Tokoh Time (1): Kisah Tiga Tokoh Dunia

Reporter : Syahid Latif
Senin, 4 Mei 2015 20:36
Tokoh Time (1): Kisah Tiga Tokoh Dunia
Mengapa mereka didapuk menjadi tokoh berpengaruh dunia. Apa jasanya?

Dream - Tertegunlahlah para kepala negara itu. Mendengar tuan rumah berpidato lantang. Mereka terpekur. Meresapi makna kata demi kata yang terlontar tajam dan ringkas. Tepuk tangan membahana. Bergemuruh di setiap penghujung kalimat.

“ Dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakadilan. Kesenjangan. Dan kekerasan global,” katanya yang disahut gemuruh tepuk tangan.

Sesudah Soekarno, presiden pertama kita, barangkali Joko Widodo lah presiden Indonesia yang juga menghentak dunia. Pada pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika di Bandung, 22 April 2015 itu, Jokowi tidak saja menyoroti dunia yang kian tak adil, tapi juga soal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak “ bergigi.” Melempen di tengah bara konflik yang meletus di sejumlah negara.

Jokowi juga menyebutkan bahwa kemerdekaan Palestina merupakan utang terbesar dunia pada zaman modern ini. Itu sebabnya, dia mengagas deklarasi demi mendukung kemerdekaan negeri yang dikurung Israel semenjak 1948 itu. Gagasan itu didukung banyak negara.

Di podium Jokowi memang tidak menggebu-gebu. Intonasi juga tak menggelegar seperti pidato Presiden Soekarno dalam KAA tahun 1955. Namun pidato Jokowi itu mampu “ membakar” semangat 21 kepala negara Asia-Afrika yang hadir dalam forum itu. Pidato itu disanjung banyak orang. Kawan dan lawan politiknya di dalam negeri.

Jokowi juga menegaskan bahwa tata ekonomi global saat ini sudahlah usang. Dunia, kata dia, butuh pimpinan global kolektif yang dijalankan secara adi dan bertanggung jawab. Bukan saatnya lagi ekonomi didikte sejumlah lembaga keuangan internasional.

“ Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang sedang bangkit, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di muka bumi, sebagai negara demokrasi terbesar ke ketiga di dunia siap memainkan peran global sebagai kekuatan positif bagi perdamaian dan kesejahteraan,” ujarnya.

Panggung dari Bandung itu, sontak  melambungkan kembali nama Jokowi yang sempat pudar karena berbagai masalah dalam pemerintahannya. Isi pidatonya menjadi topik berbagai media besar. Di dalam dan luar negeri. Pidato itu seolah menegaskan posisinya sebagai salah satu dari 100 tokoh paling berpengaruh dunia yang dilansir Majalah Time.

Pada April lalu, beberapa hari sebelum pidato itu, majalah beken asal Amerika Serikat itu menempatkan Jokowi sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia untuk kategori pemimpin.

“ Sejak terpilih sebagai Presiden Indonesia tahun lalu, Joko Widodo telah membawa energi muda dan sentuhan populer bagi bangsanya yang besar dan beragam. Negara dengan jumlah populasi paling besar ke empat dan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia,” demikian tulis mantan Duta Besar AS untuk Indonesia, Paul Wolfowitz, pada Majalah Time.

Sebelumnya, Majalah Time juga menjadikan Jokowi sebagai cover. Judul “ A New Hope” ditulis besar-besar dalam edisi yang diterbitkan usai kemenangan Jokowi dalam Pemilihan Umum 9 Juli 2014. Dan kini, Time kembali memberikan tempat terhormat untuk Jokowi dalam daftar tokoh paling berpengaruh di dunia. Jokowi dianggap sebagai contoh sukses demokrasi di negara yang mayoritas warganya adalah muslim.

***

Jokowi yang dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh dunia itu bukanlah presiden keturunan ningrat. Tak ada pula darah biru mengalir dalam tubuhnya. Jokowi datang dari kalangan jelata. Keluarga susah dari bantaran kali di Surakarta.

Lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi 53 tahun silam, Jokowi sudah harus membanting tulang sejak belia. Berkat keuletan, dia mampu mencecap pendidikan hingga bangku kuliah dan merintis usaha mebel hingga sukses.

Kiprah politik Jokowi bermula pada 2005. Saat itu, setelah sukses berbisnis, kader PDI Perjuangan ini dicalonkan sebagai Walikota Solo. Dipasangkan dengan F.X. Hadi Rudyatmo. Jokowi menang dengan perolehan 36,62 persen suara. Dia kembali terpilih untuk periode ke dua dalam pemilihan 2010. Dia meraup suara yang sungguh fantastis, 90,09 persen.

Menjabat sebagai Walikota Solo, dia menorehkan banyak prestasi. Jokowi me-rebranding Solo sebagai kota budaya dan kota batik. Dia juga dikenal sebagai pemimpin yang manusiawi. Salah satunya karena berhasil merelokasi pedagang kaki lima dengan damai. Bahkan proses relokasi itu dilakukan dengan arak-arakan.

Cara Jokowi memimpin Solo membetot perhatian media massa. Sejak itulah dia masuk pentas nasional. Jokowi juga menjadi walikota nomor tiga terbaik dunia versi The City Mayors Foundation.

Pada 2012, Jokowi ditunjuk PDI Perjuangan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Dia dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mereka dilantik sebagai pemimpin Ibukota setelah bertarung dua putaran.

Memimpin Jakarta, nama Jokowi semakin moncer. Elektabilitas pria berperawakan langsing ini tak tertandingi. PDI Perjuangan akhirnya mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden pada 14 Maret 2014. Dia disandingkan dengan politisi senior Golkar, Jusuf Kalla. Pasangan ini memenangkan pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014.

Perjalanan itu menempatkan Jokowi sebagai presiden pertama Indonesia yang seluruh karir politiknya dibesarkan dalam era reformasi. Tangga karirnya ditentukan rakyat. Dipilih menjadi Walikota. Menjadi Gubernur. Dan kini menjadi Presiden. Para pendukung menyebutnya sebagai pemimpin yang lahir dari rahim rakyat.

***

Jokowi bukanlah satu-satunya pemimpin  muslim yang masuk dalam daftar paling berpengaruh di Majalah Time. Selain Jokowi, masih ada pula Muhammadu Bahari. Presiden terpilih Nigeria yang akan dilantik pada akhir bulan ini.

Pria 72 tahun ini baru saja mencetak sejarah di negaranya. Dia menjadi orang pertama yang mampu mengalahkan incumbent melalui kotak suara. Tanpa pertumpahan darah. Pemilu itu menjadi peralihan kekuasaan paling damai yang pernah terjadi di negeri yang dahulu sangat karib dengan kudeta militer itu.

Tak mudah bagi Buhari untuk duduk di singgasana presiden Nigeria. Pria yang pernah berkuasa di Nigeria pada tahun 1983-1985 ini menelan kegagalan dalam tiga pemilu sebelumnya. Yaitu tahun 2003, 2007, dan 2011. Namun kini, dia berhasil memikat hati 15,4 juta pemilih Nigeria. Mengalahkan sang petahana, Goodluck Jonatan yang hanya mampu meraih 12,8 juta pemilih.

Dalam pidato kemenangannya, tak secuil pun senyum dia sunggingkan. Sebab Buhari sadar, perjuangan sesungguhnya baru saja dimulai. Sejak kemenangannya diumumkan. Dia harus memerangi korupsi yang menjadi wabah endemik di negara itu. Selain itu, dia harus memerangi kelompok Boko Haram yang menjadi ancaman bagi rakyat. Itulah dua masalah utama yang menjadi janjinya selama proses pemilihan presiden.

Pemimpin muslim lain yang masuk daftar 100 tokoh berpengaruh dunia adalah Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz. Pria 80 tahun ini dianggap berperan penting dalam membangun masa depan Arab Saudi. Dia dinilai telah berhasil membangun Riyadh menjadi kota modern.

Raja Jordania, Abdullah II ibn Al Hussein, bahkan menyebut Raja Salman menjadi pemimpin yang berjasa memelihara keyakinan kaum muslim. Tak hanya di Saudi. Jasa Raja Salman juga dirasakan oleh negara-negara muslim di jazirah Arab dan juga dunia.

Jokowi, Muhammadu Buhari, dan Raja Salman bin Abdul Aziz adalah pemimpin, yang disebut sejumlah media, sebagai tokoh paling berpengaruh. Bukan saja untuk bangsanya, tapi juga dunia internasional.

Beri Komentar