Fakta-fakta Kematian Prada Indra Yang Kasusnya Disebut Mirip Brigadir J (Shutterstock)
Dream - Anggota TNI AU, Prada Indra Wijaya, yang bertugas di Markas Komando Operasi Udara III (Makoopsud III) Biak, Papua, dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu, 19 November 2022.
Laporan awal disampaikan bahwa Prada Indra meninggal karena dehidrasi setelah bermain futsal. Belakangan diketahui meninggalnya Prada Indra karena dianiaya senior.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, mengatakan, Prada Muhammad Indra Wijaya meninggal di Rumah Sakit Lanud Manua Biak setelah sebelumnya pingsan di mess tamtama Tiger Makoopsud III Biak.
Berikut sejumlah fakta kematian Prada Indra:
Kakak kandung Prada Muhammad Indra Wijaya, Rika, mengatakan, keluarga mendapat pesan WhatsApp dari anggota TNI di Makoopsud III Biak pada 19 November pukul 02.00 WIB yang menyampaikan bahwa adiknya sudah meninggal dunia sekitar pukul 22.05 WIT.
" Setelah mendapat kabar itu, keluarga langsung melakukan video call untuk mendapatkan kebenaran kabar tersebut. Akhirnya diperlihatkan, bila jasad Muhammad Indra bagian kuping, hidungnya sudah ditutup kapas, keluarga pun mempertanyakan kenapa ditutup seperti itu, lalu dijawab hal tersebut wajar diperlakukan kepada jenazah," tutur Rika, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 24 November 2022.
Kematian Prada Indra diklaim atasannya karena dehidrasi usai berolahraga. Prada Indra disebut bermain futsal dari pukul sembilan malam sampai pukul sebelas malam.
Namun kondisi jenazah tidak sesuai dengan informasi dehidrasi. " Keluarga mendapat penyebab yang sama dari dokter penyakit dalam di Biak, bila adik kami ini meninggal karena mengalami dehidrasi hebat, sebab bermain futsal dari jam 9 sampai jam 11 malam," kata Rika.
Keluarga kemudian meminta jenazah secepatnya dipulangkan ke Tangerang untuk dikebumikan.
Setibanya di Kargo Bandara Soetta, Rika mengungkapkan bahwa pihak keluarga yang menjemput mendapat telepon lagi dari petugas di Makoopsud III Biak, Papua agar peti jenazah Indra tidak dibuka, dan harus segera dikebumikan.
Hal tersebut justru membuat keluarga bertanya-tanya. Sebab, keluarga ingin melihat wajah almarhum Muhammad Indra untuk terakhir kalinya.
Keluarga tetap bersikukuh untuk membuka peti jenazah Muhammad Indra setibanya di rumah duka di Jalan Danau Maninjau, Kelurahan Bencongan Indah, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Saat itu, keluarga menanyakan dimana kunci gembok peti jenazah, namun anggota Makoopsud III Biak yang ikut mengantar mengaku tidak dibekali kunci tersebut. Keluarga pun sepakat untuk membuka paksa gembok peti menggunakan palu.
Kelurga terkejut mendapati darah menembus kain kafan yang menutupi wajah jenazah Indra.
Keluarga pun meminta kain kafan yang menutupi tubuh Indra juga dibuka, hingga akhirnya mendapati luka lebam lain di tubuhnya.
" Saat itulah yang membuat keluarga histeris," ujar Rika.
Keluarga tidak mau berspekulasi sendiri. Mereka memutuskan untuk mengautopsi jenazah agar mendapatkan jawaban yang benar tentang penyebab kematian Muhammad Indra Wijaya.
4 Prajurit Jadi Tersangka dan Ditahan
Setelah diselidiki, Prada Muhammad Indra Wijaya ternyata tewas akibat dianiaya senior-seniornya. TNI AU menetapkan empat pelaku sebagai tersangka.
Keempat tersangka yakni Prada SL, Prada MS, Pratu DD, dan Pratu BG. Mereka dijerat dengan pasal pidana atas tindakan pembunuhan, penganiayaan, dan pidana militer atas pemukulan atasan kepada bawahan dalam dinas.
" Pasal yang dikenakan adalah, Pasal 338 KUHP ancaman hukuman 15 tahun, Juncto Pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun. Juncto pasal 131 ayat (3) KUHPM, dengan ancaman hukuman sembilan tahun," kata Kadispen AU Marsma TNI, Indan Gilang Buldansyah
Selain proses tindak pidana yang dilakukan kepada empat tersangka, mereka juga bakal diproses secara sanksi administrasi, dengan hukuman terberat dipecat dari kesatuan TNI AU.
" Untuk sanksi administrasi, dapat dipecat. Empat orang Prada SL, Prada MS, Pratu DD dan Pratu BG. Sudah status tersangka. Sudah masuk dalam penahanan sementara tingkat pertama selama 20 hari untuk penyidikan," jelas Gilang.
Kasus Prada Indra ini mengingatkan publik dengan kasus serupa yang sampai saat ini belum menemukan titik akhir yakni kasus kematian Brigadir J.
Ada beberapa kesamaan antara kasus kematian Prada Indra dengan Brigadir J yaitu tentang kondisi jasad Prada Indra yang dipenuhi luka serta peti jenazah yang dilarang dibuka.
Soal deretan kejanggalan atas kematian Prada Indra, pihak TNI Angkatan Udara (AU) saat ini masih melakukan penyelidikan.
Sumber: liputan6.com
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya