Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

2. Mensyukuri Nikmat dari Allah SWT

Menunaikan zakat adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Hal ini menyadarkan kita bahwa harta yang kita miliki adalah milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita.

Oleh karena itu, harta tersebut harus digunakan untuk jalan Allah SWT. Salah satunya adalah dengan berzakat.

3. Melindungi Harta

Hikmat berzakat berikutnya adalah bisa melindungi harta dari orang-orang yang memiliki niat buruk. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw dari Abdullah bin Mas'ud ra:

" Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sadaqah, siapkanlah doa untuk bala bencana." (HR Thabrani & Abu Nu'aim)

4. Melindungi Diri dari Kefakiran

Tahukah sahabat Dream bahwa melalui zakat yang kita tunaikan bisa melindungi diri dari kefakiran?

Ya, hal tersebut benar adanya. Bahkan zakat bisa melindungi suatu negara atau wilayah dari ketidakmampuan.

Rasulullah saw bersabda:

" Sesungguhnya Allah memfardhukan kepada orang-orang Muslim yang kaya terhadap harta mereka sesuai dengan kadar yang bisa mencukupi orang-orang Muslim yang fakir.

Orang-orang fakir tidak akan menderita ketika mereka lapar atau telanjang, kecuali karena perbuatan orang-orang kaya. Ketahuilah, sesungguhnya Allah akan menghisab mereka dengan keras dan menyiksa mereka dengan siksa yang pedih." (HR Thabrani)