Intan Syafrini Saat Menjadi Relawan Di Palangkaraya (Facebook/Intan Syafrini Fazrianti)
Dream - Gadis bernama Intan Syafrini Fazrianti menjadi pembicaraan di sosial media. Gadis berparas manis ini secara mengejutkan muncul di tengah-tengah hutan untuk membantu memadamkan kebakaran hutan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kepada Dream.co.id, Intan bercerita mengenai niatnya menjadi relawan ke Palangkaraya. Niat awalnya menjadi relawan itu, tak lain ingin membuktikan kebenaran berita musibah kabut asap dan kebakaran hutan di Riau dan Palangkaraya.
" Saya selalu ikuti perkembangan berita kabut asap. Sampai akhirnya, tersiar kabar hanya tersisa lima persen lagi udara di sana yang bersih. Saya pun membulatkan tekad untuk berangkat. Saya enggak mau hanya ramai di media sosial," kata Intan saat berbincang dengan Dream.co.id, Jumat 6 November 2015.
Intan mengaku awalnya ingin berangkat dengan biaya mandiri. Namun, sebuah lembaga bernama Sekolah Relawan menawarinya berangkat.
" Aku dikasih kesempatan sama Sekolah Relawan dan dibayai semua akomodasi pulang pergi dan semua keperluan disana," ungkap mahasiswi Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta ini.
Meski pada akhirnya dibiayai, persiapan serba mendadak harus diterimanya. " Aku diberi kabar berangkat itu pada tanggal 27 Oktober sore. Nah, tanggal 28 Oktobernya harus berangkat," jelasnya.
Meski tanpa peralatan kemah yang dimilikinya dirinya tetap nekad berangkat. Gadis kelahiran Bogor, 17 Maret 1996 itu bahkan tak sempat memberitahu orang tuanya mengenai niatannya menjadi relawan.
" Awalnya orangtua gak tahu kalau aku kabur (jadi relawan) tapi lama-kelamaan mereka tahu. Tapi akhirnya, mereka ngerti kalau aku berangkat untuk niat yang tulus," ujarnya. (Ism)
Dream - Media sosial diramaikan dengan tayangan serial asal Malaysia, Upin Ipin yang dianggap menyindir Indonesia. Episode 'Bahaya Jerebu' atau bahaya asap dikatakan menyinggung soal bencana kabut asap yang melanda sejumlah provinsi di Pulau Sumatera.
Episode tersebut menceritakan sang kakek yang mengingatkan Upin, Ipin dan teman-temannya untuk tidak bermain di luar rumah karena bahaya asap.
" Nanti sakit, jerebu membuat kita sesak nafas, mata pedih, bahaya untuk kesehatan," ujar si kakek dalam tayangan tersebut, Jumat, 10 Oktober 2015.
Kakak dari bocah kembar tersebut, Kak Rose juga mengeluhkan soal bahaya asap, " Kalau jerebu ini terus menerus, udara makin keruh, mesti sekolah cuti," katanya.
Upin, Ipin dan teman-temannya pun terpaksa keluar rumah menggunakan masker. Diujung cerita, sang kakek mengingatkan Upin dan Ipin untuk menjaga lingkungan agar udara bersih dan tidak membakar hutan.
Film ini terbagi dalam dua sesi dengan durasi waktu 18 menit 18 detik. Tayangan ini pun sudah ditonton 1,5 juta orang.
" Mungkin ini bisa jadi tamparan buat pemerintah indonesia wkwk," ujar netizen.
" Menurut saya tayangan upin ipin tentang bahaya asap tidak menyindir indonesia karena tayangan ini sudah ditayangkan sebelum terjadi kabut asap...tapi tinggal orang menilai bagaimana karena setiap orang juga berhak menilai dan berpendapat," ungkap netizen lainnya.
Dream - Indonesia tengah dilanda musibah berupa kabut asap yang memenuhi beberapa wilayah di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Pemerintah dan seluruh masyarakat bahkan dibuat ketar-ketir lantaran hingga kini bencana kabut asap tersebut tak kunjung teratasi.
Terkait dengan bencana asap, ternyata Al-Quran menyebutkan dalam surat Ad-Dukhan. Ad-Dukhan sendiri berarti 'kabut' atau 'asap'.
Dalam surat Ad-Dukhan ayat 10 sampai 16, diriwayatkan mengenai bencana kabut/asap yang menyebabkan kelaparan yang menimpa kaum Quraisy pada masa Rasulullah SAW.
Kala itu kaum Quraisy menentang Rasul, tidak mau beriman, sombong dan mengingkari kebenaran sehingga Nabi Muhammad berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau seperti yang menimpa bangsa Mesir pada zaman Nabi Yusuf AS.
Kemudian Allah pun menurunkan kepada mereka bencana kelaparan yang dahsyat sehingga mereka memakan bangkai dan tulang, serta diturunkan pula kabut asap di antara langit dan bumi.
Seperti tertuang dalam Ad-Dukhan ayat 10 dan 11 yang berbunyi, " Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata (10). Yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih (11).
Kaum yang ingkar itu akan tetap berada dalam kondisi seperti ini sampai mereka bertobat dan meminta kepada Rasul agar Beliau berdoa kepada Allah untuk menghilangkan azab itu dari mereka.
Lalu Rasul pun berdoa agar Allah menghilangkan azab itu. Kemudian muncul lah firman Allah," Sungguh (kalau) kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15)
Melalui ayat tersebut diberitahukan, jika Allah akan menghilangkan bencana tersebut mereka akan kembali ingkar.
Dan Allah akan menghukum mereka dengan azab yang lebih besar, sebagaimana yang tertuang pada ayat selanjutnya, yakni Ad-Dukhan: 16.
(Berbagai sumber)
Dream - Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang mengakibatkan kabut asap di Indonesia hingga menjalar ke Malaysia dan Singapura tak bisa lagi dianggap remeh.
Jika ramalan cuaca adanya musim kering panjang benar-benar terjadi, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan peristiwa kebakaran hutan dan asap tahun 2015 akan menjadi rekor terparah sepanjang sejarah.
Berkaca dari kejadian tahun 1997 ketika kebakaran hutan terjadi luas, para ilmuwan NASA memperkirakan total kerugian lingkungan akibat bencana ini bisa mencapai angka US$ 9 miliar atau Rp 129 miliar.
" Kondisi di Singapura dan selatan timur Sumatera terlacak lebih berat dibandingkan tahun 1997," kata ilmuwan dari Columbia University, Robert Field saat menyampaikan pertemuan NASA Goddard Institute for Space Studies.
" Jika ramalan lamanya musim kering terus bertahan, tahun 2015 bakal tercatat sebagai peristiwa paling serius dalam sejarah," ujar Field mengutip laman myexpress.com.au, Selasa, 6 Oktober 2015.
Asap yang berasal dari pembakaran hutan tahun ini telah menyebabkan sejumlah penerbangan dibatalkan, sekolah diliburkan, dan sekitar 10 ribu orang dikhawatirkan mengalami masalah pernapasan.
Indonesia sendiri sudah menerima sejumlah kritikan dari negara tetangga terkait upayanya mengatasi pembakaran lahan.
Pemerintah sendiri sudah menerjunkan 20 ribu orang untuk memadamkan api baik lewan bom air maupun hujan buatan.
Data Emisi Kebakaran Global dari NASA memperkirakan 600 juta gas rumah kaca telah mengepul di langit bumi sepanjang tahun ini. Jumlah itu sama dengan produk Jerman sepanjang tahun.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta