Kisah Ibu Positif Covid-19 Yang Terpaksa Berjauhan Begitu Melahirkan Bayinya. (Foto: MStar)
Dream - Saat ini banyak keluarga yang terpaksa berpisah 'sementara' dengan orang tersayang karena terpaksa dirawat atau menjalani karantina akibat tertular Covid-19.
Seperti kisah mengharukan yang dibagikan oleh seorang perawat asal Malaysia bernama Shima melalui TikTok berikut ini.
Video itu mengisahkan seorang ibu yang sedang dikarantina terpaksa berpisah dengan bayi yang baru dilahirkannya gara-gara Covid-19.
Shima mengatakan, ibu dan bayinya sudah lebih dari seminggu terpisah setelah dinyatakan positif Covid-19 sebelum bersalin.
" Jika ada kasus ibu hamil yang positif sebelum melahirkan, mereka terpaksa bersalin melalui pembedahan Caesar. Si ibu tak akan bisa bertemu bayinya karena dikarantina.
" Biar pun memberikan ASI juga dilarang. Harus betul-betul 'clear' dari Covid-19, baru bisa menyusui," katanya.
Shima hanya bisa mengabarkan perkembangan bayi kepada si ibu karena dia paham bagaimana rasanya rindu dengan anak sendiri.

" Dari lahir belum sempat mencium, mendekap dan membelai bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan.
" Saat si ibu berkali-kali ucapkan terima kasih, saya merasa bahagia walaupun apa yang dilakukan itu tidak seberapa," kata Shima.
Shima juga menjelaskan, bayi yang baru lahir itu akan menjalani swab test sampai tiga kali untuk memastikan tidak tertular virus corona.
Bercerita lebih lanjut, Shima mengatakan sepanjang enam tahun bertugas sebagai perawat di ruang ICU bayi di Kuala Lumpur, dia tidak dapat menyembunyikan rasa sedih apabila menyaksikan beberapa kasus kematian ibu karena Covid-19.
" Ada beberapa kasus si ibu menghembuskan nafas terakhir karena Covid-19 namun bayi mereka 'survive'. Tak dapat membayangkan betapa sedihnya apabila bayi ini tidak dapat merasakan dekapan ibu kandung untuk selama-lamanya.
" Dalam kasus yang lain, ada juga orangtua yang terpisah dari bayi, dan biasanya mereka berasal dari keluarga yang susah. Saya ikut sedih dan coba membantu apa yang patut untuk bayi mereka," kata Shima.
Tak sangka kisahnya viral di media sosial, Shima mengatakan dia sekadar memperlihatkan situasi saat kasus penularan Covid-19 begitu mengkhawatirkan.
" Kami bekerja di ruang penanganan Covid harus melengkapi diri dengan APD. Kalau tujuh jam bekerja, maka tujuh jam juga kami harus memakainya.
" Panasnya tak usah disebut... namun yang membuat saya dan petugas lainnya bersemangat adalah niat ikhlas kami untuk merawat dan memulihkan kembali pasien agar sehat seperti sedia kala," pungkasnya.
Sumber: mStar
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
