Facebook/@haramain.info
Dream - Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggaraan umroh. Pemerintah Indonesia maupun Arab Saudi sama-sama membuat protokol kesehatan untuk melindungi setiap jemaah dari potensi tertular Covid-19.
Bahkan protokol kesehatan yang ditetapkan Saudi untuk umroh sangat ketat. Tidak hanya protokol 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, pemerintah Saudi juga memberlakukan karantina bagi jemaah sebelum dan sesudah umroh.
" Kalau dilihat, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan protokol ibadah umroh di masa pandemi boleh dibilang sangat ketat," ujar Kepala Bidang Humas dan Publikasi DPP Amphuri, Limi Maria Goreti, kepada Dream.
Hal itu, kata Limi, terlihat sejak jemaah tiba di Saudi. Seperti karantina di hotel selama tiga hari, kemudian waktu umroh dibatasi hanya tiga jam dan tidak boleh lebih.
" Jadi mulai dari thawaf hingga sai itu hanya dikasih tiga jam. Setelah itu mereka kembali ke hotel dan mengisolasi diri lagi, jadi tidak boleh keluar kamar," ucap Limi.
Sholat pun, kata Limi, harus dilakukan di dalam kamar hotel. Para jemaah benar-benar tidak diizinkan keluar kamar.
Limi mengatakan pernah ada jemaah dari rombongan pertama keluar kamar untuk sholat di masjid. Dalam perjalanan menuju masjid, mereka bertemu laskar pengamanan dan langsung diperintah untuk kembali ke kamar.
" Waktu yang rombongan pertama ada yang ke masjid mau sholat, ada laskar, ketemu laskar, dikatakan, 'oh tdak boleh, tidak bisa'," terang Limi.
Belum lagi jika jemaah keluar kamar sekadar untuk berkunjung ke kamar jemaah lain satu rombongan. Atau jika ada yang berkunjung masuk ke kamar, maka akan didatangi petugas hotel.
" Ini kuncinya memang harus disiplin karena di sana sudah sangat ketat," ucap Limi.
Prosedur yang ketat juga diterapkan pada swab test. Setiap jemaah harus menjalani swab test di Saudi minimal sebanyak tiga kali yaitu ketika baru mendarat, akan melaksanakan umroh dan saat akan pulang.
" Walaupun di Indonesia sudah dinyatakan negatif, sampai di sana tetap harus dilakukan swab karena merupakan bentuk keseriusan dari Pemerintah Arab Saudi," kata dia.
Untuk itu, Limi berpesan kepada jemaah Indonesia yang akan berangkat umroh untuk benar-benar mempersiapkan segalanya. Juga sepenuhnya patuh terhadap protokol Saudi dan tidak berusaha melanggar.
" Kalau ada jemaah yang mengatakan selama delapan hari mereka telah menjalani tiga kali swab, sebetulnya itu bentuk dari kehati-hatian dari Pemerintah Saudi karena Pemerintah Saudi juga ingin memprotek semuanya," terang Limi.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) menilai perlu ada evaluasi terkait penyelenggaraan umroh di masa pandemi Covid-19.
Evaluasi sebaiknya melibatkan sejumlah pemangku kepentingan. Mengingat, munculnya fakta jemaah umroh yang dinyatakan positif Covid-19 dan harus menjalani karantina di Saudi.
" Kalau Amphuri kan melihat memang perlu dilakukan evaluasi dan pihak Amphuri juga melakukan mediasi dan juga koordinasi dengan KJRI Jeddah, muassasah," ujar Ketua Bidang Humas dan Publikasi Dewan Pengurus Pusat Amphuri, Limi Maria Goreti, saat berbincang dengan Dream.
Limi mengatakan, pengalaman perjalanan rombongan umroh pertama dan kedua menjadi bahan evaluasi. Meski begitu, agar semakin lengkap maka perlu menunggu hasil penyelenggaraan umroh rombongan ketiga.
" Kalau kita lihat rombongan ketiga yang berangkat 8 November itu sudah jauh lebih tertib dan (ketentuan pelaksanaan umroh) juga lebih bisa diterima jemaah," kata Limi.
Diketahui, jemaah umroh Indonesia gelombang pertama terbagi dalam tiga kelompok keberangkatan. Kelompok pertama berjumlah 224 orang berangkat pada 1 November 2020, kelompok kedua berjumlah 85 orang dan berangkat pada 3 November 2020, sedangkan kelompok ketiga berjumlah 33 orang berangkat pada 8 November 2020.
Menurut Limi, kondisi yang terjadi pada kelompok ketiga relatif jauh lebih baik. Mereka juga menjalani swab ulang di hari ketiga karantina usai kedatangan di Saudi.
" Ternyata semua negatif dan mereka diizinkan utuk melakukan ibadah umroh dan tadi pagi (Kamis waktu Saudi) mereka sudah bisa ke masjid untuk melakukan Sholat Subuh," ungkap Limi.
Limi pun memahami kelompok pertama dan kedua merupakan jemaah pertama yang melaksanakan umroh dengan prosedur jauh berbeda dari kondisi normal. Sehingga butuh waktu untuk penyesuaian dengan ketentuan baru yang berlaku.
" Tertama bagi jemaah yang biasanya tiap hari bisa lima waktu berada di masjid, ternyata tiba-tiba sekarang nggak bisa. Apalagi mereka hanya di kamar jadi muncul rasa bosan dan lain sebagainya," kata Limi.
Limi juga mengakui menerima keluhan dari jemaah lantaran harus karantina. Seperti keinginan untuk belanja atau beraktivitas di luar hotel tak bisa dilakukan.
Dia pun mengingatkan kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk beraktivitas secara bebas. Apalagi jika ada anggota kelompok yang dinyatakan positif Covid-19.
Lebih lanjut, Limi menyarankan bagi calon jemaah umroh yang sudah mendaftar untuk isolasi mandiri 14 hari sebelum tanggal berangkat. Juga menerapkan karantina ketat selama tiga hari setelah menjalani swab test PCR di Indonesia agar benar-benar bebas dari Covid-19 meskipun sudah dinyatakan negatif.
" Kemudian hindari kerumunan, pertemuan-pertemuan, makan bersama sesama jemaah itu dihindari," kata dia.
Apalagi saat menjalani karantina di Saudi, Limi meminta jemaah untuk sepenuhnya berada di dalam kamar apabila sudah selesai ibadah. Jemaah dilarang untuk berkunjung ke kamar jemaah lain untuk sekadar berbincang.
" Jadi kalau sudah di kamar, ya sudah di kamar. Jangan nangga (bertetangga), ibaratnya. Orang Indonesia kan senangnya guyup," kata dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik