Israel Terima Separuh Jatah Bantuan Militer Global AS

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 15 November 2015 06:07
Israel Terima Separuh Jatah Bantuan Militer Global AS
Dana bantuan militer yang diterima Israel dari AS tahun ini meningkat dari 3,1 miliar dolar, setara Rp42,4 triliun menjadi 5 miliar dolar, setara Rp68,4 triliun.

Dream - Israel tengah berupaya mendapatkan tambahan dana bantuan militer global yang selama ini dikirimkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sebesar US$ 5 miliar, setara Rp 68,4 triliun. Dana tersebut tiga kali lipat jauh lebih besar ketimbang dana yang disalurkan untuk negara lain.

Selama dua tahun terakhir, AS memberikan kepada Israel sebesar US$ 3,1 miliar, setara Rp 42,4 triliun dana yang disebut pembiayaan militer asing.

Bersama Mesir yang menerima US$ 1,5 miliar, setara Rp 20,5 triliun, dua negara ini menempati porsi 80 persen dari total anggaran bantuan militer global AS sebesar US$ 5,5 miliar, setara Rp 75,2 triliun, menurut analisis data pemerintahan VOA.

Sebagai perbandingan, Pakistan yang menempati posisi ketiga negara penerima dana tersebut, hanya mendapat US$ 280 juta, setara Rp3,8 triliun untuk tahun 2015.

Tahun fiskal AS mulai diberlakukan bulan lalu dengan perencanaan pengeluaran sebesar 33,7 miliar dolar, setara Rp 461,1 triliun untuk bantuan asing, dengan sekitar sepertiga anggaran ditujukan secara global, tidak hanya pada satu negara.

Jumlah bantuan untuk Israel tetap sama, semua untuk kebutuhan militer, dengan Afghanistan mendapat US$ 1,5 miliar, setara Rp20,5 triliun dan Mesir mendapat jatah sedikit lebih kecil.

Jika dana untuk Israel benar menjadi US$ 5 miliar pada 2016, besaran itu setara dengan 14 persen dari setiap dolar yang dikirim AS ke seluruh dunia.

Belanja 2016 dibagi dalam delapan kategori, dengan dana terbanyak sebesar US$ 8,8 miliar, setara Rp 120,4 triliun untuk bantuan kesehatan dan US$ 8,7 miliar, setara Rp 119 triliun untuk perdamaian dan keamaan meliputi pembiayaan militer dan sejumlah hal seperti kontra-narkotika dan transaksi kejahatan. Sementara US$ 5,6 miliar sisanya, setara Rp 76,6 triliun digunakan untuk bantuan kemanusiaan.

Selain Israel dan Mesir, beberapa negara penerima dana bantuan keamanan kini tengah terlibat konflik.

Yordania, yang melancarkan serangan udara ke Irak dan Suriah sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS. Pakistan, kekuatan militernya memerangi milisi di perbatasan Afghanistan. Iraq, dengan kelompok ISI yang masih menguasai kota utama. Afghanistan yang terus berjuang melawan Taliban. Somalia terus bertarung dengan milisi Al Shabaab. Terakhir, Suriah, dengan perlawanan selama empat tahun dalam perang saudara.

Masing-masing negara tersebut mendapatkan lebih dari US$ 100 juta tahun ini, setara Rp 1,3 triliun.

Sementara itu, terdapat negara-negara yang tidak termasuk dalam daftar penerima dana bantuan keamanan. Negara-negara tersebut kebanyakan berada di kawasan Benua Afrika dan bantuan dikhususkan untuk menanggulangi HIV/AIDS.

Program bantuan itu mencakup dua pertiga anggaran yang disalurkan kepada Kenya, Tanzania, dan Uganda, serta Nigeria.

Sumber. voanews.com

Beri Komentar