Jualan Ayam Goreng 1 Ringgit (freemalaysiatoday.com)
Dream - Saat sedang di Kuala Lumpur, Malaysia, mencari makanan yang harganya ramah di kantong cukup sulit. Maklum, KL adalah kota metropolis sehingga semuanya mahal.
Tetapi, bukan berarti makanan murah tidak ada. Cobalah berkunjung ke Kampung Datuk Keramat, tidak begitu jauh dari Twin Tower yang menjadi ikon Negeri Jiran itu.
Ada satu warung tenda menjual ayam goreng tepung yang selalu ramai.
Selain karena rasanya, warung tenda yang dikelola Mat Tohid Abdul Kadir, 38 tahun dan istrinya, Nur Razlin Ramli, 33 tahun ini membanderol dagangannya dengan harga cukup 1 ringgit sepotong, setara Rp3.300.
Harga tersebut sangat tidak masuk akal. Mengingat harga makanan di KL biasanya dibanderol minimal sekitar 15 ringgit, setara Rp50 ribu.
Meski begitu, pendapatan Tohid tidak bisa dibilang kecil. Dalam sebulan, dia mampu menghasilkan 15 ribu ringgit, setara Rp50 juta dari ayam goreng 1 ringgit yang dijualnya.
Dalam menjalankan usahanya, Tohid juga mengalami banyak sekali kesulitan. Dia dan istrinya mampu menghadapi dengan kuat hingga usahanya menuai sukses.
Ada kisah pilu di balik kesuksesan Tohid berdagang ayam goreng tepung. Sebelumnya, dia pernah berdagang ayam golek atau ayam bakar namun bangkrut lantaran kurang laku.
" Memang orang suka ayam golek, tapi tidak akan makan banyak, dan sekarang orang sulit mengeluarkan uang sampai 10 ringgit (setara Rp33 ribu)," kata Tohid.
Selain itu, kondisi perekonomian masa lalu juga berpengaruh pada usahanya kala itu. Dulu, kata dia, kondisi ekonomi cukup stabil.
" Dulu tidak seperti sekarang, ekonomi kita tidak stabil. Dulu orang-orang mengandalkan gaji tetap namun sekarang lebih banyak orang jualan daripada pembeli," ucap dia.
Belajar dari kondisi yang terjadi, Tohid mulai memikirkan usaha yang lebih relevan. Juga yang sesuai dengan kondisi perekonomian tak stabil.
" Kalau ngomong soal 1 ringgit, orang mungkin tidak berpikir bisa menggunakannya untuk membeli makanan. Taruhlah 4 atau 5 ringgit, mereka masih merasa ayam itu murah dan bisa membelinya," kata dia.
Sejak memulai usaha ayam goreng pada 2017, Tohid mengaku banyak menghadapi tantangan. Apalagi soal saingan dagang.
" Di sini ada tiga warung yang sama seperti kami, tetapi Alhamdulillah pelanggan tetap setia kepada kami," kata dia.
Dalam satu hari, Tohid bisa menjual 70 hingga 80 ekor ayam. Kadang juga bisa mencapai 100 ekor.
" Kami pernah mendapatkan pemasukan 15 ribu ringgit waktu itu," kata dia.
Tetapi, penghasilan yang mampu didapat Tohid tidaklah pasti. Tergantung ada musimnya.
" Orang dengar 15 ribu ringgit itu besar, tapi setelah melihat modal dengan harga ayam tidak menentu setiap hari, kami hanya dapat untung bersih antara 500 sampai 700 ringgit sehari (setara Rp1,6-2,3 juta), itu juga sebenarnya tidak pasti," kata dia.
Dalam satu pekan, Tohid membuka warungnya pada Senin hingga Jumat mulai jam 11 sampai sore. Selain ayam goreng 1 ringgit, ada juga ayam berbumbu, seperti ayam keju dan Spicy Korean Chicken.
Lebih lanjut, Tohid berpesan kepada generasi muda untuk tidak malu berdagang di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
" Jangan merasa gengsi berdagang di pinggir jalan, kalau itu yang kamu bisa, lakukan," kata dia.
Sumber: Free Malaysia Today
Advertisement
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
6 Alasan Anak Perlu Melakukan Tes Minat Sejak Usia Sekolah Dasar, Bukan Saat SMA!
Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca