Bulan Mulia, Ini Jadwal Puasa Sunah Muharram

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 30 Agustus 2019 20:01
Bulan Mulia, Ini Jadwal Puasa Sunah Muharram
Puasa sunah di bulan Muharram sangat dianjurkan.

Dream - Sebentar lagi, kita akan menyambut datangnya Muharram. Bulan itu sekaligus menandai pergantian tahun Hijriah.

Muharram merupakan satu dari empat bulan mulia dalam Islam di luar Ramadan. Tiga lainnya yaitu Rajab, Dzulqaidah dan Dzulhijah.

Dikutip dari NU Online, nama Muharram sendiri memiliki makna sebagai bulan yang diharamkan. Maksudnya, bulan yang di dalamnya terdapat larangan untuk melakukan peperangan.

Masyarakat Arab zaman dulu menganggap Muharam sebagai bulan suci. Sehingga mereka tidak mau menodai kesucian bulan tersebut dengan peperangan dan pertumpahan darah.

Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya yang terkenal.

" Dinamakan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang Arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa."

 

 

1 dari 5 halaman

Syariat Puasa Sunah Bulan Muharram

Pada bulan ini, dianjurkan untuk memperbanyak amalan sholeh. Ini untuk meraih keutamaan yang terkandung dalam Muharram.

Salah satunya dengan memperbanyak puasa sunah. Bahkan, puasa sunah yang dijalankan pada Muharram merupakan puasa terbaik selain Ramadan.

Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Imam Muslim.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, " Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah Sholat Lail (malam)."

Hadis ini menunjukkan keutamaan berpuasa di bulan Muharram. Tetapi, karena bulan ini tidak seperti Ramadan, maka puasa yang dijalankan adalah sunah dan tidak boleh sebulan penuh.

 

2 dari 5 halaman

Jadwal Puasa Sunah Muharram

Berikut jadwal puasa sunah yang bisa dilaksanakan sepanjang Muharram.

Puasa Senin dan Kamis

1. Senin, 2 Muharram 1441 H/ 2 September 2019 M

2. Kamis, 5 Muharram 1441 H/ 5 September 2019 M

3. Senin, 17 Muharram 1441 H/ 17 September 2019 M

4. Kamis, 20 Muharram 1441 H/ 20 September 2019 M

5. Senin, 24 Muharram 1441 H/ 24 September 2019 M

6. Kamis, 27 Muharram 1441 H/ 27 September 2019 M

Puasa Tasu'a

Ahad, 9 Muharram 1441 H/ 9 September 2019 M (sehari sebelum puasa Asyura)

Puasa Asyura

1. Senin, 10 Muharram 1441 H/ 10 September 2019 M

2. Selasa, 11 Muharram 1441 H/ 11 September 2019 M (sehari setelah puasa Asyura')

Puasa Ayyamul Bidh

1. Kamis, 13 Muharram 1441 H/ 13 September 2019 M

2. Jum'at, 14 Muharram 1441 H/ 14 September 2019 M

3. Sabtu, 15 Muharram 1441 H/ 15 September 2019 M

3 dari 5 halaman

Haram Puasa Sunah di Hari Tasyrik, Bagaimana Puasa Qadha?

Dream - Umat Islam mengenal Hari Tasyrik. Hari yang diharamkan untuk melaksanakan puasa sunah.

Hari tersebut jatuh pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Lebih tepatnya tiga hari setelah Idul Adha.

Pengharaman puasa tersebut didasarkan pada hadis riwayat Imam Muslim dari Nubaisyah Al Hudzali.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, " Hari-hari Tasyrik adalah hari-hari makan dan minum."

Selama empat hari ini yaitu mulai 10 hingga 13 Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan kurban dengan menyembelih hewan halal. Dagingnya untuk dibagikan kepada orang lain terutama kaum mustadhafin.

Tetapi, mungkin ada sebagian Muslim yang punya utang puasa. Karena puasa sunah dilarang, bagaimana hukumnya dengan qadha puasa dilakukan di Hari Tasyrik?

 

4 dari 5 halaman

Hukum Puasa Hari Tasyrik

Dikutip dari Bincang Syariah, para ulama menyatakan tidak ada rukhsah untuk bisa melakukan puasa di Hari Tasyrik. Hal ini juga berlaku untuk qadha puasa Ramadan maupun puasa fardlu lainnya.

Dasar dari pendapat ini adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari Aisyah RA dan Ibnu Umar RA.

" Tidak ada keringanan pada hari-hari Tasyriq untuk berpuasa kecuali bagi orang-orang yang tidak menemukan hadyu."

Hadis ini menjelaskan mengenai larangan puasa apapun. Tetapi, larangan ini tidak berlaku untuk umat Islam yang melaksanakan haji tamattu' (mendahulukan umroh dari haji) dan haji qiran (menggabungkan umroh dan haji) yang tidak menemukan hadyu atau hewan yang disembelih untuk pembayaran dam.

(ism, Sumber: Bincangsyariah.com)

5 dari 5 halaman

Hari Tasyrik dan Alasan Diharamkannya Puasa

Dream - Umat Islam di seluruh dunia baru saja merayakan Idul Adha yang saban tahun jatuh pada 10 Dzulhijjah. Salah satu wujud perayaan tersebut yaitu dengan berkurban.

Ketika Idul Adha, umat Islam dilarang melaksanakan puasa, baik fardu maupun sunah. Larangan ini tetap berlaku tiga hari setelahnya, pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Dalam kajian fikih, tiga hari tersebut dinamai dengan Tasyrik. Ketiganya juga termasuk dalam lima hari yang diharamkan puasa selain Idul Fitri dan Idul Adha.

Dikutip dari Islami.co, Syeikh Abu Suja' dalam Matan Al Ghayah wa Al Taqrib menyatakan kedudukan tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah sama dengan dua hari raya.

Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah Muhammad SAW menyebut tiga tanggal di atas sebagai Hari Mina.

Rasulullah SAW bersabda, " Hari-hari Mina adalah hari-hari makan, minum dan berzikir kepada Allah."

Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim memberikan penjelasan mengenai Hari Mina dalam hadis di atas. Maksud dari Hari Mina yaitu Hari Tasyrik, tiga hari setelah Idul Adha.

Allah menciptakan Tasyrik sebagai hari istimewa. Umat Islam diperintahkan untuk banyak berzikir di hari-hari tersebut.

 

Beri Komentar