Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Di Acara AJC Forum (Foto: Youtube AJC)
Dream - Kunjungan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ualam (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum, Minggu 10 Juni 2018, di Yerusalem, menuai polemik di Tanah Air. Namun, Yahya punya penjelasan.
" Beberapa orang di sini kagum dengan keputusan saya untuk datang, karena mereka pikir kedatangan saya akan menyebabkan saya bahaya, berpikir banyak umat Muslim mengancam kematian," kata Yahya, dikutip dari ABC News, Selasa 12 Juni 2018.
Menurut Yahya, konflik Israel-Palestina bukan satu-satunya fokus perjalanannya. Sebaliknya, dia ingin mengajak kerjasama antariman sebagai dasar untuk menyelesaikan konflik, termasuk konflik Myanmar.
" Kita menghadapi masalah peradaban di sini, yang terkait dengan agama," kata Yahya.
Karena kondisi inilah, Yahya mengatakan ingin mengidenfikasi bagian-bagian yang dianggapnya bermasalah, termasuk interaksi umat Islam dengan non-Muslim. Yahya mengatakan perlu ada wacana baru untuk mengakui hubungan Muslim dan non-Muslim agar dapat berdampingan dengan damai.
" Elemen dasar ini mengandung probelmatika karena mereka tidak sesuai dengan realitas peradaban kita saat ini," ujar dia.
Dalam video yang diunggah Youtube, AJC Global, Yahya berbincang dengan Direktur Hubungan Antaragama AJC International, Rabi David Rosen. Dalam video berdurasi 14 menit 36 detik itu, muncul beberapa kata kunci pembahasan.
Laman NuOnline memetakan percakapan Yahya dan David menggunakan Computer Assited Qualitative Data Analysis (CAQDAS). Hasilnya, ditemukan kata-kata yang paling banyak dibahas yaitu, Gus Dur (16,67 persen), agama (13,64 persen), dan rahmah (12,12 persen).
Dalam dialog itu, Yahya berpesan untuk semua orang memilih konsep rahmah atau kasih sayang.
" Jika kita memilih rahmah, baru kita bisa berbicara soal keadilan. Karena keadilan bukan hanya merupakan sesuatu yang kita inginkan, tapi juga tentang kemauan untuk memberikan keadilan bagi orang lain," kata Yahya.
" Jadi, jika saya harus berseru pada dunia, aku ingin menyerukan pada dunia: `Mari memilih rahmah`," ujar dia.
Advertisement
Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea