Jokowi Sedang Memberi Arahan Penanganan Bencana Di Palu (Foto: Liputan6.com/Septian Deny)
Dream - Pasca gempa disertai tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah Presiden Joko Widodo langsung terbang ke lokasi bencana untuk meninjau kondisi terkini di sana.
Saat ini, orang nomor satu itu sudah tiba di Palu melalui Bandara Mutiara Sis Ajufri sekitar pukul 13.15 WITA.
Setibanya di Bandara, Jokowi langsung menggelar rapat dan memberikan arahan kepada petugas terkait penanganan gempa.
" Dalam melakukan evaluasi korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, saya minta saudara-saudara semua bekerja siang malam penyelesaikan yang berkaitan dengan evakuasi," ujar Jokowi seperti dikutip dari Liputan6.com, Minggu 30 September 2018.
Jokowi juga meminta kepada anggota TNI untuk ikut membantu dalam proses evakuasi penanganan bencana.
" Dan saya minta saudara-saudara membantu dalam rehabilitasi dan rekonstruksi bersama-sama dengan masyarakat, Polri, agar kita semua bisa segera menyelesaikan persoalan di provinsi Sulawesi Tengah," ucap dia.
Sumber: Liputan6.com/Septian Deny
Dream – Sulawesi Tengah ternyata punya sejarah panjang gempa bumi dan tsunami, terutama wilayah Palu dan Donggala. Jauh sebelum musibah gempa dan tsunami pada Jumat 20 September 2018, kedua wilayah ini sudah pernah dilanda bencana serupa.
“ Memang wilayah Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Palu dan Donggala rawan terjadi gempa dan tsunami,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Sabtu 29 September 2018.
Sutopo mengatakan, gempa berkekuatan 6,5 yang berasal dari aktivitas tektonik Watusampo di Teluk Palu pernah terjadi pada 1 Desember 1927. Saat itu, ada 14 orang meninggal dunia dan 50 orang luka-luka.
Pada 1950, gempa terjadi di Kabupaten Donggala. Gempa ini menyebabkan tsunami 2 meter yang berlangsung 2 menit.
Kemudian, gempa bermagnitudo 6 di Teluk Tambu, Donggala, pada 14 Agustus 1938. Gempa ini menimbulkan tsunami 8-10 meter di pantai barat Donggala.
“ Sebanyak 200 korban meninggal dunia dan 790 rumah rusak serta seluruh desa di pesisir pantai barat Donggala hampir tenggelam," kata dia.
Gempa juga terjadi pada 1994 yang dikenal dengan gempa Sausu yang terjadi di Kabupaten Donggala dan mengguncang Sulawesi Tengah. Pada 1 Januari 1996, gempa dengan magnitudo 7,4 yang berpusat di selat Makassar mengakibatkan tsunami yang menyapu pantai barat Kabupaten Donggala dan Tolitoli.
Pada 1996 terjadi gempa di Tonggolobibi di Desa Bankir, Tonggolobibi dan Donggala yang menyebabkan tsunami setinggi 3,4 meter datang dan membawa air laut sejauh 300 meter ke daratan. Saat itu sebanyak 9 orang tewas dan bangunan rusak berat.
" Pada 11 Oktober 1998 Kabupaten Donggala diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,5. Ratusan bangunan rusak parah akibat gempa," kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Dream - Pasca gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Masyarakat kini dihebohkan dengan beredarnya video yang menampilkan fenomena tanah dan lumpur bergerak.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, fenomena itu bernama likuifaksi (liquefaction). Fenomena tersebut menjadikan tanah berubah jadi lumpur seperti cairan kemudian amblas karena kehilangan kekuatan.
" Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction)," tulis Sutopo di akun Twitternya seperti diakses Dream, Minggu 30 September 2018.
Twitter Ads info and privacy
Sutopo Purwo Nugroho ✔@Sutopo_PNMunculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.
Dikutip dari laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), likuifasi membuat tanah kehilangan kekuatan dengan cepat akibat getaran gempa.
" Likuifaksi bertanggung jawab atas banyaknya kerusakan yang mengerikan dalam sejarah gempa bumi di seluruh dunia," tulis iagi.or.id dikutip dari Liputan6.com.
Fenomema tersebut terjadi karena teradapat material lepas berupa pasir dan lanau di bawah permukaan tanah. Akibatnya, ruang poniantar butir terisi air yang menjadikan tanah tidak dapat menahan beban di atasnya baik itu berupa batuan atau bangunan.
Akibat fenomena likuifasi, permukaan tanah akan menurun di bawah permukaan air tanah. Peristiwa itu akan lebih buruk lagi apabila terdapat struktur-struktur geologi di daerah tersebut. Fenomena ini juga pernah terjadi di Yogyakarta pada 2007 silam.
Advertisement
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Belajar Sejarah Nggak Lagi Boring Bareng Komunitas Jelajah
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025