Bukti Baru Penemu Amerika Bukan Columbus, Tapi Seorang Muslim

Reporter : Eko Huda S
Rabu, 8 Juni 2016 03:00
Bukti Baru Penemu Amerika Bukan Columbus, Tapi Seorang Muslim
Di Amerika telah ditemukan banyak dialek Thamud `suku di jazirah Arab` sebelum kedatangan Columbus.

Dream - Semakin banyak tokoh yang menyebut penemu Benua Amerika bukanlah pelaut Spanyol, Christopher Columbus, melainkan suku Arab. Tak sekadar bualan, argumen itu juga disertai dengan analisa ilmiah.

Dan yang terbaru adalah pendapat Suleiman Al-Deeb, profesor bahasa-bahasa kuno dari Universitas King Saud, Arab Saudi. Dia menyebut, para pelaut Arab tiba di Benua Amerika jauh sebelum Columbus yang baru menjejakkan kaki di sana sekitar abad ke-15.

Peneliti dari King Faisal Center for Research and Studies ini mengklaim, di Amerika telah ditemukan banyak dialek Thamud –suku di jazirah Arab–, sebelum kedatangan Columbus.

Dalam wawancara yang ditayangkan sebuah website, Al-Deeb mengaku, bersama 15 orang dari berbagai negara telah mendiskusikan intaglio atau ukiran, yang ditemukan di pangkalan militer Colorado.

Menurut dia, teks yang ditemukan itu mirip dengan bahasa Arab Thamud yang juga banyak ditemukan di Semenanjung Arab.

Al-Deeb mengatakan, ukiran yang ditemukan itu berasal dari abad ke-10 dan mengindikasikan masa emigrasi. Tak ada kesulitan saat membaca teks Thamud yang dikirim dari Amerika kepadanya itu.

Aada pecahan batu di Semenanjung Arab, khususnya di Arab Saudi, yang diukir lebih dari tiga ribu tahun silam. Menurut dia, ukiran pada fragmen batuan itu dalam bentuk karya seni yang merekam kehidupan, agama, makanan, dan minuman mereka, pada zaman itu.

Pendapat serupa sebelumnya juga diungkapkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menyebut pelaut Muslim menemukan 'Dunia Baru' itu hampir tiga abad sebelum Columbus datang.

Selama ini memang diyakini, Columbus menemukan Amerika pada 1492. Dia memimpin ekspedisi trans-maritim Spanyol yang kemudian mengklaim sebagai penemu Amerika.

Menurut Anda? Wallahu a’lam.

(Ism, Sumber: Arab News)

1 dari 3 halaman

Masjid Pertama di Kuba dan Tanda Pelaut Muslim Temukan Amerika

Masjid Pertama di Kuba dan Tanda Pelaut Muslim Temukan Amerika © Dream

Dream - Pemerintah Kuba menyediakan sebidang tanah untuk pembangunan masjid di Havana. Bangunan itu didirikan tepat di mana Christopher Columbus disebutkan pernah melihat masjid berdiri di Kuba beberapa abad yang lalu.

Tanah seluas 2 hektar tersebut terletak di distrik Havanan Lama dan siap untuk dibangun masjid di atasnya, seperti yang diusulkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pekan lalu.

" Pembangunan masjid itu merupakan proyek prioritas kami dan itu terwujud berkat kunjungan bilateral muslim Turki dan Kuba," Mustafa Tutkun, pejabat di Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) kepada Daily Vatan, pekan kemarin.

Ditambahkan Tutkun, Diyanet telah bernegoisasi soal kemungkinan kerja sama pembangunan masjid antara pemerintah Kuba dan Turki. " Tanah untuk pembangunan masjid bahkan sudah disediakan."

Mengenai konstruksi dan struktur masjid, Tutkun mengatakan desainnya akan diambil dari Masjid Ortakoy di Istanbul. " Kami akan membangun sebuah masjid yang mirip dengan Masjid Ortakoy."

Sementara itu untuk dana pembangunan masjid, Diyanet sudah menyiapkannya. Tapi pemerintah Kuba meminta negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang menyiapkan dananya.

" Kami sebenarnya sudah siap untuk mendanai pembangunan masjid tersebut," kata Tutkun.

Rencana pembangunan masjid pertama di Kuba itu telah diumumkan pekan lalu oleh Erdogan, yang menyebut bahwa daratan Amerika ditemukan oleh pelaut muslim 300 tahun sebelum ekspedisi laut Christopher Columbus.

Erdogan mendasarkan pernyataannya itu pada sebuah buku harian Columbus yang mengatakan ada masjid di sebuah bukit di Kuba. Namun klaimnya itu justru jadi bahan ejekan dunia Barat dan beberapa media Turki.

Tak terima, Erdogan balik menyerang dengan mengatakan muslim memang benar-benar telah menemukan Amerika sebelum Columbus. Dia juga menyebut yang mencemoohnya adalah sekelompok orang yang tidak punya kepercayaan diri.

Erdogan bahkan mendesak sekolah-sekolah di Turki untuk mengajarkan tentang kehebatan ilmuwan-ilmuwan muslim.

(Ism, Sumber: OnIslam.net)

2 dari 3 halaman

Datang Sebelum Columbus

Datang Sebelum Columbus © Dream

Dream - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim bahwa tanah Amerika ditemukan oleh pelaut muslim, bukan ekspedisi yang dilakukan Christopher Columbus.

Hal itu diungkapkan Erdogan saat berbicara di sebuah KTT para pemimpin muslim dari Amerika Latin di Istanbul, Sabtu, 15 November 2014.

" Telah terjadi kontak antara orang Amerika Latin dan Islam pada abad 12. Para pelaut muslim yang menemukan Amerika pada 1178, bukan Christopher Columbus," katanya dalam sebuah pidato di televisi diberitakan Al Arabiya, Senin 17 November 2014.

Erdogan menambahkan muslim menemukan 'Dunia Baru' itu hampir tiga abad sebelum Columbus melakukannya.

" Pelaut muslim datang ke Amerika pada 1178 karena Columbus sempat menyebut melihat sebuah masjid di atas bukit di pantai Kuba," katanya.

Selama ini Columbus diakui sebagai yang pertama yang menginjakkan kaki di tanah Amerika pada 1492 saat mencari rute baru untuk menuju India.

Namun sejumlah ulama mengatakan muslimlah yang pertama datang sebelum penjelajah asal Spanyol tersebut.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan 1996, ahli sejarah Youssef Mroueh mengutip dari buku harian Columbus yang menjelaskan apa yang terlihat sebuah masjid di Kuba.

Namun, beberapa ahli memahami tulisan itu sebagai referensi kiasan bentuk lanskap dari bukit di Kuba tersebut.

Erdogan mengatakan Ankara bahkan telah siap membangun sebuah masjid di situs yang dijelaskan oleh Columbus.

" Aku ingin mengatakan hal itu kepada teman-teman dari Kuba, sebuah masjid akan dibangun di bukit tersebut segera."

3 dari 3 halaman

Presiden Turki Diejek Soal Klaim Muslim Temukan Benua Amerika

Presiden Turki Diejek Soal Klaim Muslim Temukan Benua Amerika © Dream

Dream - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berang. Sebab dia mendapat banyak kritik, dan bahkan olok-olok, setelah menyebut penemu Benua Amerika adalah pelaut Muslim, bukan Christopher Columbus sebagaimana tercatat dalam buku sejarah.

Erdogan bahkan menyebut klaim bahwa pelaut Muslim sebagai penemu Benua Amerika harus diajarkan di sekolah-sekolah. Sehingga tak kalah dengan klaim negara-negara Barat.

“ Sebuah tanggung jawab yang besar atas isu ini jatuh pada kementerian pendidikan nasional dan YOK (dewan pendidikan tinggi),” tutur Erdogan dikutip Dream dari Al Arabiya, Kamis 20 November 2014.

“ Jika sejarah ilmu pengetahuan ditulis secara obyektif, maka akan terlihat bahwa kontribusi geografi Islam lebih banyak yang dari yang kita ketahui,” tambah dia.

Pernyataan Erdogan yang menuai kritik itu dilontarkan pada Sabtu yang lalu. Dia menyebut Benua Amerika ditemukan oleh pelaut Muslim pada Abad ke-12, hampir tiga abad sebelum Columbus datang ke benua itu.

“ Columbus menyebut keberadaan masjid di atas bukit di pantai Kuba,” tutur Erdogan. Pada hari Selasa, Erdogan bahkan menyebut bahwa ilmuwan yang sangat dihormati di Turki dan dunia Muslim mendukung klaimnya itu.

“ Beberapa pemuda negara kita telah mulai keberatan dengan hal ini tanpa melakukan penelitian atau melakukan diskusi. Tidak hanya pemuda tetapi juga beberapa tokoh yang sangat senior telah mulai mendebat itu,” tutur dia.

Erdogan menambahkan, kalangan yang mendebat pendapatnya itu tidak percaya bahwa nenek moyang mereka [kaum Muslim] merupakan pelaut tangguh. “ Mereka tidak percaya pada pemimpin yang ditutup Abad Kegelapan dan membuka Abad Baru. Ini adalah kurangnya rasa percaya diri,” tutur Erdogan.

Sebagian kecil sarjana Muslim baru-baru ini menyatakan adanya kehadiran Muslim di Amerika, meskipun tidak ada reruntuhan bangunan Islam –sebelum kedatangan Columbus– yang pernah ditemukan.

Dalam sebuah artikel kontroversial –yang diterbitkan pada tahun 1996– sejarawan Youssef Mroueh mengacu pada catatan harian dari Columbus yang menyebutkan adanya sebuah masjid di Kuba. Tapi bagian ini secara luas dipahami sebagai acuan metaforis dengan bentuk lanskap.

Beri Komentar