Wow! Jual Ayam Goreng Rp3.000/Potong, Untung Rp50 Juta/Bulan

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 22 Desember 2019 08:02
Wow! Jual Ayam Goreng Rp3.000/Potong, Untung Rp50 Juta/Bulan
Padahal lokasi jualannya di kota metropolitan.

Dream - Saat sedang di Kuala Lumpur, Malaysia, mencari makanan yang harganya ramah di kantong cukup sulit. Maklum, KL adalah kota metropolis sehingga semuanya mahal.

Tetapi, bukan berarti makanan murah tidak ada. Cobalah berkunjung ke Kampung Datuk Keramat, tidak begitu jauh dari Twin Tower yang menjadi ikon Negeri Jiran itu.

Ada satu warung tenda menjual ayam goreng tepung yang selalu ramai.

Selain karena rasanya, warung tenda yang dikelola Mat Tohid Abdul Kadir, 38 tahun dan istrinya, Nur Razlin Ramli, 33 tahun ini membanderol dagangannya dengan harga cukup 1 ringgit sepotong, setara Rp3.300.

Harga tersebut sangat tidak masuk akal. Mengingat harga makanan di KL biasanya dibanderol minimal sekitar 15 ringgit, setara Rp50 ribu.

Ayam goreng 1 ringgit

Meski begitu, pendapatan Tohid tidak bisa dibilang kecil. Dalam sebulan, dia mampu menghasilkan 15 ribu ringgit, setara Rp50 juta dari ayam goreng 1 ringgit yang dijualnya.

 

1 dari 3 halaman

Sempat Jatuh

Dalam menjalankan usahanya, Tohid juga mengalami banyak sekali kesulitan. Dia dan istrinya mampu menghadapi dengan kuat hingga usahanya menuai sukses.

Ada kisah pilu di balik kesuksesan Tohid berdagang ayam goreng tepung. Sebelumnya, dia pernah berdagang ayam golek atau ayam bakar namun bangkrut lantaran kurang laku.

" Memang orang suka ayam golek, tapi tidak akan makan banyak, dan sekarang orang sulit mengeluarkan uang sampai 10 ringgit (setara Rp33 ribu)," kata Tohid.

Selain itu, kondisi perekonomian masa lalu juga berpengaruh pada usahanya kala itu. Dulu, kata dia, kondisi ekonomi cukup stabil.

Ayam goreng 1 ringgit

" Dulu tidak seperti sekarang, ekonomi kita tidak stabil. Dulu orang-orang mengandalkan gaji tetap namun sekarang lebih banyak orang jualan daripada pembeli," ucap dia.

 

2 dari 3 halaman

Harga Yang Terjangkau

Belajar dari kondisi yang terjadi, Tohid mulai memikirkan usaha yang lebih relevan. Juga yang sesuai dengan kondisi perekonomian tak stabil.

" Kalau ngomong soal 1 ringgit, orang mungkin tidak berpikir bisa menggunakannya untuk membeli makanan. Taruhlah 4 atau 5 ringgit, mereka masih merasa ayam itu murah dan bisa membelinya," kata dia.

Sejak memulai usaha ayam goreng pada 2017, Tohid mengaku banyak menghadapi tantangan. Apalagi soal saingan dagang.

" Di sini ada tiga warung yang sama seperti kami, tetapi Alhamdulillah pelanggan tetap setia kepada kami," kata dia.

Dalam satu hari, Tohid bisa menjual 70 hingga 80 ekor ayam. Kadang juga bisa mencapai 100 ekor.

" Kami pernah mendapatkan pemasukan 15 ribu ringgit waktu itu," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Untuk Bersih Sampai Rp2,3 Juta Sehari

Tetapi, penghasilan yang mampu didapat Tohid tidaklah pasti. Tergantung ada musimnya.

Ayam goreng 1 ringgit

" Orang dengar 15 ribu ringgit itu besar, tapi setelah melihat modal dengan harga ayam tidak menentu setiap hari, kami hanya dapat untung bersih antara 500 sampai 700 ringgit sehari (setara Rp1,6-2,3 juta), itu juga sebenarnya tidak pasti," kata dia.

Dalam satu pekan, Tohid membuka warungnya pada Senin hingga Jumat mulai jam 11 sampai sore. Selain ayam goreng 1 ringgit, ada juga ayam berbumbu, seperti ayam keju dan Spicy Korean Chicken.

Lebih lanjut, Tohid berpesan kepada generasi muda untuk tidak malu berdagang di tengah sulitnya mencari pekerjaan.

" Jangan merasa gengsi berdagang di pinggir jalan, kalau itu yang kamu bisa, lakukan," kata dia.

Sumber: Free Malaysia Today

Beri Komentar