Penampakan Topan Super Hagibis Yang Mengerikan Dilihat Dari Angkasa. (Foto: NASA)
Dream - Menjadi badai tropis kategori 5 dalam Skala Saffir-Simpson, topan super Hagibis yang terbentuk di Samudera Pasifik telah bergerak ke Jepang.
Foto penampakan topan berukuran sangat besar itu dirilis oleh Badan Antariksa Amerika Serikat NASA pada 11 Oktober 2019 lalu.
Foto tersebut diambil menggunakan modul bernama Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang ditanamkan pada Satelit Aqua NASA.
Dalam gambar terlihat 'mata' badai berukuran kecil yang dikelilingi oleh pusaran angin yang kuat disertai kilat dan 'ekor' awan yang besar.
Saat diambil satelit, topan Hagibis bergerak dalam kecepatan 210 kilometer per jam. Saat itu ukurannya juga sangat besar, mencapai lebar 1.400 kilometer.
Sebagai perbandingan, Honshu - pulau terbesar dan terpadat di Jepang - hanya memiliki panjang sekitar 1.300 kilometer.
Menurut Patrick Duran dari tim NASA Short-term Prediction Research and Transition Center (SPoRT), mata badai tidak selalu berukuran besar.
Jika mata badai berukuran sangat kecil seperti yang terlihat pada topan Hagibis saat ini, biasanya itu menandakan daya rusaknya yang sangat besar.
" Mata badai yang seperti lubang jarum biasanya terlihat pada topan yang sangat kuat. Yang paling unik dari topan Hagibis ini adalah kecepatannya berubah menjadi topan super dari pertama kalinya ia terbentuk," jelas Duran.
Duran mengakui saat ini para ahli belum tahu penyebab topan seperti Hagibis bisa berubah menjadi kuat dalam waktu singkat.
Badan Meteorologi Jepang memperingatkan warga tentang tanda-tanda datangnya topan super Hagibis ini.
Mereka menyebutkan topan super Hagibis akan didahului oleh hujan lebat, gelombang tinggi, dan badai di beberapa daerah pesisir.
Karena itu yang paling terdampak adalah transportasi. Penerbangan dibatalkan dan layanan kereta ditangguhkan.
Salah satu pulau di Jepang yang kemungkinan paling parah jika terdampak topan super Hagibis adalah Pulau Honshu.
Hal ini akan mengganggu penyelenggaraan pertandingan Piala Dunia Rugby dan Formula 1 yang masuk babak kualifikasi.
Sumber: Earth Observatory, NASA
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN