Keinginan Terwujud, Istri Wafat 34 Menit Setelah Suami Berpulang, Sempat Beri Pertanda: 'Besok Banyak Orang Datang'
Dream - Cerita cinta sehidup semati menjadi kisah romantis yang bisa menyentuh hati semua orang. Banyak yang beranggapan cerita tersebut hanya ada di film saja.
Namun, kisah itu ternyata terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya kisah cinta antara Norhani Sice (71) dan Zahat Mat (77) berikut ini.
Menurut laman Harian Metro, pasangan suami istri yang sudah mengarungi rumah tangga selama 56 tahun meninggal bersamaan. Sang istri mengembuskan napas terakhir 34 menit setelah suaminya wafat. Norhani wafat pukul 10.54, sedangkan Zahat Mat pukul 10.20.
Keduanya menghembuskan napas terakhir di rumah mereka di Kampung Tualang Sekah, Malaysia, disaksikan anak bungsunya, Ellyawati.
Musibah ini membuat Ellyawati sesak karena kehilangan dua orang berharga dalam hidupnya.
Ayahnya yang merupakan pensiunan tentara menderita kanker stadium empat sejak Oktober lalu. Sedangkan ibunya sempat mengidap penyakit darah tinggi.

“ Pada pagi hari kejadian, ayah saya sesak nafas dan saya yang tinggal di depan rumahnya membantu menggosokkan ada ayah. Sejak saat itu, abah memang kerap meludah dengan air ludah yang berdarah,” katanya.
Hatinya semakin teriris mengetahui sang ibu sebelumnya tampak sehat bahkan masih sempat menyapu halaman rumahnya. Ia bahkan sesekali mengecek kondisi suaminya yang semakin parah.
“ Ibu pula waktu itu sehat saja, mala sempat menyapu halaman rumah sambil sesekali masuk ke rumah menjenguk ayah sebelum ibu panggil saya ke rumahnya,” katanya.
Ellyawati berinisiatif membawa ayahnya ke rumah sakit karena tidak kunjung membaik. Namun apa daya sang ayah akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Tidak berselang lama ibunya yang berdiri di samping jenazah tiba-tiba saja terjatuh di atas pangkuan suaminya.
“ Ibu duduk di sebelah ayah, tidak lama kemudian abah menghembuskan nafas terakhir di sisi kami, dan tiba-tiba ibu juga jatuh ke pangkuan ayah serta tidak sadarkan diri,” katanya.

Pasangan sehidup semati itu kemudian dikebumikan dalam satu liang di Perkebunan Islam Kampung Tuanlang Sekah. Ellyawati berkata ayah dan ibunya mempunyai hubungan erat dan selalu menghabiskan waktu bersama terutama di usia tuanya.
Selama ayahnya sakit, sang ibu selalu setia mendampingi. Keduanya tidak mau berpisah apapun keadaannya, mereka saling menguatkan satu sama lain.
Belakangan diketahui sang ibu memiliki keinginan untuk meninggal bersama suaminya. Kedua orangtuanya tersebut juga memberi tanda-tanda sebelum wafat namun tidak disadarinya.
“ Ibu saya bilang mau kemas rumah karena besok ramai orang mau datang. Saya dengar itu hanya biasa-biasa saja kalau ada tamu atau orang kampung yang datang.”
“ Ibu dan ayah pergi pada pagi hari jumat dan abah sudah tidak menanggung sakit lagi,” tambahnya lagi.
Laporan: Nur Rahma