Kisah 17 ABK di Atas Kapal Tersapu Tsunami Donggala Hingga ke Daratan

Reporter : Maulana Kautsar
Sabtu, 29 September 2018 08:56
Kisah 17 ABK di Atas Kapal Tersapu Tsunami Donggala Hingga ke Daratan
Kapal itu tengah bersandar di Pelabuhan Weni saat terjadi gempa dan tsunami di Donggala. Tersapu hingga 70 meter ke daratan.

Dream - Kapal Motor Sabuk Nusantara 39 yang tengah bersandar di Pelabuhan Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, tersapu gelombang tsunami yang timbul akibat gempa berkekuatan 7,7 skala Richter pada Jumat kemarin.

“ Posisi kapal sendiri saat ini berada di sekitar 70 meter dari laut, tepatnya di jalan menuju pelabuhan,” tutur Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, R. Agus H. Purnomo, dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Sabtu 29 September 2018.

Saat tsunami terjadi, di dalam kapan tersebut tidak ada penumpang. Hanya ada sejumlah anak buah kapal. “ Total ABK ada 20 orang. Saat kejadian, ada 3 orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarganya, sedangkan 17 ABK lainnya ada di atas kapal,” tambah Agus.

Agus memastikan lindu yang disertai tsunami tersebut menyebabkan kerusakan sejumlah pelabuhan di Sulawesi Tengah. Pelabuhan Pantoloan yang berada di kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah. Quay Crane di pelabuhan itu roboh.

“ Dengan kondisi ini, layanan kepelabuhanan dihentikan menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan,” ujar dia.

1 dari 1 halaman

Kerusakan akibat gempa juga terjadi di Pelabuhan Ogoamas. Terjdi retakan di Talaud, demaga pun bergeser tiga sentimeter ke arah kanan. Sementara, laporan lainnya menyebut Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-Belang dan Pelabuhan Majene, kondisinya baik dan tidak ada kerusakan.

Agus meminta jajarannya di lokasi bencana untuk tetap waspada terhadap gempa susulan yang masih terjadi sewaktu-waktu. Dia menginstruksikan jajarannya untuk terus melakukan pengawasan dan pengecekan adanya kerusakan pasca gempa bumi di pelabuhan.

Ditjen Perhubungan Laut juga telah membentuk Quick Response Team yang langsung diterjunkan ke lokasi bencana untuk membantu memberikan pertolongan kepada masyarakat yang menjadi korban gempa dan tsunami ini. Sejumlah kapal patroli diperbantukan.

“ Saya juga menginstruksikan agar UPT di sekitar wilayah bencana gempa tersebut untuk memberikan pertolongan sebagai bagian dari Quick Response Team Ditjen Perhubungan Laut,” ujar Agus.

Beri Komentar