Fathu Makkah Artinya Penaklukkan Makkah, Inilah Penyebab Terjadinya dan Hikmah yang Bisa Dipetik

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Sabtu, 22 April 2023 06:01
Fathu Makkah Artinya Penaklukkan Makkah, Inilah Penyebab Terjadinya dan Hikmah yang Bisa Dipetik
Peritiwa itu terjadi karena adanya pengkhianatan pada perjanjian Hudaibiyah.

Dream - Fathu Makkah adalah penaklukkan Makkah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan pasukan Muslim. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 20 dan 21 Ramadhan tahun ke-8 hijriah.

Peristiwa Fathu Makkah menjadikan wilayah Makkah bebas dari kekuasaan kaum kafir Quraisy yang menjadi musuh bagi Islam. Karena peristiwa itu jugalah, Makkah menjadi kota yang terbuka bagi siapa saja, tak terkecuali umat Islam.

Fathu Makkah telah menjadi peristiwa besar dalam sejarah Islam sekaligus menjadi titik balik perjuangan umat Islam yang ketika itu penuh dengan tekanan. Hingga akhirnya kota Makkah diisi dengan keimanan kepada Allah SWT.

Untuk mengetahui bagaimana sebab terjadinya Fathu Makkah dan hikmah apa yang bisa dipetik, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 3 halaman

Sebab Terjadinya Fathu Makkah

Penyebab Fathu Makkah adalah terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Pada awalnya antara kaum Muslim Madinah dengan kaum Quraisy menandatangi nota kesepakatan Shulh Hudaibiyah di tahun ke-6 hijriyah.

Melalui perjanjian Hudaibiyah itulah, setiap suku melakukan gencatan senjata. Namun, ternyata hal tersebut dimanfaatkan oleh Bani Bakr untuk melakukan balas dendam pada suku Khuza'ah. Bani Bakr melakukan serangan secara mendadak saat malam hari pada Bani Khuza'ah. Dengan diam-diam, kaum kafir Quraisy pun mengirimkan bantuan berupa personel dan senjata untuk Bani Bakr.

Kemudian ada beberapa orang dari Suku Khuza'ah mendatangi Nabi Muhammad saw di Madinah. Nabi saw pun diberitahu tentang pengkhianatan tersebut. Kaum kafir Quraisy yang menyadari telah melakukan pelanggaran perjanjian, akhirnya mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbarui isi perjanjian.

Abu Sufyan yang telah sampai di Madinah menjelaskan pada Nabi saw. Namun, beliau tidak memedulikannya. Kemudian Abu Sufyan pun menemui Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk meminta bantuan agar bisa membujuk Nabi saw. Tetapi sayang sekali, usahanya tidak membuah kan hasil.

Untuk yang terakhir, Abu Sufyan pun menemui Ali bin Abin Thalib untuk meminta tolong. Hasilnya juga sama saja, Ali bin Abi Thalib pun menolak. Lalu, Ali bin Abi Thalib memberikan saran:

" Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun solusi yang bermanfaat bagimu. Akan tetapi, bukankah Engkau seorang pemimpin Bani Kinanah? Maka, bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orang-orang. Kemudian, kembalilah ke daerahmu.

" Apakah menurutmu ini akan bermanfaat bagiku?" tanya Abu Sufyan.

" Demi Allah, aku sendiri tidak yakin, tetapi aku tidak memiliki solusi lain bagimu." jawab Ali bin Abi Thalib.

Karena pengkhianatan tersebut, Nabi saw pun memerintahkan para sahabat agar menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Seluruh sahabat diajak untuk menyerang Makkah. Nabi saw bersabda:

" Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga ku tiba di sana secara tiba-tiba."

2 dari 3 halaman

Pasukan Nabi Muhammad Masuk ke Makkah

Rombongan Nabi Muhammad saw yang menuju ke Makkah berjumlah mencapai 10.000 orang. Tentu pasukan beliau sangatlah besar. Berita kedatangan pasukan Nabi Muhammad saw pun akhirnya didengar oleh kaum kafir Quraisy. Nabi saw pun menyuruh bala tentaranya mendirikan kemah di dekat Kota Makkah, yakni di Marr Azh Zhahran dan menyalakan 10.000 obor.

Kedatangan Nabi Muhammad saw pun disambut dengan suka cita oleh pamannya, Abbas. Saat itu, Abbas pun menyatakan dirinya masuk Islam. Namun, Abbas merasa khawatir dengan nasib keluarganya yang berada di Makkah. Setelah itu disusul oleh Abu Sufyan yang juga masuk Islam.

Sebelum kembali ke Makkah, Abu Sufyan mengecek tentara Muslim yang jumlahnya banyak lalu menceritakan pada kaum kafir Quraisy. Informasi tersebut membuat harapan kaum kafir menjadi hilang untuk melakukan perlawanan. Dalam hal ini, Rasulullah saw melakukan hal yang bijak.

Beliau menyampaikan pada para sahabatnya agar tidak khawatir dengan keluarganya yang berada di Makkah. Nabi saw akan menjamin bahwa pasukannya yang besar itu memiliki tujuan menguasai Makkah dengan damai. Beliau juga mengetahui bahwa kekuatan dari lawannya itu sudah lemah.

Jadi, Rasulullah saw hanya ingin menakut-nakuti mereka dengan pasukannya yang besar dan tidak bermaksud utnuk memerangi mereka. Saat memasuki Kota Makkah, Rasulullah saw melalui empat arah.

Pasukan pertama dipimpin sahabat Zubair bin I-'Awwam untuk masuk dari utara. Pasukan kedua dipimpin oleh sahabat Khalid bin Walid yang masuk dari arah bawah. Pasukan ketiga dipimpin oleh Sa'd bin Ubada yang masuk dari arah barat. Dan pasukan keempat dipimpin oleh sahabat Abu Ubaida bin Jarrah yang masuk dari arah atas lewat kaki gunung Hind.

Rasulullah saw juga memberikan pesan pada pasukannya agar tidak menumpahkan darah barang setetes pun, kecuali jika memang sangat terpaksa. Beliau juga memerintahkan pasukannya agar menyampaikan pengumuman saat masuk ke Kota Makkah yang isinya sebagai berikut:

  • Barangsiapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, maka dia aman.
  • Barangsiapa ia masuk ke rumahnya sendiri dan menutup pintunya, maka dia aman.
  • Dan barangsiapa yang masuk ke masjidil haram, maka dia aman.

Kaum kafir pun menyetujui pengumuman tersebut. Dalam sebuah peperangan itu menyebabkan dua orang umat Islam gugur dengan syahid dan 22 kaum kafir meninggal. Dalam peristiwa itu diketahui bahwa Ikrima bin Abu Jahal melarikan diri.

3 dari 3 halaman

Hikmah Fathu Makkah

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa Fathu Makkah. Apa saja hikmahnya?

Bukti akan Hebatnya Akhlak Rasulullah

Nabi Muhammad saw memberikan perintah pada pasukannya agar tidak melakukan serangan kecuali kondisinya terpaksa. Hal itu karena beliau tidak ingin ada pertumpahan darah. Jadi, pasukannya pun dilarang membunuh kaum kafir yang tidak melawan.

Pasukan Nabi saw juga tidak boleh merampas senjata, kecuali senjata yang digunakan untuk berperang. Meskipun kaum kafir memiliki niat untuk mencelakai Nabi saw, namun dalam peristiwa Fathu Makkah justru akan memerdekakan mereka. Bahkan beliau juga tidak menyimpan dendam, bahkan menjanjikan pada mereka yang bertobat dan masuk Islam akan mendapat ampunan Allah SWT.

Kaum Kafir Quraisy Banyak yang Masuk Islam

Dari peristiwa Fathu Makkah diketahui bahwa banyak dari kaum kafir Quraisy yang akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Bahkan mereka adalah tokoh-tokoh besar, seperti Abu Sufyan bin Al-Harits, Suhail bin Amr, Al-Harits bin Hisyam, Shafwan bin Umayyah, dan Ikrimah bin Jahl. (x)

Beri Komentar