Viral Pasien Meninggal Akibat Covid-19 Dibuang dari Keluarga, Cek Faktanya!

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Rabu, 29 April 2020 19:09
Viral Pasien Meninggal Akibat Covid-19 Dibuang dari Keluarga, Cek Faktanya!
Kisah viral ini pun menjadi omongan di media sosial selama beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya terkuak cerita tersebut ternyata

Dream - Beberapa waktu lagi sempat viral unggahan yang menyebut seorang kakek meninggal akibat Covid-19 tanpa keluarga. Unggahan tersebut ada di akun Facebook Che Suriani Che Saufi.

Pemilik akun membagikan kisah sedih seorang kakek meninggal tanpa ada keluarga yang peduli.

Pada unggahan viral tersebut, dijelaskan suatu hari ada seorang kakek yang melakukan tes Covid-19 di rumah sakit setempat. Setelah beberapa saat menunggu, ternyata hasil tes swab menunjukkan dirinya negatif terpapar Covid-19

Setelah itu, pihak rumah sakit menelepon keluarga untuk menjemput sang kakek. Tetapi semua anggota keluarga menolak menjemputnya.

Akhirnya pihak rumah sakit membiarkan kakek itu tinggal di rumah sakit selama beberapa hari. Setelah dua hari tinggal di rumah sakit, sang kakek tiba-tiba meninggal.

Kemudian akun Facebook Che memberikan peringatan kepada seluruh masyarakat untuk selalu memperlakukan keluarga dengan baik dan jangan sampai menyesal.

 

1 dari 4 halaman

Cerita Palsu

Kisah viral ini pun menjadi omongan di media sosial selama beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya terkuak cerita tersebut ternyata palsu, setelah muncul klarifikasi di akun resmi Departemen Kesehatan Malaysia.

Kisah itu, yang sebelumnya diliput banyak media untuk menyoroti betapa berharganya menghabiskan waktu bersama keluarga, tidak dapat diverifikasi dan dianggap palsu.

World of Buzz telah mencoba menghubungi penulis asli cerita untuk konfirmasi lebih lanjut tentang fakta sebelumnya. Tetapi tidak memperoleh tanggapan dari penulis unggahan tersebut.

Ungghan tersebut mendapat banyak simpati dari netizen. Banyak yang terharu membaca ceritanya.

Lantaran terlanjur viral dan dilakukan penyelidikan, wanita itu telah menghapus postingannya dan menjadikan profilnya dalam mode 'private'.

2 dari 4 halaman

Hoaks! Kabar 5000 Ustaz di Jabar Akan Disuntik Virus Corona

Dream - Di tengah kecemasan masyarakat akan wabah corona, para penyebar kabar bohong masih saja menebar isu yang semakin membuat publik gelisah sekaligus geram. Kali ini muncul sebuah narasi di sosial media Facebook yang menyebutkan sebanyak 5.000 ustaz di Jawa Barat akan disuntik virus Covid-19 sampai mati.

Kabar ini pertama kali disebarkan oleh akun dengan nama Edis Abu Syahla pada 6 April 2020.

Akun Facebook itu menggunggah status dengan narasi provokasi agar seluruh ustaz di Jabar waspada dengan undangan rapid test yang dilakukan oleh Pemda Jabar.

Berikut isi narasi hoaks yang dikutip dari Liputan6.com:

" *WASPADALAH...!!!*Perlu dicermati. Di runing teks sebuah TV, 5000 ustadz di Jabar akan menjalani *rapid test*. Lho kenapa hanya ustadz.? Kenapa nggak semua tokoh agama.? Waspadalah...!!! Ustadz yng lurus bisa divonis positif Corona...!!!*#Patut diduga gaya PKI*

*Modus Menghabisi Ustadz..!!??*Ustadz yg sehat bisa saja divonis PDP, dimasukkan RS, disuntik covid-19 sampai mati, dikantongi plastik langsung dikubur oleh RS.Tidak ada yang bisa protes. *Kita harus mengambil sikap tegas...*,"

Unggahan tersebut mendapat banyak tanggapan dari warganet dengan 22 kali dibagikan dan mendapat beberapa komentar.

3 dari 4 halaman

Penelurusan Fakta

Cek Fakta dilakukan Liputan6.com menggunakan situs pencari Google Search dengan kata kunci " ustaz di jabar corona" .

Hasilnya ditemukan artikel yang diunggah oleh turnbackhoax.id pada 6 April 2020 dengan judul " [Salah] Modus Menghabisi Ustadz, dusuntik covid-19 sampai mati"

PENJELASAN: Melalui pesan berantai Whatsapp dan juga media sosial Facebook, beredar sebuah narasi yang menyebut bahwa usulan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum terkait dengan rencana akan menggelar rapid test bagi 5.000 ustadz di Jawa Barat merupakan bentuk dari modus menghabisi ustadz. Menurut pesan yang beredar, nantinya ustadz yang sehat bisa saja divonis PDP, lalu dimasukan ke RS dan kemudian disuntik virus corona atau Covid-19 hingga meninggal dunia.

Faktanya, usulan Wakil Gubernur Jabar terkait dengan 5.000 ulama di Jabar harus menjalani rapid test mempunyai alasan yang mendasar. Ulama yang dimaksud adalah mulai dari tokoh agama di kampung dan desa hingga pondok pesantresn. Ulama sendiri masuk ke dalam kategori B, sebagaimana mereka adalah kelompok masyarakat yang dikategorikan sering bertemu dengan banyak orang. Melansir dari fajar.co.id, Uu menjelasakan, rencana tersebut juga dipicu dari hasil rapid test massal yang dilakukan di Jabar dalam kurun waktu satu pekan terakhir.
“ Rencana itu dipicu berdasar hasil rapid test massal di Jabar sepekan terakhir yang menunjukkan 667 orang terindikasi positif Covid-19. Seperti yang terjadi di rumah ibadah Lembang Bandung dan Stukpa Sukabumi,” jelasnya.

Menurut Uu, pesantren juga berpotensi menjadi kluster baru penularan Covid-19. Terlebih lagi, kiai atau sesepuh pondok pesantren sering menerima tamu atau bersalaman dengan santri. Oleh sebab itulah, Pemprov Jawa Barat akan melaukan rapid test secara massif kepada 5.000 kiai di Jawa Barat.

“ Pak Gubernur Jabar (Ridwan Kamil) meminta saya untuk koordinasi dengan tokoh ulama, MUI dan pimpin pondok pesantren untuk tes massal ini,” pungkasnya.

Melansir dari kompas.com, Uu menambahkan bahwa rapid test Covid-19 bagi 5.000 ulama ini dilakukan untuk kepentingan bersama demi memutus mata rantai penyebaran virus corona itu sendiri. Terkait dengan jadwal tes, Uu mengatakan hingga saat ini pihaknya tengah berkoodinasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk tokoh ulama dan pesantren.

Kesimpulannya adalah, narasi pesan yang menyebut bahwa usulan 5.000 ulama jalani rapid test merupakan bentuk modus menghabisi ulama merupakan informasi yang tidak berdasar. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading konten atau konten yang menyesatkan. Di mana narasi tersebut bisa menimbulkan tafsir atau pemahaman yang salah di masyarakat."

 

4 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar yang beredar tentang 500 ustadz di Jawa Barat akan disuntik virus covid-19 sampai mati ternyata tidak benar. Para ustaz, kiai, dan ulama di Jawa Barat memang kerap bertemu banyak orang, sehingga diharuskan melalukakan rapid test untuk pencegahan persebaran virus Covid-19.

Sumber: Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim

Beri Komentar