Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Tim peneliti di Universitas Hong Kong melaporkan adanya temuan pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh tertular kembali virus corona pada Senin, 24 Agustus 2020. Temuan ini menjadi kasus pertama di dunia.
Temuan tersebut mengindikasikan penyakit yang telah menewaskan 800 ribu lebih orang di seluruh dunia akan terus menyebar. Meskipun populasi dunia telah memiliki kekebalan kawanan (herd immunity).
Pria 33 tahun dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19 dan dibolehkan pulang dari rumah sakit pada April lalu. Tetapi hasil uji menunjukkan pasien tersebut kembali positif setelah kembali dari Spanyol via Inggris pada 15 Agustus lalu.
Dalam artikel yang dimuat pada jurnal medis Clinical Infectious Disease, para peneliti menyatakan pasien tersebut sebelumnya tampak sehat.
Dia tertular virus corona jenis yang berbeda dari yang pernah dialaminya. Tetapi tetap tidak menunjukkan gejala infeksi kedua.
" Penemuan ini bukan berarti pembuatan vaksin akan sia-sia," ujar dokter Kai Wang To, penulis utama artikel tersebut.
To mengatakan kekebalan yang timbul akibat vaksin bisa sangat berbeda dari yang disebabkan oleh infeksi alami. " Perlu menunggu hasil uji untuk melihat sejauh mana keefektifan dari vaksin," lanjut dia.
Pakar epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan tidak perlu mengambil kesimpulan apapun terkait kasus Hong Kong. Kasus orang positif Covid-19 sembuh dan keluar rumah sakit lalu kembali terkena penyakit yang sama sudah terjadi di China daratan.
Tetapi, tidak diketahui dengan jelas apakah mereka tertular virus lagi setelah sembuh total, seperti yang terjadi pada pasien Hong Kong. Ataukah mereka masih punya virus di dalam tubuhnya dari infeksi awal.
Ahli penyakit menular dari kelompok pakar China, Wang Guiqiang, mengatakan jumlah awal pasien Covid-19 yang hasil tesnya positif lagi sekitar 5-15 persen. Salah satu penjelasannya, virus masih ada di paru-paru pasien namun tidak terdeteksi pada sampel yang diambil dari bagian atas saluran pernapasan.
Sebab lain adalah kemungkinan sensitivitas tes yang rendah dan kekebalan yang lemah. Hal itu dapat menyebabkan hasil positif yang persisten.
Ahli dan konsultan di Proyek Genom Covid-19 di Institut Wellcome Sanger Inggris, Jeffrey Barrett, mengatakan sangat sulit untuk membuat kesimpulan yang kuat dari satu pengamatan.
" Mengingat jumlah infeksi global hingga saat ini, melihat satu kasus infeksi ulang tidaklah mengherankan meskipun itu kejadian yang sangat jarang," kata Barrett.
Sumber: Channel News Asia
Doa Sesampainya di Tanah Air Usai Ibadah Haji, Jangan Lupa Tunaikan Sholat Sunnah 2 Rakaat Dahulu!
Hijab Syar'i Style Inara Rusli, Tengok Tutorialnya
Masya Allah! 5 Artis yang Pergi Haji Bareng Pasangan, Terbaru Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
Akhir Pandemi Covid-19, Berakhirnya Darurat Global Covid-19
Akhir Pandemi Covid-19, Terimakasih Sarah Gilbert
Wukuf Adalah Puncak Ibadah Haji Umat Islam: Definisi, Waktu, Amalan dan Doa
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Sosok Sonya Pedagang Ketupat Viral di Bekasi, Punya Paras Cantik dan Gayanya Modis Banget!
Potret Rumah Viral Milik Abah Jajang Dulu Ditawar Rp2,5 Miliar, Kini Berubah Miris
Resmi! Pria Asal Cimahi Ini Terima Mobil Agya Seharga Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
Nuansa Lemon Yellow, Intip Detail Outfit Mentereng Tasyi Athasyia
Ekspresi Sinis Wanita Saat Foto KTP, Bikin yang Lihat Ngerasa Sedang Dimarahi
Aksi Cak Lontong Bikin Konferensi Pers Harga Tiket Indonesia VS Argentina Jadi Ngakak