Ilustrasi Lansia (Shutterstock)
Dream - Seorang pria lansia 78 tahun asal Singapura dikenakan denda karena tidak mematuhi perintah karantina. Bahkan dia, menutup teleponnya secara sengaja ketika petugas medis menanyakan keberadaannya.
Chew Suang Heng diberi lima dakwaan berdasarkan Undang-Undang Penyakit Menular pada Jumat, 5 Juni 2020, termasuk empat dakwaan lainnya yaitu menghalangi pekerjaan petugas medis.
Surat perintah karantina Chew mengharuskan dirinya tetap melakukan isolasi diri di rumahnya di Hougang, Singapura pada 17 Februari hingga 28 Februari 2020. Dia dicurigai terkena Covid-19, pembawa atau melakukan kontak dengan orang yang terpapa virus Covid-19.
Aksi pelanggaran Chew diketahui pertama kali ketika salah seorang petugas Cisco, perusahaan teknologi informasi, tidak dapat menemuinya pada pukul 11 pagi waktu setempat, karena ia tidak ada di rumah.
Cisco digandeng dengan pemerintah Singapura untuk melacak keberadaan ODP alias orang dalam pemantauan covid-19.
Chew mengaku bersih dari virus corona dan sudah melakukan pengecekan dengan dokter pribadinya.
Namun ketika petugas CISCO menelepon ponselnya dan meminta Chew kembali ke rumah untuk bertemu dengan petugas medis, Chew malah menutup teleponnya.
Malam harinya, petugas CISCO lainnya mencoba menelepon Chew dan memintanya pulang untuk melanjutkan karantina.
Chew masih teguh dengan pendapatnya bahwa ia sehat dan telah bertemu dengan dokter keluarganya, menurut kesaksiannya, dokter tersebut telah menyatakannya 'sehat'.
Chew kemudian bertanya pada petugas CISCO mengapa dia perlu dikarantina? Karena itu hal pribadinya. Sebelum menutup telepon, ia menolak untuk mengungkapkan keberadaannya.
Keesokan paginya, petugas CISCO ketiga mencoba menelepon Chew untuk membuatnya pulang dan melakukan karantina.
Selama panggilan ini, Chew mengatakan kepada petugas dia sedang berada " di luar" dan menolak untuk mengungkapkan lokasi tepatnya.
Masih dengan pendirian yang sama, ia mengatakan kepada petugas bahwa dia " baik-baik saja" dan mengatakan dia akan menelepon kembali nanti.
Petugas lainnya kemudian menelepon lagi pada hari yang sama untuk memintanya pulang, tetapi Chew sekali lagi tindak mengangkat panggilan dan menolak untuk pulang.
Pada 19 Februari, perintah karantina akhirnya dilakukan ketika istrinya memerintahkan Chew untuk pulang ke rumah dan melakukan isolasi di flatnya, tetapi ia tetap tidak melakukannya. Chew akan diadili karena pelanggaran protokol kesehatan pada 12 Juni.
Hukuman untuk setiap tuduhan adalah hukuman penjara hingga enam bulan, denda hingga S$ 10.000 (Rp100 juta), atau keduanya.
Sumber: Channelnewsasia.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR