Insinyur Palestina Tewas di Malaysia, Israel Bantah Terlibat

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 24 April 2018 11:00
Insinyur Palestina Tewas di Malaysia, Israel Bantah Terlibat
Ditembak saat menuju masjid di Kuala Lumpur untuk sholat Subuh.

Dream - Fadi Mohammed al-Batsh, 35 tahun, insinyur Palestina, tewas ditembak di Kuala Lumpur, Malaysia. Kelompok pembebasan Palestina, Hamas, menuduh agen Mossad, badan intelijen Israel, sebagai pelaku penembakan pria yang sudah tujuh tahun tinggal di Malaysia ini.

Kepala Polisi Malaysia, Mohamad Fuzi Harun, mengatakan dua sketsa wajah terduga pelaku pembunuhan telah disebar ke publik. Fuzi menyebut para pelaku mengenakan jaket hitam, berkulit putih, postur tubuh tegap dan berjenggot.

" Kemungkinan orang Eropa atau Timur Tengah," kata Fuzi, dilansir Alarabiya.

Dari rekaman kamera keamanan, Fuzi menyebut Batsh ditembak saat menuju ke sebuah masjid untuk sholat Subuh. Para pelaku menunggu Batsh selama sekitar 20 menit.

Batsh merupakan insinyur kelistrikan dan pengajar di sebuah universitas di Malaysia. Tapi, polisi tak dapat mengonfirmasi kemampuan Batsh membuat roket.

Fuzi menyebut Batsh kerap berpergian untuk berbicara mengenai isu Palestina. Bahkan, jika tak meninggal dunia, Batsh dikabarkan akan ke Turki untuk mengikuti sebuah konferensi.

Diwartakan Anadolu Agency, Israel membantah terlibat dalam kematian Batsh. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pada Minggu, 22 April 2018 mengatakan Israel tak terlibat dalam pembunuhan seorang dosen Palestina di Malaysia.

Dalam sebuah pernyataan, Lieberman mengatakan kelompok-kelompok Palestina cenderung menyalahkan Israel atas setiap kejadian.

" Kami telah mendengar pernyataan Kepala Hamas yang bertanggung jawab atas pria itu, menjelaskan dia terlibat dengan produksi roket dan dalam pengembangan roket," kata Lieberman.

Dalam wawancara terpisah dengan Radio Angkatan Darat, Lieberman mengatakan Israel tidak akan mengizinkan jasad al-Batsh dimakamkan di Jalur Gaza. Meski begitu, dia mengatakan Israel tidak dapat mencegah jasad insinyur itu dibawa ke wilayah Palestina melalui Mesir, yang telah berbagi perbatasan dengan Gaza.

Keluarga al-Batsh sebelumnya mengatakan mereka berusaha untuk membawa jasad dosen tersebut ke Gaza melalui penyeberangan Rafah di Mesir.

Sementara itu, media setempat mengisyaratkan Israel bisa jadi berada di belakang pembunuhan itu. Koran Israel, Hayom, mengatakan pembunuhan al-Batsh secara teknis mirip kasus kematian pendiri dan Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Fathi Shaqaqi, yang tewas di Malta pada 1995.

(Beq)

Beri Komentar