Ingat Kombes Yang Dulu Nekat Tangkap Dan Kunci Jenderal Bintang 3 Di Toilet Bandara
Dream - Bagi yang suka mengikuti kabar tentang politik dan kepolisian, pasti masih ingat dengan Budi Waseso (Buwas).
Budi Waseso adalah sosok Kombes (kini Komjen Pol) yang dulu pernah bikin heboh lantaran berani menangkap Jenderal Bintang 3.
Baru-baru ini, nama Budi Waseso jadi sorotan setelah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara.
Banyak yang mengaitkan kedatangan Budi Waseso ke Istana Negara itu dengan isu reshuffle menteri oleh Presiden Jokowi.
Lantas benarkah Budi Waseso akan menjadi calon pengganti Syahrul Yasin Limpo (Syahrul YL) sebagai Menteri Pertanian?
Saat ini Budi Waseso menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
Akhir bulan lalu, namanya muncul sebagai sosok calon pengganti Syahrul YL sebagai Mentan setelah menemui Presiden Jokowi.
Ketidakhadiran Syahrul YL dalam rapat membahas beras di Istana Kepresidenan itu menuai tandai tanya.
Namun ketika ditanya wartawan, Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengaku tak mengetahui alasan Mentan Syahrul YL tak diundang Presiden Jokowi.
Menurutnya, keputusan itu merupakan kewenangan Presiden Jokowi. Meski begitu, Budi Waseso menyatakan bahwa tidak diundangnya Mentan Syahrul YL bisa saja karena materi yang dibahas adalah operasi pasar.
" Ini kan operasi yang dimaksud Pak Presiden tadi, ini bagaimana melaksanakan operasi pasar. Operasi pasar kan stabilisasinya ada di Kemendag nih.
" Bulog pelaksananya. Badan pangan nasional yang pegang regulasinya itu. Ya itu aja mungkin (alasannya). Jadi jangan ke mana-mana pikirannya," jelasnya.
Lebih lanjut, Budi Waseso menambahkan bahwa Mentan Syahril YL tak diundang karena Kementerian Pertanian hanya fokus kepada pendistribusian.
" Karena Mentan kan produksinya. Yang itu tadi kan yang diutamakan Presiden kan pendistribusiannya ya kita bertiga yang tanggung jawab pendistribusiannya ini," jelasnya.
Di sisi lain, Budi Waseso membantah dengan tegas soal reshuffle menteri oleh Presiden Jokowi saat dirinya diundang ke istana.
" Enggak enggak (reshuffle)," tukasnya.
Sosok Budi Waseso pernah membuat heboh saat dirinya berani menangkap Jenderal Bintang 3, Komjen Susno Duadji. Padahal Budi Waseso saat itu masih perwira dengan 3 bunga melati.
Peristiwanya pada tahun 2010, ketika Budi Waseso menjabat sebagai Kapus Paminal Div Propam Polri. Sementara Susno Duadji statusnya Kabareskrim Polri nonaktif.
Budi Waseso menangkap Komjen Susno Duadji di toilet Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Dengan tegas, Budi Waseso menyampaikan penangkapan itu kepada media.
Menurutnya, dia mendapat perintah untuk menangkap Komjen Susno Duadji yang akan ke Singapura. Saat itu dia langsung berangkat ke bandara bersama tim Propam.
Budi Waseso meminta Komjen Susno Duadji tak meninggalkan Indonesia. Kepada Komjen Susno, Budi Waseso mengatakan jika dia mendapat perintah untuk menangkap dan membawanya menghadap Kapolri.
Namun Komjen Susno mengelak. Dia berdalih jika kehadirannya di bandara hanya untuk sekadar jalan-jalan.
Tak kalah gertak, Budi Waseso menunjukkan dua tiket serta paspor Komjen Susno yang menyebutkan keberangkatannya ke Singapura.
Komjen Susno pun meradang. Kepada Budi Waseso, dia meminta ditunjukan surat penangkapan.
" Saya jawab ke beliau. Lisan saja sudah surat perintah bagi saya," ujar Budi Waseso menirukan proses penangkapan saat itu.
Komjen Susno kembali menggertak Budi Waseso lantaran saat itu peluangnya menjadi Kepala Polri begitu besar. Namun Budi Waseso tak gentar.
" Besok bapak jadi Kapolri, mau pecat saya, saya siap," seolah menantang atasannya itu.
Di tengah ketegangan antara Komjen Susno dan Budi Waseso, seorang perwira polisi lainnya langsung menarik tangannya.
Setelah melalui negosiasi panjang, Komjen Susno berhasil ditangkap saat masuk ke dalam toilet.
Di luar pintu, Budi Waseso menunggu sambil mengunci pintu toilet sampai pesawat yang akan ke Singapura lepas landas.
" Tapi habis itu saya dimarahi sama pati-pati polri, barisan bintang marah semua karena itu namanya pelecehan.
" Saya bilang ini perintah kalau perintah saya laksanakan apapun resikonya," tutur Budi Waseso.
Budi Waseso mengatakan sebagai prajurit itu harus taat dan tunduk pada pimpinan. Pegang teguh, yang tanggung jawabkan pimpinan.
" Saya begitu orangnya. Makanya kalau pimpinan bilang tindaklanjuti itu saya tindak. Level saya bukan level yang ece-ece, bukan yang kecil-kecil. Harus yang beresiko," ujarnya.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov