Dokter Mohamed Mashali Yang Mengabdikan Diri Untuk Merawat Masyarakat Miskin Di Mesir (Sumber:Twitter @@Ahhhmxd)
Dream – Berita duka kembali datang dari dunia kedokteran Mesir. Salah seorang dokter terbaiknya harus pergi untuk selama-lamanya.
Mohamed Mashali, nama sang dokter terkenal di Mesir itu menjadi sosok yang banyak berjasa di kota Tanta, Mesir Utara.
Mashali mengabdikan seluruh hidupnya untuk merawat pasien tanpa memungut tarif. Dia praktik dengan biaya gratis dan tetap tulus membantu banyak warga kekurangan.
Berkat jasanya, Mashali bahkan dianugerahi gelar " Doctor of the Poor" oleh para pejabat sekitar kota Tanta atas pengabdiannya yang melayani masyarakat miskin selama lebih dari 50 tahun.
Melansir dari berita lokal, Cairo360, Mashali hanya mematok biaya pemeriksaan sekitar 5-10 pound Mesir (sekitar Rp 4.500-9.000) per kunjungan.
Bahkan di beberapa kesempatan, Mashali tak memungut biaya seperpun bagi masyarakat yang harus dirawat di klinik medis miliknya.
Dalam sehari, Mashali rela bekerja 12 jam. Di usianya yang sudah menginjak angka 70-an tahun, ia masih melayani 30-50 pasien sehari.
Tak tanggung-tanggung, selain membebaskan biaya pemeriksaan, Mashali juga kerap memberikan vaksin gratis bagi pasien yang tidak mampu.
Melansir dari sebuah wawancara Egyptian outlet Hadret El Mowaten, Mashali menceritakan awal mula dirinya memutuskan mengratiskan biaya bagi para pasiennya.
Kala itu, Mashali mendapati seorang pasien diabetes harus meninggal dunia setelah ibunya tak bisa membayar biaya untuk suntin insulin.
Bahkan saking miskinnya, uang yang dimiliki ibunya hanya cukup untuk membeli makan malam.
" Ketika dia meminta ibunya untuk insulin, ibunya mengaku tak mampu membeli. Satu-satunya uang yang dia miliki hanya cukup untuk makan malam mereka," kenang Mashali.
Dalam sebuah wawancara dengan DW, Dr. Mashali menggambarkan dirinya sebagai spesialis penyakit endemik dan demam.
“ Orang miskinlah yang paling terkena dampaknya, kelompok yang tidak mampu membayar perawatan mahal,” katanya kepada DW.
Kepergian Mashali menyisakan duka bagi publik. Bahkan namanya sempat viral dengan tagar #Doctor_of_the_Poor di twitter UEA pada hari Selasa lalu.
Para warganet berbagi foto dan video Dr. Mashali untuk memberikan penghormatan kepadanya.
" Banyak dokter yang kamu temui di jalan dan mereka tak mengenali atau bahkan menyapamu. Namun, dokter Mashali sebaliknya. Ia selalu menyapa dan tak sungkan memberi penjelasan medis jika diminta,” kenang salah satu pasien Dr. Mashali kepada DW.
(sah, Sumber Al -arabiya.net)
Dream - Kabar duka kembali datang dari dunia kedokteran. Dokter kaum miskin asal Chennai, India, C. Mohan Reddy, menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu 22 Juli 2020.
Dokter yang dikenal memberlakukan tarif 10 rupee, atau sekitar Rp2 ribu, pada pasien miskin di India itu meninggal dunia setelah pingsan dan mengalami gagal pernapasan.
Menurut informasi yang beredar, beberapa hari sebelum kematiannya, Reddy baru saja dinyatakan pulih dari Covid-19.
Semasa hidupnya, Reddy membantu banyak kaum miskin yang kesulitan mengakses perawatan kesehatan di wilayah Chennai, India.
Reddy yang mengelola Rumah Perawatan Mohan di Villivakkam sempat menjalani perawatan akibat positif Covid-19 pada 25 Juni lalu.
Setelah beberapa hari dinyatakan sembuh dan kembali beraktifitas, tiba-tiba Reddy pingsan dan mengalami gagal pernapasan hingga meninggal dunia.
Dokter yang lahir pada tahun 1936 di Nellore, Andhra Pradesh, ini menjalani pendidikannya di Gudur dan lulus dari Kilpauk Medical College.
Reddy kemudian pindah ke Tamil Nadu dan memulai klinik Mohan di Villivakkam, sebuah pusat perawatan pasien miskin yang dia teruskan sampai akhir hidupnya.
Tak mau membebani pasiennya, Reddy hanya mematok biaya 10 rupee (Rp2 ribu) bagi pasien yang kurang mampu. Padahal umumnya, biaya konsultasi dokter di India berkisar 100 rupee.
Reddy yang memang belum menikah memutuskan tinggal di rumah sakit. Dirinya pun siap siaga menangani pasien, tak kenal waktu.
Sejak India melakukan kebijakan lockdown, Reddy masih menerima beberapa pasien di usianya yang sangat berisiko.
Menurut penurutan saudara lelakinya, Reddy bahkan lebih mementingkan pasien daripada dirinya sendiri selama COVID-19.
Sumber India Times
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas