Bahan Baku Vaksin Sinovac (Foto: Instagram @jokowi)
Dream - Indonesia kembali mendapat kiriman 8 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk. Vaksin yang tiba pada Senin, 31 Mei 2021 itu merupakan pengiriman ke-14 dari total kebutuhan yang dipesan Indonesia.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan vaksin tersebut selanjutnya diolah oleh PT Bio Farma hingga siap digunakan. Sehingga ini akan memperkuat ketersediaan vaksin dalam negeri.
" Dengan demikian, sampai saat ini Indonesia sudah mempunyai 75,9 juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk jadi. Jika setiap orang menerima dua dosis suntikan vaksin, maka jumlah itu cukup untuk 37,5 juta orang," tulis Jokowi dalam unggahan Instagram @jokowi.
Untuk realisasinya, Jokowi mengatakan sejauh ini program vaksinasi massal Pemerintah telah mencapai 26,9 juta dosis suntikan.
Rinciannya, sebanyak 16,3 juta masyarakat menerima vaksinasi dosis pertama. Sisanya sekitar 10,6 juta jiwa menerima dosis kedua.
" Vaksinasi ini hanya salah satu ikhtiar kita untuk mengakhiri pandemi. Dukungan masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan tetap diperlukan demi keberhasilan kita dalam penanganan Covid-19," pungkas Jokowi.
View this post on Instagram
Dream - Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Fedik Abdul Rantam, mengatakan, vaksin siap digunakan pada awal tahun 2022, setelah memperoleh hasil bagus saat uji praklinik tahap satu.
" Hasil ini dilihat dari perkembangan dengan titer antibodi yang trennya baik sekali, PA juga baik, dan saat ini pemeriksaan masih berlangsung," ujarnya dikutip merdeka.com, Senin 31 Mei 2021.
Dia menambahkan, pemeriksaan yang saat ini masih berlangsung meliputi immunotyping, ginjal, hematologi, toksisiti, dan pemeriksaan darah total. Hasil pemeriksaan tersebut dijadikan dasar untuk melakukan uji praklinik fase dua.
Untuk itu, kata dia, saat ini tim peneliti tengah menyiapkan uji praklinik fase dua, termasuk makaka sebagai hewan uji coba. " Kemudian menentukan berapa efikasi, dosis, dan lain-lain untuk persiapan uji klinik fase satu pada manusia," ucap dia.
Ketiga platform tersebut masih berlanjut dan konstruksi virus telah selesai lebih awal untuk lanjut ke uji preklinis dan uji klinis.
" Rencana lain kami adalah menyiapkan varian virus lain. Ini untuk menjaga kalau ini (vaksin merah putih) fail (gagal) maka ada subtitusi, tidak perlu menunggu 10 bulan sampai menjadi seed vaccine," katanya.
" Harapannya, pada Desember 2021 atau paling lama Maret 2022, vaksin Merah Putih Unair sudah masuk skema industri," tutur dia menambahkan.
Lebih lanjut Prof. Fedik berharap bahwa penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat Indonesia, yakni, pengembangan vaksin mandiri agar pemerintah dapat mengatasi virus Covid-19 secara mandiri pula.
" Bagi akademisi, kami optimistis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri, dan ini sebagai awal," katanya.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Aksi Kakek 74 Tahun Prank Meninggal Dunia Biar Tahu Siapa yang Layat
Kronologi Pencurian Perhiasan 4 Menit di Museum Louvre yang Bikin Geger Prancis
Waspada! 5 Sayuran yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Penyakit Ginjal