Pihak Kepolisian Melakukan Mediasi Dengan Menghadirkan Berbagai Pihak Untuk Membuktikan Alat Kelamin Terlalu Besar Yang Diduga Menjadi Penyebab Meninggalnya Jumatri. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)
Dream - Kasus Sito, mertua yang melaporkan sang menantu, Basar, gara-gara tudingan memiliki alat vital yang besar, sangat menyita perhatian masyarakat.
Kasus di Dusun Brukkan, Desa Maron Kidul, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terjadi setelah Sito etrmakan kabar bohong yang menyebut putrinya meninggal gara-gara Basar memiliki alat vital yang terlalu besar.
Kabar hoaks ini diembus-embuskan oleh orang-orang sekitar. Karena kabar itulah Sito melaporkan Basar ke polisi dengan tuduhan dugaan telah membunuh sang putri tercinta.
Tapi dalam proses mediasi, Basar tak terbukti memiliki alat vital yang besar. Sito akhirnya meminta maaf atas laporan yang telah dibuat.
Berikut deretan fakta terkait kasus ini dikutip dari laman Liputan6.com:
Kanit Reskrim Polsek Maron, Aipda Dadang, mengatakan, Sito melaporkan Basar karena diduga anaknya meninggal dunia pasca berhubungan intim dengan suaminya yang dikabarkan memiliki alat vital terlalu besar.
Sebab, ketika ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, berada di dalam kamar.
" Jadi meninggalnya anaknya itu diduga akibat suaminya yang memiliki alat kelamin tidak wajar, sehingga kemudian mengakibatkan anaknya meninggal," ujar Dadang kepada Liputan6.com, Rabu 27 Maret 2019.
Setelah mendapat laporan itu, polisi kemudian mengumpulkan keluarga dan perangkat desa. Dalam pertemuan itu dilakukan untuk mengklarifikasi kebenaran berita mengenai korban meninggal akibat alat kelamin suaminya terlalu besar.
Dadang berujar, Sito juga tidak mengetahui secara pasti alat vital menantuanya itu terlalu besar atau tidak. " Jadi tidak tahu sendiri, tetapi dapat info dari orang luar," ucap dia.
Setelah berkumpul, Basar kemudian memperlihatkan alat vitalnya di depan Sito. Setelah melihat secara langsung, Sito akhirnya percaya kalau Basar bukanlah orang yang menyebabkan putrinya meninggal dunia.
" Karena itu, masyarakat jangan mudah termakan hoaks. Sebelum bertindak harus didasari kepada kebenaran, sehingga tidak ada saling curiga," kata Dadang.
Dadang melanjutkan, korban yang diketahui bernama Jumarti meninggal dunia karena penyakit epilepsi yang sudah sejak usia 14 tahun dideritanya.
Karena tidak terbukti, Sito kemudian mencabut laporannya itu dan mengakui ada kesalahpahaman.
" Saya minta maaf sebesarnya. Seribu maaf dari saya. Saya anggap perkara ini tidak ada, aman," kata Sito.
Ia juga mengakui terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap berita yang belum diketahui kebenarannya itu.
" Banyak orang bilang kelamin menantu saya besar. Ternyata saya lihat sendiri kecil. Jadi saya cabut perkara itu. Dan saya tak akan percaya omongan tetangga lagi. Mereka itu dajjal, yang tukang buat omongan. Saya enggak percaya lagi," ucap dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik