Dream – Li Hua telah hidup selama 30 tahun dengan penyakit langka Bernama Toimun Ankylosing Apondylitis. Akibatnya, pria asal Tiongkok itu dijuluki " manusia terlipat" karena hidup dalam kondisi bungkuk bertahun-tahun.
Pada usia 18 tahun, Li awalnya mengalami radang sendi langka sehingga tak apat berdiri tegak. Ia tidak dapat makan maupun berjalan selama lebih dari 25 tahun.
Penyakit langka ini diduga disebabkan oleh salah satu gen tertentu bernama HLA-B27. Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit langka itu, terapi pengobatan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi rasa sakit dan kaku dari tubuh pengidapnya.
Terapi pengobatan itu juga melibatkan fisioterapi sebagai metode penyembuhan dan memberikan obat untuk pereda nyeri serta anti-inflamasi.
Sayangnya, Li yang tinggal di pedesaan tak mampu membayar biaya pengobatan. Sehingga, ibunya yang sudah lanjut usia, Tang Dongchen mendedikasikan hidupnya untuk merawat Li.
Tang mengatakan tidak akan menyerah untuk merawat anaknya. Sebagai seorang ibu yang melahirkan Li, ia berusaha sebaik mungkin untuk membuat kondisi tubuhnya dapat lebih baik.
“Saya tidak akan menyerah pada anak saya. Saya yang melahirkannya, jadi saya harus berusaha sebaik mungkin untuk menemukan cara untuk membuatnya lebih baik. Jika tidak, ketika saya meninggal nanti, siapa yang akan merawatnya?,” katanya, dilansir dari The Sun.
Baru pada 2020, Li dapat menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Universitas Shenzhen. Ia menjalani empat prosedur untuk mematahkan serta merekonstruksi tulang-tulangnya.
Dr. Tao Hurien sebagai dokter bedahnya memberi gambaran operasi yang dilakukannya itu seperti sedang mendaki Gunung Everest.
Berkat operasi tersebut, Li memiliki 20 pen di lehernya dan tidak bisa menggerakkannya agar dirinya dapat berdiri dengan tegak. Operasi itu juga membuatnya dapat melakukan banyak gerakan di tubuhnya setelah menjalani rehabilitasi pasca operasi.
Kini Li dapat berjalan dengan tongkat penyangga, pergi ke wastafel untuk menyikat gigi dan mencuci muka.
Li juga dapat memegang mangkuk dan makan seperti orang-orang pada umumnya serta duduk di meja makan.
Li merasa senang dapat tidur dengan posisi berbaring. Selama lebih dari 20 tahun, Li tak dapat tidur dengan posisi telentang.
“Saya sangat senang bisa tidur dengan posisi berbaring lagi. Saya tidak pernah tidur telentang selama lebih dari 20 tahun,” jelasnya.
Laporan: Nisya Aprilya
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?