Depresi Istri Reaktif Covid-19, Suami di Cibinong Nekat Bunuh Diri

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 5 November 2020 15:00
Depresi Istri Reaktif Covid-19, Suami di Cibinong Nekat Bunuh Diri
Diduga pria yang bunuh diri mengalami depresi usai mendengar kabar istrinya reaktif Covid-19.

Dream - Warga Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, digegerkan dengan penemuan seorang pria yang tewas akibat gantung diri di sekitar kompleks Perumahan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pria yang bunuh diri berinisial MS, berusia 58 tahun. Dia gantung diri diduga karena mengalami depresi usai mendengar kabar istrinya reaktif Covid-19.

" Infonya karena depresi istrinya reaktif Covid-19. Belum bisa kita pastikan karena masih dalam penyelidikan, tapi pada Kamis, 5 November 2020 nanti si ibu ada jadwal tes swab ulang," kata Kapolsek Cibinong AKP I Kadek Vemil di Bogor, Rabu 4 November 2020.

1 dari 7 halaman

Kronologi Kejadian

Menurut Kadek, keluarga MS menerangkan bahwa pada Rabu dini hari sekitar pukul 04.30 WIB, korban terbangun dan izin pada istrinya untuk ke toilet.

" Dengan melihat kondisi lampu dapur padam, sang istri pun menghampiri dan tanpa diduga melihat bayangan kepala menggantung di tiang dapur," kata Kadek.

Saat itu, tambah Kadek, istri MS langsung memanggil kedua anaknya, B (20) dan A (18) untuk memeriksa bayangan hitam tersebut.

Kemudian kedua anaknya memastikan bahwa jasad yang menggantung itu adalah ayah mereka.

2 dari 7 halaman

Kadek mengatakan, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta, untuk keperluan autopsi atas permintaan dari keluarga.

" Dari keterangan keluarga di ketahui bahwa korban MS memiliki riwayat penyakit pendarahan di usus," paparnya.

Sumber: Merdeka.com

3 dari 7 halaman

Mengenal Depresi: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Dream – Perkembangan zaman nyatanya telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Perubahan tersebut pun dibarengi dengan tuntutan yang semakin tinggi. Baik dalam bidang ekonomi, maupun sosial.

Untuk itu perlu adanya adaptasi, guna mengikuti perubahan yang terjadi. Namun tak jarang proses ini justru menimbulkan masalah lain, salah satunya depresi.

Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental seperti berpikir dan berperilaku dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal.

Depresi bukanlah kondisi yang bisa diubah dengan cepat atau secara langsung. Jika dibiarkan berlarut-larut, justru dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Karena sistem imun juga sangat dipengaruhi oleh perasaan emosional dari seseorang.

4 dari 7 halaman

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Depresi

Ada tiga aspek yang dapat dilihat, untuk mengetahui apakah seseorang dengan mengalami depresi atau tidak. Yaitu dari aspek fisik, psikis, dan sosial.

Ciri-ciri depresi dari aspek fisik

  1. Selalu merasa kelelahan dan hilang tenaga
  2. Selera makan menurun atau tidak berselera makan
  3. Sulit tidur (insomnia) atau tidur berlebihan (hipersomnia)
  4. Pusing atau rasa nyeri yang tidak jelas alasannya
  5. Gerak tubuh dan cara bicara lebih lambat dari biasanya
  6. Tidak ada gairah seksual
  7. Berat badan turun secara drastis atau naik drastis

Ciri-ciri depresi dari aspek psikis

  1. Selalu dibebani rasa bersalah
  2. Sering menyalahkan diri sendiri
  3. Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga
  4. Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan
  5. Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan
  6. Mudah marah atau sensitif, serta mudah menangis
  7. Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan

Ciri-ciri depresi dari aspek sosial

  1. Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri, menyendiri, malas)
  2. Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
  3. Hilangnya hasrat untuk hidup dan adanya keinginan untuk bunuh diri

 

5 dari 7 halaman

Penyebab Depresi

Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bahkan jika seseorang dalam riwayat kesehatannya memiliki depresi, maka cenderung ia juga akan mengalami hal yang sama.

Ada tiga faktor yang menjadi penyebab dari depresi yaitu faktor biologi, psikologi, dan sosial.

Faktor biologi, beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.

Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.

Penyakit fisik yang berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.

Faktor Psikologis, ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus pada tekanan yang dirasakan dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.

Hal tersebut cenderung membuat seseorang lebih banyak menyalahkan diri sendiri daripada menocba mencari jalan keluar atas tekanan yang sedang dihadapi.

Sehingga seseorang yang mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan dan kondisinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan apatis.

Faktor Sosial, beberapa hal yang dapat menjadi faktor depresi dari lingkungan sosial. Seperti, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, mengalami masalah keuangan, mengalami trauma masa kecil, terisolasi secara sosial, dan tuntutan untuk selalu tampil sempuran didepan umum.

6 dari 7 halaman

Risiko yang Ditimbulkan Akibat Depresi

  1. Bunuh diri
  2. Gangguan tidur
  3. Gangguan emosional seperti mudah tersinggung
  4. Perasaan sedih berkepanjangan
  5. Dapat mengganggu pekerjaan maupun aktifitas harian
  6. Mengalami gangguan pola makan
  7. Adanya perilaku merusak diri, seperti menggunakan obat-obatan terlarang.
7 dari 7 halaman

Cara Mengatasi Depresi

  1. Berolahraga, orang yang menderita depresi disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positif yang dapat menghalangi munculnya mood negatif adalah dengan berolahraga.
  2. Mengatur pola makan, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan mengatur pola makan yang teratur, dapat membantu mengatasi depresi. Karena simptom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.
  3. Memiliki keberanian untuk berubah. Dengan keberanian tersebut, ia akan lebih mudah untuk keluar dari zona kehidupan sebelumnya. Dan mencoba untuk menata kembali hidupnya.
  4. Atur jadwal harian. Membuat jadwal harian dan menerapkannya dengan rutin setiap hari, lama-lama membantu penderita depresi untuk disibukkan dengan berbagai kegiatan positif. Maka dari itu, mengatur jadwal harian bisa menjadi cara mengatasi depresi.
  5. Istirahat yang cukup. Depresi memang sering membuat kamu kesulitan tidur, dan mengakibatkan jam tidur kamu berantakan. Padahal, kurang tidur dapat memperburuk gejala depresi seseorang. Maka dari itu, istirahat yang cukup bisa menjadi cara mengatasi depresi. Usahakan untuk selalu tidur lebih awal dan pastikan jam tidur harian kamu selalu optimal.
  6. Rekreasi atau berjalan-jalan di tempat yang menyejukkan agar tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks dan nyaman. Selain itu, melakukan aktivitas yang menjadi hobi juga dapat membuat penderita menjadi rileks dan nyaman.
  7. Berdoa merupakan salah satu cara mengatasi depresi. Berdoa merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Berdoa akan membuat jiwa menjadi tenang. Karena selalu merasa ada Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberikan jalan keluar bagi setiap hamba-Nya.

(Diambil dari berbagai sumber)

Beri Komentar