Fenomena Aneh Inti Bumi, Tiba-tiba Berhenti Berputar dan Berbalik Arah, Begini Dampaknya bagi Makhluk di Permukaannya

Reporter : Sugiono
Kamis, 26 Januari 2023 09:00
Fenomena Aneh Inti Bumi, Tiba-tiba Berhenti Berputar dan Berbalik Arah, Begini Dampaknya bagi Makhluk di Permukaannya
Disebutkan jika bola padat di inti Bumi tidak hanya berhenti berputar baru-baru ini. Tapi kembali berputar tapi dengan arah yang berlawanan dari sebelumnya.

Dream - Sebuah fenomena aneh baru-baru ini terjadi di dalam inti Bumi. Disebutkan jika bola padat yang berputar-putar di inti Bumi berhenti baru-baru ini.

Namun yang membuat para ilmuwan heran adalah bola padat tersebut tidak hanya berhenti, tapi mungkin berputar ke arah yang berlawanan dari sebelumnya.

Dugaan ini terungkap setelah dua ilmuwan dari Peking University di China mempublikasikan sebuah studi terbaru tentang lapisan dalam Bumi.

Dua ilmuwan tersebut melaporkan adanya pergerakan misterius setelah mempelajari data gelombang seismik dari gempa di inti dalam Bumi.

1 dari 4 halaman

Dengan melihat perubahan data gelombang ini, mereka dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam lapisan dalam Bumi, jauh lebih dalam daripada yang dapat dicapai oleh bor dan instrumen mana pun.

Data tersebut merinci perubahan gelombang seismik selama beberapa dekade, dimulai dengan rekaman di Alaska dari awal 1960-an hingga yang dikumpulkan pada 2021.

Mereka menemukan bagian-bagian inti Bumi yang sebelumnya memperlihatkan tanda-tanda variasi yang jelas tiba-tiba menunjukkan perubahan yang sangat kecil sekitar tahun 2009. Perubahan itu menunjukkan inti bagian dalam Bumi telah berhenti berotasi.

Kemudian terjadi perubahan penting yang dimulai sekitar awal 1970-an, berupa jeda yang terjadi setiap tujuh dekade atau lebih, sebelum akhirnya inti dalam Bumi secara bertahap kembali berputar ke arah yang berlawanan.

2 dari 4 halaman

Menurut studi tersebut, cara kerja bagian dalam Bumi sangat misterius. Strukturnya dibagi menjadi empat lapisan utama: kerak luar (crust), mantel yang sebagian besar padat (mantle), diikuti oleh inti luar logam cair (liquid outer core), dan inti dalam terakhir yang terdiri dari besi dan nikel (solid inner core).

Karena inti dalam dipisahkan oleh inti luar cair yang memadat, ia dapat melakukan rotasi yang berbeda dari permukaan Bumi.

Putaran inti dalam diatur oleh medan magnet yang dihasilkan inti luar logam cair, serta efek gravitasi mantel.

Namun, teori tentang pergerakan inti dalam ini tidak disepakati. Banyak peneliti sebelumnya berpendapat bahwa lapisan geologis terdalam berputar di samping bagian planet Bumi lainnya dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat daripada permukaan, tetapi sekarang diyakini tidak semudah itu.

3 dari 4 halaman

Tahun lalu, penelitian menemukan bahwa inti Bumi berosilasi, berayun lembut dan berputar dari satu arah ke arah lain dalam satu siklus.

Menariknya, mereka menemukan beberapa data yang tidak biasa dari awal 1970-an, seperti studi terbaru yang dimuat di jurnal ilmiah Nature Geoscience ini.

Hasilnya menunjukkan bahwa inti dalam bergerak perlahan ke arah yang berlawanan antara tahun 1969 dan 1971, dengan sub-rotasi setidaknya sepersepuluh derajat per tahun, dibandingkan dengan arah pergerakannya antara tahun 1971 dan 1974.

" Dari temuan ini, kami dapat menyimpulkan permukaan Bumi bergeser dibandingkan dengan inti dalamnya, seperti yang telah dinyatakan orang selama 20 tahun belakangan," kata John E. Vidale, rekan penulis studi di USC Dornsife College of Letters, Arts dan Sains, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2022.

" Namun, pengamatan terbaru kami menunjukkan bahwa inti dalam berputar sedikit lebih lambat dari 1969-1971, kemudian bergerak ke arah lain dari 1971-1974," tulis mereka.

4 dari 4 halaman

Pergerakan aneh inti Bumi mungkin tidak berpengaruh dan luput dari perhatian kita. Namun perilakunya sebenarnya berpengaruh pada kehidupan makhluk di permukaan Bumi.

Inti Bumi, khususnya inti luarnya, mempengaruhi medan magnet planet. Sejak Kutub Magnetik Utara pertama kali didokumentasikan secara ilmiah pada awal abad ke-19, ia telah bergeser sejauh 2.250 kilometer melintasi bentangan atas Belahan Bumi Utara dari Kanada menuju Siberia.

Antara tahun 1990 dan 2005, laju pergerakan ini meningkat dari kurang dari 15 kilometer per tahun menjadi sekitar 50-60 kilometer per tahun.

Pergeseran yang disebut fluks ini kemungkinan merupakan efek dari dua 'gumpalan' magnet berbahan cair di bagian dalam planet, yang menyebabkan pergeseran besar-besaran medan magnetnya.

Sumber: IFL Science

Beri Komentar