'Jas Merah' dan 'Jas Hijau': Menggugah Ingatan Perjuangan Ulama dan Santri untuk Kemerdekaan

Reporter : Hevy Zil Umami
Minggu, 17 Agustus 2025 17:28
'Jas Merah' dan 'Jas Hijau': Menggugah Ingatan Perjuangan Ulama dan Santri untuk Kemerdekaan
Cucun juga menekankan pentingnya menanamkan kesadaran sejarah dan penghargaan terhadap jasa ulama melalui pendidikan pesantren.

PARLEMENTARIA, Bandung — Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya generasi muda untuk terus mengingat sejarah perjuangan bangsa, khususnya kontribusi besar ulama dan santri dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pesan ini ia sampaikan saat menghadiri peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Pondok Pesantren Sa’adatuddaroin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (17/8/2025).

 

1 dari 1 halaman

'Jas Merah' dan 'Jas Hijau': Menggugah Ingatan Perjuangan Ulama dan Santri untuk Kemerdekaan

Dalam kesempatan tersebut, Cucun mengutip pesan Bung Karno tentang “ Jas Merah”—jangan sekali-kali melupakan sejarah—seraya menambahkan istilah “ Jas Hijau”—jangan sekali-kali melupakan jasa ulama. Menurutnya, sejarah kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran ulama, kiai, dan santri yang berada di garis depan perjuangan.

“ Ulama punya andil luar biasa dalam memerdekakan negeri ini. Kita bisa lihat pada peristiwa 10 November di Surabaya, barisan terdepan adalah ulama dan santri. Begitu juga Bandung Lautan Api, tidak lepas dari gerakan pesantren. Bahkan tokoh perjuangan seperti Cut Nyak Dien hingga para pangeran di berbagai daerah, selalu didukung oleh kekuatan ulama,” ungkap Cucun.

Politisi PKB ini berharap sejarah Indonesia ke depan dapat disajikan secara lebih utuh dan komprehensif. Menurutnya, masih ada celah dalam catatan resmi sejarah yang perlu dilengkapi agar generasi penerus tidak sekadar mengenang peristiwanya, tetapi juga memahami siapa saja aktor penting yang berjuang di balik kemerdekaan.

“ Sejarah kita jangan dikurangi, justru harus ditambah. Peran ulama wajib disampaikan lebih luas karena mereka adalah salah satu penopang utama berdirinya Republik ini,” tegasnya.

Cucun juga menekankan pentingnya menanamkan kesadaran sejarah dan penghargaan terhadap jasa ulama melalui pendidikan pesantren. Ia mengingatkan bahwa pengabdian santri dan ulama melahirkan semangat kebangsaan yang harus diwariskan dari generasi ke generasi.

“ Saya selalu tekankan kepada anak-anak tercinta, jangan sekali-kali melupakan sejarah, jangan sekali-kali melupakan jasa ulama. Dari santri lahirlah nasionalisme dan spirit pengabdian untuk Indonesia,” pungkasnya.

Beri Komentar