Ilustrasi Berdoa (Shutterstock.com)
Dream – Sebagai seorang muslim, sudah semestinya memiliki sifat tawadhu. Sifat ini membuat seseorang selalu tenang dalam menjalani kehidupannya. Tawadhu adalah sifat atau watak manusia yang rendah hati dan tidak sombong.
Ibnu Hajar berkata, “ Tawadhu adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341)
Tawadhu mengajarkan kita untuk senantiasa berlaku sopan dan santun terhadap sesama. Memiliki adab dan etika yang baik baik terhadap yang lebih tua maupun yang muda. Sifat ini pula akan membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam setiap keputusannya.
Meskipun begitu, tak semua orang mampu mempraktekkan sifat tawadhu. Seperti yang dikatakan oleh Syeikh Ibnu Athaillah, “ Orang yang tawadhu itu bukan ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih tinggi dari yang dilakukannya. Namun, orang yang tawadhu itu ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih rendah dari yang dilakukannya."
Tawadhu dalam pengertian yang lebih sederhana adalah bersikap rendah hati. Namun, bukan berarti merendahkan diri sendiri. Tawadhu dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang percaya diri namun tidak merasa diri kita lebih baik dari orang lain sekalipun memiliki banyak kelebihan.
Allah SWT berfirman, “ Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqon ayat 63)
Seseorang yang memiliki sifat Tawadhu senantiasa dipenuhi oleh kebajikan dalam hatinya. Sifat ini tak hanya membuat seseorang merasa selalu dicintai oleh sesama, namun juga disukai oleh Allah SWT.
Tawadhu adalah salah satu sifat yang dianjurkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat ini menjadi kebalikan dari sifat takabur atau sombong.
Menurut Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah wal Mudhaharah wal Muwazarah tanda-tanda orang yang memiliki sifat tawadhu ialah sebagai berikut:
Takabur adalah salah satu sifat yang sangat dibenci Allah SWT. Takabur merupakan perasaan sombong dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Seseorang yang memiliki sifat takabur membuatnya selalu ingin tampil hebat, serta memandang rendah orang selain dirinya.
Allah SWT pernah berfirman, “ Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (QS. An-Nahl: 23)
Rasulullah SAW juga pernah memberikan peringatan untuk menjauhi sifat takabur. " Dari Abdullah bin Mas’ud bin Malik dari Rasulullah SAW beliau bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (sombong) walaupun hanya seberat atom yang sangat halus sekalipun." (H.R Muslim).
Betapa sifat takabur harus dihindarkan dalam kehidupan dan mencoba untuk selalu bersifat Tawadhu.
Tawadhu merupakan akhlak terpuji yang sangat dicintai oleh Allah. Selain itu, setiap muslim yang memiliki sikap tawadhu maka derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sedangkan, orang yang mempunyai sifat sombong akan dihinakan oleh Allah.
Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda: " Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah SWT akan mengangkat derajatnya." (HR Imam Muslim)
Orang yang memiliki sifat Tawadhu atau rendah hati tentunya akan lebih disukai oleh sesama manusia. Karena ia tidak pernah merendahkan kehidupan orang lain. Meskipun memang memiliki kelebihan.
Rasulullah SAW bersabda, “ Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat Tawadhu. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim)
(Diambil dari berbagai sumber)
Tawadhu adalah sikap yang perlu ditanamkan sejak dini. Tak hanya bagi umat Islam, sikap yang mulia ini sebaiknya juga diajarkan kepada semua umat manusia. Keberadaan sikap tawadhu membuat hubungan sosial menjadi lebih terjalin dengan baik. Kesombongan dan keangkuhan adalah sikap yang tidak disukai banyak orang. Dengan menerapkan sikap tawadhu, kamu akan lebih disukai banyak orang.
Berikut beberapa dalil Al-Quran tentang perintah untuk bersikap tawadhu. Umat Islam perlu memahami perintah Tuhan yang satu ini.
Dalil yang pertama adalah tawadhu di hadapan orang tua berdasarkan Surat Al-Isra’ ayat 24:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “ Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
Sesama Muslim harus menerapkan sikap tawadhu demi memperkuat persatuan dan sialturahmi. Ditegaskan dalam Surat Asy-Syu’ara' ayat 215 tentang perintah tawadhu di hadapan sesama Muslim.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَۚ
Artinya: " dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu."
Islam mengajarkan pemeluknya untuk tawadhu dalam berpenampilan dan berjalan di muka bumi ini. Segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, maka tidak ada satu pun hal yang bisa dibanggakan oleh manusia. Sikap sederhana sangat ditekankan dalam Islam, bahkan Rasulullah SAW pun merupakan sosok yang menerapkan hidup sangat sederhana. Kita sebagai umat beliau, tidak pantas untuk bermewah-mewahan dan sombong dalam menjalani hidup.
Disebutkan dalam Surat Luqman ayat 19:
وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ
Artinya: " Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Sifat tawadhu ini bisa kita contoh dari Nabi Muhammad saw. Di mana suatu hari beliau memberi salam kepada anak kecil. Di mana anak kecil sendiri kedudukannya lebih rendah dari beliau. Kemudian Anas berkata:
" Sungguh Nabi saw biasa berkunjung ke orang-orang Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak kecil mereka dan mengusap kepada mereka." (HR. Ibnu Hibban)
Tak hanya itu saja. Sifat tawadhu lainnya yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw adalah saat membantu sang istri. Selain itu, ketika sendal atau bajunya sobek, beliau memperbaikinya sendiri. Padahal beliau memiliki istri, namun beliau merasa mampu untuk melakukannya. Sehingga, hal tersebut beliau lakukan sendiri.
Hal-hal itu beliau lakukan di balik kesibukan beliau dalam berdakwah agama Islam serta mengurus umatnya. Hal ini pun dijelaskan dalam sebuah hadis. Urwah bertanya kepada Aisyah:
" Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah saw tatkala bersamamu?"
Aisyah menjawab:
" Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sendalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan