RSD Wisma Atlet Kemayoran (Liputan6.com)
Dream - Sempat berkurang, pasien Covid-19 masuk Rumah Sakit Darurat bertambah dalam dua hari berturut-turut. Penambahan terjadi pada sejak Kamis hingga Jumat pagi, 16-17 September 2021.
Kepala Penerangan Kogabwilhan-I, Kolonel Marinir Aris Mudian, mengungkapkan sebanyak 11 pasien baru dirawat di RSD Wisma Atlet pada Kamis dan lima pasien baru pada Jumat. Total pasien yang menjalani perawatan di RSD Wisma Atlet kini menjadi 548 orang.
" Jumlah pasien rawat inap terdiri dari 252 pria, 296 wanita," ujar Aris.
Sejak mulai beroperasi pada 23 Maret 2020, RSD Wisma Atlet telah merawat 127.744 pasien. Dari jumlah tersebut, 127.196 pasien telah keluar dari Wisma Atlet baik karena sembuh maupun dirujuk ke rumah sakit lain.
Jumlah pasien sembuh setelah menjalani perawatan Wisma Atlet sebanyak 125.575 orang. Sementara, 1.027 pasien dirujuk ke rumah sakit lain dan 594 pasien meninggal dunia.
Aris turut melaporkan data penanganan Covid-19 di RSKI Pulau Galang. Hingga Jumat pukul 08.00 WIB, 273 pasien menjalani rawat inap dengan rincian 180 pasien pria dan 93 pasien wanita.
Dibandingkan Kamis, jumlah pasien yang dirawat berkurang lima orang. Sehingga hari ini pasien Covid-19 di RSKI Pulau Galang tercatat sebanyak 278 orang.
Sementara sejak beroperasi pada 12 April 2020 hingga hari ini, total pasien yang dirawat di RSKI Pulau Galang mencapai 16.337 orang. Dari jumlah tersebut, 16.064 pasien sudah keluar.
" Rincian pasien keluar rujuk ke rumah sakit lain 42 orang, sudah sembuh atau membaik 8.724 orang, suspek selesai perawatan 7.297 orang dan meninggal 1 orang," kata Aris, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Indonesia diklaim masuk dalam jajaran negara dengan penanganan Covid-19 terbaik dunia. Ini dilihat dari kemampuan Indonesia menurunkan kasus terkonfirmasi Covid-19 hingga 58 persen dalam waktu dua pekan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan apresiasi tersebut diperoleh dari publikasi situs Ourworldindata.org, John Hopkins University CSSE Covid-19.
" Data yang terakhir diupdate pada 12 September kemarin menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia karena mampu menurunkan angka kasus hingga 58 persen dalam kurun waktu dua minggu," ujar
Meski demikian, Nadia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada sebab potensi lonjakan kasus Covid-18 belum hilang. Terlebih varian COvid-19 terus bermunculnya sehingga meningkatkan risiko.
Nadia mengatakan tren positif dalam penanganan Covid-19 terus dipertahankan Indonesia. Indikator ini terlihat dari kecilnya angka kasus harian sejak empat bulan terakhir, yang sampai mencapai angka terendah 2.577 kasus pada awal pekan ini.
" Tren positif di hampir seluruh indikator merupakan salah satu bukti keseriusan kita semua untuk dapat mengendalikan pandemi Covid-19 di negara kita," kata dia.
Tetapi, Nadia mengingatkan upaya terberat adalah mempertahankan tren positif tersebut. Dia pun mengajak masyarakat untuk terlibat dalam vaksinasi, dengan mengikutinya bagi yang belum mendapatkan vaksin.
Pemerintah menjamin vaksin terus tersedia dan didistribusikan ke seluruh daerah. Sehingga vaksin bisa langsung digunakan untuk masyarakat.
Percepatan vaksinasi menjadi prioritas pemerintah untuk memastikan kesiapan daerah menuju masa transisi. Vaksinasi lanjut usia juga terus ditingkatkan mengingat angka kematian kelompok ini masih tinggi.
" Kami berharap stakeholder terkait, terutama di daerah, untuk menyusun kembali strategi dalam menjangkau populasi rentan seperti lansia, sesuai dengan keunikan masalah di masing-masing wilayah," kata Nadia, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Untuk terus menurunkan kasus aktif Covid-19, pemerintah memperketat pintu masuk bagi pendatang dari luar negeri. Pemeriksaan diperketat untuk mengantisipasi masuknya varian baru virus Covid-19 ke Indonesia, termasuk varian Mu.
Pengetatan juga dilakukan untuk menjaring pelaku perjalanan internasional yang terdeteksi positif meskipun membawa surat bebas Covid-19 dari negara asal. Sebab hal inilah yang menjadi momok penularan Covid-19 varian baru.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, pengawasan ketat diawali dengan pemeriksaan PCR bagi pelaku perjalanan internasional saat hari pertama kedatangan.
Ia menambahkan, jika hasil pemeriksaan PCR pertamanya negatif akan dilanjutkan dengan karantina selama delapan hari.
Selanjutnya, pada hari ke tujuh karantina, pelaku perjalanan internasional wajib menjalani tes PCR ke dua untuk memastikan apakah pelaku perjalanan luar negeri positif atau negatif Covid-19.
Apabila hasil pemeriksaan PCR ke dua dinyatakan negatif Covid-19 barulah selesai melaksanakan karantina. Tetapi jika hasil pemeriksaan PCR ke dua positif Covid-19 maka harus dibawa ke isolasi terpusat atau fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
" Harapannya bahwa protokol ini bisa diterapkan Satgas Covid-19 di bandar udara dan pelabuhan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, karena kita ketahui beberapa pintu masuk dari pelaku perjalanan internasional ini ada di beberapa provinsi lainnya," jelas Nadia.
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!