Siswa SD Glak, Desa Hale (Foto: Liputan6.com)
Dream - Pagi itu menunjunjukkan pukul 06.oo WITA. Suara tawa riang belasan anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) Glak, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdengar saat berangkat sekolah dengan berjalan kaki menyusuri sepanjang dusun.
Mereka tertawa riang karena sudah bisa kembali ke sekolah usai sekolah menerapkan shift belajar. Berjalan kaki empat kilometer setiap hari sudah menjadi kebiasaan anak-anak Kampung Hale saat bersekolah.
" Bangunnya pukul lima, biasanya mandi habis langsung sarapan. Jam setengah enam atau jam enam sudah berangkat," ujar Veronika (9) siswa kelas 3 SDN Galak kepada florespedia, Jumat 28 Agustus 2020.
SDN Glak, berjarak sekitar 4 kilometer dari kampung Hale. Sehingga anak-anak tersebut harus berjalan pulang pergi setiap mereka sekolah.
Untuk mencapai sekolah tersebut, puluhan siswa dari Kampung Hale harus menyusuri hutan belukar dengan jalanan yang masih rusak parah. Meski begitu, para siswa tetap bersemangat untuk bersekolah.
Setelah lelah berjalan kaki, anak-anak ini pun terpaksa harus belajar di teras kelas, karena keterbatasan ruang kelas. Sekolah yang terletak di kaki gunung api Egon ini, hanya memiliki enam ruangan.
Lima ruangan dipakai sebagai ruang kelas, dan satu ruangan sebagai ruang guru. Jangankan kelas, perpustakaan saja tak dimiliki sekolah ini.
Ketika pemerintah mulai memberlakukan belajar daring, sekolah ini tidak bisa melaksanannya. Hal ini lantaran daerah tersebut belum mendapat jaringan telekomunikasi sama sekali. Pihak sekolah pun terpaksa memberlakukan sistem shift.
" Kalau tidak gunakan teras sebagai untuk KBM, maka anak-anak tidak bisa belajar," ungkap Susana Loran, Kepala Sekolah SDN Glak.
Di saat musim hujan, anak-anak yang belajar di luar ruangan, tidak bisa mengikuti pelajaran. Kadang, anak-anak terpaksa belajar di bawah pohon jika teras sekolah terkana panas matahari.
Kondisi sekolah SDN Glak ini menaruh simpati Stef Sumandi, anggota DPRD Sikka. Ia mengaku akan mendorong pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan sekolah.
Selain fasilitas sekolah, ia juga akan memperjuangkan beberapa persoalan di wilayah itu termasuk infrastruktur jalan dan jaringan telekomunikasi.
" Saya apresiasi kepada para guru, komite sekolah dan orangtua yang memutuskan untuk anak-anak bisa kembali sekolah dengan cara shift," ucapnya.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media