Doa Meredakan Hujan Dan Cara Menerapkannya (Foto Ilustrasi: Pixabay.com)
Dream – Turunnya hujan adalah berkah dari Allah SWT yang tak hanya dirasakan manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Ketika mulai turun rintik air dari langit, biasanya kita akan langsung membaca doa ketika turun hujan. Manusia membutuhkan hujan untuk bisa mengairi sawah, hewan menjadikan air sebagai habitat sekaligus minum, begitu juga tumbuhan yang membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Namun di daerah Indonesia yang mengalami musim hujan selama 6 bulan, ada kalanya air yang turun jumlah sangat banyak. Bahkan sering kali hujan turun selama berhari-hari dengan jeda tak terlalu lama. Air hujan yang melimpah ini sering membuat manusia khawatir akan munculnya bencana alam dan beberapa di antaranay memanjatkan doa agar hujan deras tak menjadi banjir.
Ketika dilanda kecemasan karena nikmat hujan yang turun terlalu lebat, Islam mengajarkan umatnya untuk memanjatkan doa meredakan hujan. Karena hujan sendiri diturunkan dan tentunya bisa dihentikan juga kuasa Allah SWT.
Semasa hidupnya, Rasulullah SAW juga pernah membaca doa meredakan hujan ini. Nah, Sahabat Dream bisa juga mengikuti sunnah Nabi SAW tersebut untuk memohon pada Allah SWT agar hujan bisa reda.
Berikut adalah bacaan doa meredakan hujan dan cara menerapkannya sebagaimana telah dirangkum oleh Dream melalui islam.nu.or.id dan merdeka.com.
© Pixabay.com
Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini semuanya adalah atas kehendak Allah SWT. Tak terkecuali dengan datangnya hujan yang diturunkan oleh Allah SWT dan akan berhenti juga atas izin-Nya. Oleh karena itu, jika sahabat Dream mengalami hujan yang tidak kunjung reda, maka segeralah untuk berdoa dengan membaca doa meredakan hujan.
Doa ini dulunya pernah dibaca oleh Nabi Muhammad saw semasa hidupnya yang kemudian diriwayatkan oleh Anas. Berikut adalah bacaan doa meredakan hujan yang dikutip dari islam.nu.or.id:
اللهمحواليناولاعلينااللهمعلىالأكاموالظرابوبطونالأوديةومنابتالشجر
Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari.
Artinya: “ Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.”
© Shutterstock.com
Setelah mengetahui bacaan doa meredakan hujan, sahabat Dream juga perlu untuk mengetahui bagaimana cara menerapkannya. Hal ini karena semasa hidupnya, Rasulullah saw tidak hanya membaca doa tersebut tetapi juga melakukan sesuatu. Cara-cara itu pun kemudian dirangkum dalam sebuah karya berupa kitab bernama al-Du’a al-Ma’tsur wa dabuhu wa Ma Yajibu ‘ala al-Da i Itya nuhu wa Ijtinabuhu oleh Imam Abu Bakr al-Thuthusyi.
Berikut adalah beberapa cara menerapkan doa meredakan hujan yang dilakukan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya seperti dikutip dari merdeka.com:
Semasa hidupnya, hal yang dilakukan Rasulullah saw ketika hujan turun selain berdoa adalah membuka atau menyingkap bajunya. Hal ini pun dicatat oleh Imam Abu Bakr al-Thurthusyi sebagai berikut:
وروي مسلم في صحيحه، وأبو داود عن أنس قال: كان النبي صلي الله عليه وسلم إذا رأي المطر كشف ثوبه، وقال أبو داود: يحسر ثوبه عنه ثم اتفقا حتي أصابه، فقلنا: يا رسول الله، لم صنعت هذا؟ فال: لأنه حديث عهد بربه
Artinya:
“ Diriwayatkan (Imam) Muslim dalam Kitab Shahihnya, dan (Imam) Abu Dawud, dari Anas, ia berkata: “ Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya.” (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) bekata: “ Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan.” Kami berkata: “ Ya Rasulullah, kenapa tuan berbuat seperti ini?” Rasulullah menjawab:
“ Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah.”
Hal yang dilakukan Rasulullah saw ketika hujan turun selain berdoa adalah langsung cepat-cepat meninggalkan pekerjaannya dan membaca doa meredakan hujan. Hal ini dilakukan Rasulullah saw saat melihat awan yang berwarna hitam kelam. Berikut adalah doa meredakan hujan yang dibaca Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Ahmad, dan Imam al-Baihaqi:
وروت عائشة رضي الله عنها أن النبي صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي ناشئا في أفق السماء ترك العمل, وإن كان في الصلاة ثم يقول: ((اللهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا)) فإن أمطرنا قال: (اللهُمَّ صَيِّبًا هَنِيْئًا)
Artinya:
“ Diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra. sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat awan hitam di langit, beliau langsung meninggalkan pekerjaan, meskipun beliau sedang melakukan shalat, kemudian berucap: “ Allahumma innî a’ûdzu bika min syarrihâ” (ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari keburukan awan ini).” Dan ketika turun hujan, beliau berucap:
Allahumma shayyiban nâfi’an (ya Allah turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kesenangan).”
Sebagai seorang Muslim, segala sesuatu yang dilakukan ada adabnya. Tak terkecuali ketika melihat angin yang besar dan biasanya hal ini menjadi salah satu pertanda turunnya hujan. Di mana adab tersebut adalah dengan memanjatkan doa agar tidak mendatangkan bencana. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam al-Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad sebagai berikut:
عن أبي هريرة قال: سمعت النبي صلي الله عليه وسلم يقول: الريح من روح الله تعالي تأتي بالرحمة وتأتي بالعذاب, فإذا رأيتموها فلا تسبوها واسألوا الله خيرها واستعيذوا بالله من شرها
Artinya:
“ Dari Sayyidina Abu Hurairah ra. beliau berkata: “ Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Angin adalah bagian dari pemberian Allah, bisa membawa rahmat dan juga bisa membawa azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, mohonlah kepada Allah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.”
Ketika melihat awan mendung, sahabat Dream tentu akan langsung berpikiran bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Nah, semasa hidupnya Rasulullah saw juga pernah mengalami hal tersebut dan langsung memanjatkan doa. Beliau memohon agar awan itu tidak mendatangkan hujan yang membawa bencana, namun hujan yang membawa rahmat.
Hal itu pun dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam al-Nasai berikut ini:
وروي عن ابن المسيب أن رسول الله صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي السحاب قال: (اللهُمَّ سَيْبَ رَحْمَةٍ وَلَا سَيْبَ عَذَابٍ)
Artinya:
“ Diriwayatkan dari Ibnu al-Musayyab, sesungguhnya Rasulullah SAW ketika melihat awan, beliau bersabda: “ Allahumma saiba rahmatin wa lâ saiba ‘adzâbin” (ya Allah, berikanlah rahmat dan jangan berikan azab).”
Hujan yang turun tidak hanya sekadar jatuhnya air ke bumi saja. Tetapi Allah SWT menurunkan hujan karena ada hikmah di baliknya yang bisa dipetik oleh umat manusia. Berikut adalah beberapa hikmah diturunkannya hujan sebagaimana dikutip dari islampos.com.
Hikmah yang pertama dari turunnya hujan adalah bentuk nyata dari rahmat Allah SWT untuk semua umat di dunia. Hal tersebut dijelaskan dalam firman-Nya melalui surat Asy-Syuura ayat 28. Di mana terdapat kata " rahmat" yang dimaksud dengan hujan.
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ
Artinya: " Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji." (QS. Asy-Syuura: 28)
Hikmah yang kedua dari diturunkannya hujan adalah sebagai alat bersuci hamba Allah SWT. Di mana air hujan bisa digunakan oleh umat Islam untuk bersuci dari hadas dan juga junub. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Anfal ayat 11 berikut:
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ
Artinya: " dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu." (QS. Al-Anfal: 11)
Hujan yang Allah SWT turunkan adalah rizki bagi seluruh makhluk di dunia. Dijelaskan oleh Ath Thabari sebagai berikut:
" Di langit itu diturunkannya hujan dan salju, di mana dengan sebab keduanya keluarlah berbagai rizki, kebutuhan, makanan, dan selainnya dari dalam bumi."
Kemudian juga dijelaskan dalam surat Ad-Dzariyat ayat 22 bahwa di langit ada rezekimu dan ada yang dijanjikan kepadamu. Rezeki yang dimaksud dalam hal ini adalah hujan.
Hikmah selanjutnya dari diturunkannya hujan adalah sebagai pertolongan untuk para wali Allah SWT. Dijelaskan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari ra sebagai berikut:
“ Hujan yang dimaksud di sini adalah hujan yang Allah turunkan dari langit ketika hari Badr dengan tujuan mensucikan orang-orang beriman untuk shalat mereka. Karena pada saati itu mereka dalam keadaan junub namun tidak ada air untuk mensucikan diri mereka. Ketika hujan turun, mereka pun bisa mandi dan bersuci dengannya. Setan ketika itu telah memberikan was-was pada mereka yang membuat mereka bersedih hati. Mereka dibuat sedih dengan mengatakan bahwa pagi itu mereka dalam keadaan junub dan tidak memiliki air. Maka Allah hilangkan was-was tadi dari hati mereka karena sebab diturunkannya hujan. Hati mereka pun semakin kuat. Turunnya hujan ini pun menguatkan langkah mereka. … Inilah pertolongan Allah kepada Nabi-Nya dan wali-wali Allah. Dengan sebab ini, mereka semakin kuat menghadapi musuh-musuhnya.”
Hikmah dari turunnya hujan adalah sebagai azab atas pelaku maksiat. Hal ini berdasar pada kisah Nabi Nuh as yang pada masa itu hujan datang hingga mendatangkan banjir dan membinasakan orang-orang zalim. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Hud ayat 44 berikut:
وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيَا سَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: " Dan difirmankan, “ Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.” (QS. Hud: 44)
Gadis Cilik Blasteran Berponi Jadi Artis Terkenal dan Hidup Bahagia, Coba Tebak?
Memotivasi Anak Ibadah Ramadan, Jangan Hanya dengan Hadiah
Setahun Jalani LDR, Pria Syok Saat Tahu Identitas Asli Sang Kekasih
Jangan Sampai Salah, 3 Cara Pakai Bronzer yang Benar
Setahun Perang Ukraina, Cerita Rakyat Rusia
Tata Cara Sholat 5 Waktu Beserta Gambarnya, Lengkap dengan Bacaan
Alshad Ahmad dan Nissa Asyifa Diduga Telah Menikah dan Resmi Cerai
Belum Sebulan Mobile Banking BCA Error Lagi, Ada Apa Kali Ini?
Ikhtiar Adalah Usaha dengan Sungguh-Sungguh, Kenali Bentuknya untuk Amalan Sehari-Hari
Viral Wanita Buat Tutorial Makeup Melabrak Pelakor Seksi, Hasilnya Auto Bikin Minder
Hasil Sidang Isbat: 1 Ramadan 1444 Hijriyah Jatuh di Hari Kamis 23 Maret 2023
Persiapan Pelaksanaan Haji Mencapai 80 Persen Kemenag Siapkan Skema Ramah Lansia