Polisi Buru Erwan Sa'ad Deklarator Tentara Tuhan

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 7 Januari 2021 08:02
Polisi Buru Erwan Sa'ad Deklarator Tentara Tuhan
Pihak pemerintah dan kepolisian masih mencari inisiator deklarasi bernama Erwan Sa’ad

Dream - Media sosial dihebohkan dengan deklarasi pembentukan 'Jundullah' atau tentara Tuhan yang diketahui dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Pemerintah dan kepolisian masih mencari inisiator deklarasi bernama Erwan Sa’ad untuk dimintai keterangan.

Video deklarasi berdurasi 2 menit 51 detik itu terlihat di sebuah sebuah tempat ibadah di Kampung Sasak Bubur RT 04 RW 03 Desa Mekarmukti Kecamatan Cihampelas, KBB. Sejumlah warga mengikuti kalimat yang diucapkan oleh Erwan Sa’ad.

Namun, ada pula video tandingan yang dibuat oleh warga berisi pembatalan pernyataan deklarasi. Alasannya, deklarasi tersebut dilakukan tanpa penjelasan lebih lanjut dari Erwan.

1 dari 4 halaman

Penolakan Keras dari Masyarakat

Salah seorang warga setempat, Ade Ali Syarifuddin mengatakan deklarasi itu dilakukan seusai salat Jumat awal tahu 2021. Erwan Sa'ad yang saat itu menjadi imam salat meminta seluruh jemaah untuk tidak membubarkan diri.

" Dia bilang nanti akan dijelaskan. Kemudian dia buka kertas langsung mendeklarasikan itu," kata Ali, Rabu 6 Januari 2021.

Tahu video itu viral di media sosial, warga pun memutuskan membuat video menolak dan membatalkan deklarasi sekaligus meminta Erwan segera bertanggungjawab dengan cara menjelaskan perihal deklarasi tersebut.

" Dia yang bilang dia bertanggung jawab. Tapi belum datang ke sini. Kalau dia tidak sadar ya langsung minta maaf ke jemaah, warga dan pemerintah," terang dia.

2 dari 4 halaman

Polda Jabar Buru Inisiator

Kabid Humas Polda Jabar, Erdi A. Chaniago memastikan warga yang ikut deklarasi tidak mengerti apa yang disampaikan hingga memutuskan untuk membuat video klarifikasi.

" Untuk ustaz-nya tersebut, sampai sekarang sedang kita cari untuk mintai keterangan mengapa yang bersangkutan melakukan seperti itu," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu 6 Januari 2021.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) KBB Jaja mengaku sudah menemui para deklarator, dan mencoba untuk memanggil Erwan Saad.

" Untuk menyimpulkan apakah ini aliran menyimpang atau bagaimana, kami akan kembali melakukan pendalaman dengan menggandeng MUI dan FKUB," kata Jaja.

Sumber: merdeka.com

3 dari 4 halaman

Sederet Efek Samping Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung

Dream - Tim uji klinis vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, menyatakan penyuntikan vaksin Sinovac sudah selesai. Saat ini tinggal menunggu hasil akhir dari uji klinis tersebut.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, mengatakan tim penguji mencatat sejumlah efek samping yang dialami relawan. Meski begitu, efek samping yang muncul tergolong ringan.

" Semua subjek dipantau efek samping yang dirasakan pada suntikan, sejauh ini efek samping yang timbul terbanyak adalah reaksi lokal berupa nyeri pada tempat suntikan dengan intensitas mayoritas ringan," ujar Kusnandi, dikutip dari Merdeka.com.

Efek samping yang juga banyak dialami relawan yaitu pegal-pegal pada otot. Kusnandi mengatakan gejala tersebut juga tergolong ringan.

4 dari 4 halaman

Sama Dengan Brasil dan Turki

Uji klinis vaksin Sinovac berjalan selama lima bulan melibatkan 1.602 relawan usia 18-59 tahun. Skema yang diterapkan yaitu emergency interval 14 hari antara dosis pertama dan ke dua, sama dengan yang diterapkan di Brasil dan Turki.

" Penyuntikan dosis sudah selesai pada tanggal 6 November 2020 dan pengambilan pada hari paska-suntikan sudah selesai pada tanggal 20 November 2020," ucap Kusnandi.

Sementara, bulan ini (Desember 2020) merupakan tahap pengambilan sampel darah tiga bulan setelah suntikan ke dua. Sedangkan pemeriksaan antibodi menggunakan metode netralisasi dijalankan di Balitbangkes dengan teknik Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELIZA) oleh Bio Farma.

" Laporan interim hingga tiga bulan paska-suntikan kedua akan disampaikan kepada Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) pada awal Januari 2021," kata Kusnandi.

Sumber: Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin

Beri Komentar