Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 5 Februari 2024 10:30
Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia
Akibat penyusutan ini, terbentuk sesar yang disertai dengan aktivitas seismik seperti gempa.

1 dari 11 halaman

Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia

Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia © Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia Shutterstock

2 dari 11 halaman

Dream - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan inti bulan perlahan-lahan semakin mendingin dan menyusut. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Planetary Science Journal pada 25 Januari, menemukan bahwa lingkar Bulan telah menyusut lebih dari 150 kaki.


Tim ilmuwan dari NASA, Smithsonian, Arizona State University, dan The University of Maryland menemukan bukti inti Bulan yang mendingin secara bertahap selama ratusan juta tahun.

3 dari 11 halaman

© Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia Shutterstock

Pendinginan ini berlanjut menyebabkan beberapa perubahan permukaan di sekitar Kutub Selatan Bulan. Medan tempat mendarat selama misi berawak Artemis III bahkan telah berubah.

4 dari 11 halaman

Mirip dengan Buah Anggur

Mirip dengan Buah Anggur © Ilmuwan NASA Ungkap Ukuran Bulan Semakin Menyusut, Ini Dampaknya untuk Manusia Shutterstock

Dilansir dari Populer Science, proses penyusutan bulan ini mirip dengan proses buah anggur berkerut. Bulan juga berkerut seiring menyusutnya.

5 dari 11 halaman

Patahan Kerak Bulan

Namun buah anggur memiliki kulit yang lentur, sedangkan bulan memiliki permukaan yang rapuh. Kerapuhan menyebabkan terbentuknya patahan di mana bagian-bagian kerak saling mendorong satu sama lain.

6 dari 11 halaman

Gempa Bumi

Akibat penyusutan ini, terbentuk sesar yang disertai dengan aktivitas seismik seperti gempa. Lokasi manapun di dekat zona patahan bulan ini dapat menimbulkan ancaman bagi eksplorasi manusia di sana. Sama seperti mereka yang tinggal di dekat garis patahan di bumi menghadapi risiko gempa yang lebih besar.

Dalam studi tersebut, tim menghubungkan sekelompok patahan di wilayah kutub selatan bulan dengan gempa bulan dahsyat yang tercatat oleh seismometer Apollo lebih dari 50 tahun lalu.

7 dari 11 halaman

Mereka menggunakan model komputer untuk mensimulasikan stabilitas lereng permukaan dan menemukan daerah yang rentan terhadap tanah longsor.


" Pemodelan kami menunjukkan bahwa gempa bulan dangkal yang mampu menghasilkan guncangan tanah yang kuat di wilayah kutub selatan mungkin terjadi akibat peristiwa slip pada patahan yang sudah ada atau pembentukan patahan dorong baru," ujar Thomas R. Watters, rekan penulis studi dan ilmuwan senior emeritus di the Museum Dirgantara dan Luar Angkasa.

8 dari 11 halaman

Durasi Gempa

Durasi Gempa © Dream

Gempa bulan dangkal hanya terjadi sekitar 100 mil jauhnya di dalam kerak bulan. Berbeda dengan gempa bumi yang hanya berlangsung beberapa detik atau menit, bempa bulan dangkal bisa sepanjang sore.

9 dari 11 halaman

Untuk saat ini, peneliti akan terus memetakan aktivitas seismik di bulan, berharap dapat menemukan lebih banyak lokasi yang mungkin berbahaya bagi eksplorasi manusia.

Misi Artemis NASA saat ini dijadwalkan untuk meluncurkan penerbangan berawak pertamanya pada September 2025, dengan pendaratan di bulan berawak dijadwalkan pada September 2026.

10 dari 11 halaman

"Saat kita semakin dekat dengan tanggal peluncuran misi berawak Artemis, penting untuk menjaga astronot, peralatan, dan infrastruktur kita seaman mungkin."

11 dari 11 halaman

"Pekerjaan ini membantu kita bersiap menghadapi apa yang menanti kita di Bulan, baik itu struktur rekayasa yang dapat lebih tahan terhadap aktivitas seismik Bulan atau melindungi manusia dari zona yang sangat berbahaya,"

pungkasnya.

Beri Komentar