Bupati Anas Gandeng Jepang Kuatkan Birokrasi Banyuwangi

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 12 Juli 2017 09:20
Bupati Anas Gandeng Jepang Kuatkan Birokrasi Banyuwangi
Anas sedang mengembangkan internet masuk kampung.

Dream - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berkeinginan menjalin kerja sama dengan Jepang untuk menguatkan birokrasi Banyuwangi. Pernyataan itu disampaikan Anas saat menjadi pembicara di forum tingkat tinggi Leadership Enhancement and Administrative Development for Innovative Governance in Asia (LEADING) di Tokyo, Jepang.

Acara yang digelar Japan International Cooperation Agency (JICA) dan The National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) memang dimanfaatkan Anas untuk menjalin kemitraan antara Banyuwangi dan publik global, terutama Jepang.

" Jepang berminat membantu daerah-daerah di Indonesia terkait penguatan kapasitas birokrasi. Mereka selama ini kan banyak bantu Indonesia di bidang infrastruktur, nah sekarang mulai berminat bantu di reformasi birokrasi,” ujar Anas, dikutip Dream dari Merdeka, Rabu, 12 Juli 2017.

Selama di konferensi tersebut, Anas bertemu Presiden GRIPS Akihiko Tanaka dan Wakil Presiden GRIPS Kiyotaka Yokomichi.

" Kami paparkan beberapa pembenahan yang dilakukan Banyuwangi seperti program Smart Kampung dan tantangan-tantangan ke depan. Selama ini Banyuwangi didampingi beberapa lembaga luar negeri untuk penguatan birokrasi seperti dari Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Jerman. Jika Jepang nanti membantu, tentu akan sangat berarti bagi Banyuwangi,” ujar Anas.

Sekjen Kementerian Desa, Transmigrasi, dan Pembangunan Daerah Tertinggal Anwar Sanusi mengatakan Banyuwangi menjadi salah satu potret keberhasilan pengelolaan pemerintahan yang mendorong peningkatan kepuasan serta kesejahteraan publik.

" Keberhasilan ini salah satunya karena faktor leadership dengan berpijak pada kekuatan dan kearifan potensi lokal. Karenanya, GRIPS memilih Banyuwangi sebagai model yang baik,” kata Anwar.

Selain persoalan birokrasi, Anas juga menjelaskan pengalokasian dana desa untuk membangun jaringan internet masuk kampung. Program itu untuk mempercepat pelayanan publik di kantor desa.

" Sudah sekitar 60 desa teraliri fiber optic, kami targetkan 145 desa tersambung fiber optic pertengahan 2018,” ujar Anas.

Beri Komentar