Presiden Jokowi Pantau Jalur Trans Papua Pakai Trail (Foto: Biro Humas Setneg)
Dream - Presiden Joko Widodo menyatakan para pekerja proyek infrastruktur Trans Papua adalah pahlawan. Para pekerja itu, lanjut Jokowi, bertaruh nyawa demi terwujudnya pembangunan di wilayah timur Indonesia.
" Marilah kita bersama-sama berdoa agar para pahlawan pembangunan Trans Papua ini diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 5 Desember 2018.
Demi mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat, Jokowi menegaskan pembangunan di Papua tidak akan berhenti. Jokowi juga menyatakan tidak gentar dengan teror apapun.
" Sekali lagi ingin saya sampaikan bahwa pembangunan Trans Papua tetap, terus dijalankan, diteruskan. Tidak akan berhenti," kata Jokowi.
Presiden pun mengakui pembangunan di Papua tidaklah mudah. Selain kondisi geografis, keamanan menjadi salah satu tantangannya.
Korban Tewas 20 Orang
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut korban pembunuhan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, sebanyak 20 orang. Sebanyak 19 orang di antaranya adalah pekerja pembangunan jembatan.
" Informasi sementara adalah 20. 19 Pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur," jelas Tito saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018) seperti dilansir Liputan6.com.
Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, pekerja proyek di Nduga, Papua diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Sabtu, 1 Desember 2018. Kelompok tersebut di bawah kepemimpinan, Egianus Kogoya.
Sehari kemudian, KKB menyerang pos TNI di Distrik Mbua, Papua. Pos tersebut dibangun TNI untuk menjaga pekerja proyek infrastruktur di kawasan Nduga.
" Itu (pos TNI) juga diserang. Kekuatan 21 orang diserang. Setelah itu terjadi perlawanan dan mereka (TNI) mundur, tapi sempat satu orang gugur. Kita belum tahu di pihak mereka (KKB) mungkin juga sudah ada korban juga tapi saat ini pengejaran dilakukan," paparnya. (ism)
Jokowi bercerita pengalamannya ketika memantau pembangunan Trans Papua. Medan yang dilalui terbilang sulit.
" Geografisnya, cuacanya, ketinggian 3.000-4.000 meter di atas permukaan air laut seperti kita lihat dari Wamena ke Mamugu sepanjang 278 kilometer, itu ketinggian di atas 3.000 meter," kata Jokowi.
Medan sulit tersebut tidak bisa dilalui dengan kendaraan darat. Satu-satunya jalan adalah lewat udara.
" Membawa alat berat saja ke sana pakai helikopter, membawa aspal juga pakai helikopter," terang Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan kondisi alam serta faktor keamanan kerap menjadi kendala pembangunan. Tidak jarang pembangunan terpaksa dihentikan sementara waktu.
" Alamnya sulit di tanah Papua, juga ada sisi keamanan di titik-titik tertentu. Ini yang menyebabkan kadang-kadang misalnya sebuah proyek itu harus berhenti dulu misalnya, karena alat yang sangat sulit dan kadang-kadang keamanan juga masih perlu perhatian," ucap Jokowi.
(ism, Sumber: Merdeka.com/Supriatin)
Dream - Peristiwa pembunuhan 31 pegawai Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupatan Nduga, Papua telah diketahui Presiden Joko Widodo. Presiden mengaku pernah mengunjungi kawasan tersebut yang diakuinya masuk zona merah.
Presiden menegaskan proyek pembangunan infrastruktur di Papua akan akan terus dilanjutkan paska penembakan dan pembunuhan 31 pekerja Istaka Karya tersebut.
" Kita tidak akan takut oleh hal-hal seperti itu," ujar Jokowi, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 4 Desember 2018.
Menurut Jokowi, Distrik Yigi yang pernah dia kunjungi ketika meninjau proyek pembangunan jalan Trans Papua memang termasuk zona berbahaya.
" Ini kejadian di Kabupaten Nduga, di kabupatan yang dulu memang warnanya merah. Saya pernah ke sana," kata Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi segera memerintahkan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri, Jenderal Tito Karnavian memastikan informasi tersebut.
" Karena masih simpang siur, di Nduga itu sinyal nggak ada. Jadi ini masih dikonfirmasi dulu ke sana apakah betul kejadiannya seperti itu," kata Jokowi.
Diakui Jokowi pembangunan infrastruktur di Papua tidak mudah. Selain medan yang berat, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kerap mengganggu proses pengerjaan proyek.
Meski begitu, pemerintah memastikan pembangunan tetap berjalan. Bahkan proses pembangunan dikawal oleh TNI-Polri.
Seperti diketahui, 31 pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Distrik Yigi tewas di tangan KKB selama dua hari sejak Minggu, 2 Desember 2018. Mereka dibantai secara bergantian, dengan 24 orang pekerja tewas lebih dulu.
Delapan orang pekerja sempat melarikan diri dan bersembunyi di rumah salah satu anggota DPRD. Tujuh orang tertangkap dan dibunuh, sementara satu lainnya belum ditemukan.
TNI menerjunkan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 130 personil ke lokasi penembakan 31 pekerja tersebut pada Selasa pagi waktu setempat. Sayangnya, mereka terkendala akses jalan menuju lokasi.
Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, mengatakan lokasi penembakan sedikit sulit dijangkau.
" Kalau dari Kabupaten Wamena, masih harus ke Distrik 2, itu masih empat jam naik kendaraan," kata Dax.
Sedangkan dari distrik kedua menuju Yigi, terang Dax, perjalanan ditempuh lewat jalur darat. Bakal memakan waktu 2 jam dengan kendaraan, apalagi jalanan rusak.
" Informasi sulit didapat, makanya kita harus cek ke sana dan paling kita tunggu lewat radio. Tidak melalui ponsel karena sinyal nggak ada," ucap Dax.
Sumber: Liputan6.com/Nafiysul Qodar
Advertisement
Menjelajah Waktu Sejarah Lokal Bareng Komunitas Ciledug Archives
Kenalan dengan Si Ganteng El Putra Sarira, Sosok `Rangga` yang Dipilih Nicholas Saputra
5 Destinasi Wisata Budaya dan Alam di Cirebon yang Sangat Memanjakan Mata
Apa Itu Fenomena Sharenting? Kenali dan Pahami Risikonya
Diskusi Buku Lebih Menyenangkan Bareng Komunitas Tangerang Book Party
Kisah Aras, Santri Muda yang Tuntaskan Hafalan 30 Juz Hanya dalam 10 Bulan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Kenalan dengan Perdana Menteri Nepal Wanita Pertama yang Dipilih Lewat Discord
5 Tanda yang Bisa Jadi Muncul Saat Anak Mengalami Fatherless
Bikin Nyesek, Viral Kakak Adik Harus Gantian Seragam karena Kesulitan Ekonomi
Menjelajah Waktu Sejarah Lokal Bareng Komunitas Ciledug Archives
Kenalan dengan Si Ganteng El Putra Sarira, Sosok `Rangga` yang Dipilih Nicholas Saputra